🦄27

4.3K 146 11
                                    

APA?!!

Nama perempuan itu Aura.
"Maaf, kalau boleh tahu nama panjangnya siapa?" tanyaku.
"Saya kurang tahu nama panjangnya, tapi biasanya dia dipanggil Aura Madison." balas suster itu.

God!!

Bagaimana bisa??

Tidak tahu lagi bagaimana rasanya ketika mendengar itu. Rasa penasaran, rasa senang, rasa terkejut menjadi satu.

"Emm..., dia kenapa disini?" tanyaku lagi.
"Dia bekerja di sini." balas suster itu.
"Bekerja? Kau tahu dia tinggal di mana?" tanyaku. Memang aku bisa dikatakan banyak bertanya, tapi memang aku harus bertanya mengenai hal ini.

"Biar saya jelaskan, namanya Aura Madison, umurnya kalau tidak salah 19 tahun. Dia tinggal di flat daerah sini, tidak jauh dengan rumah sakit. Flatnya di samping supermarket. Saya mencoba bertanya keluarganya di mana, tapi dia menjawab tidak tahu. Lalu saya menanyakan ke dokter, ternyata ia kehilangan sedikit ingatannya akibat penyakit yang ia punya." jelas suster itu.

Tidak tahu, sekarang aku benar benar merasa senang.

"Apakah dokter dokter di sini tidak mengetahui keluarganya." tanyaku lagi.

"Dokter di sini tidak tahu keluarganya, tapi ada satu dokter yang tahu keluarganya. Tapi dokter bilang keluarganya sudah kehilangan satu anak perempuan yang bernama Aura juga. Jadi kami disini yakin, bahwa Aura Madison ini bukan anak keluarga yang dokter maksud." sambung suster itu.

"Baiklah, jam kerjanya dari kapan?" tanyaku.
"Dari jam delapan pagi sampai jam tiga sore." balas suster itu.
"Baiklah, terimakasih atas semuanya. Maaf merepotkan." ucapku.
Ia tersenyum "Tidak apa, kami siap melayani."

Aku pun langsung menuju flat yang dikatakan suster itu tadi.

Di sampaing supermarket tepat ada flat. Berarti ini benar tempat Aura tinggal.

Aku pun mencoba mengetuk pintunya.

Tok...tok...tok...

"Tunggu sebentar." jawab orang yang berada di dalam.

God! Aku sangat merindukan suara ini. Apakah Aura masih mengingat aku, kakaknya? Kata suster itu, Aura kehilangan sebagian ingatanya, berarti ada kemungkinan Aura masih mengingatku.

Ceklek..

Pintu itu terbuka dan muncul seorang perempuan yang sangat aku rindukan.

Dia menampakkan ekspresi terkejut. Heyy!! Ada apa denganku?

"Kak Zayn?" ucapnya.

Apa aku tidak salah dengar? Dia memanggil namaku! Apa aku bermimpi.

Aku langsung memeluknya. Adikku, adikku kembali.
"Kau Aura, benar benar Aura kan. Aku tidak bermimpi kan. Kau Aura adik dari One Direction?!!" ucapku sambil menangis. Tak tahu lagi seberapa bahagianya aku.

"Iya, benar, aku Aura." balasnya.
"Kenapa kau tidak pulang, kenapa malah tinggal di flat ini?" tanyaku.
"Aura tidak mengingat alamat rumah, di sini Aura tidak mengenal siapapun. Mau menelepon, tapi Aura tidak sama sekali ingat." jelas Aura.
"Yasudah tak apa. Aku sangat bahagia kau kembali. Kami merindukanmu." ucapku.
"Sebaiknya kak Zayn masuk dulu." ajaknya. Aku mengangguk.

Di dalam flat Aura tidak terlalu banyak barang. Bisa dikatakan sangat sederhana.

"Baiklah, maksud Kak Zayn apa?" tanya Aura.
Seakan mengerti dengan pertanyaan Aura, aku pun menjawabnya.

"Kau sempat koma 5 hari gara gara perempuan bodoh itu. Hari ke 5 tepatnya, dokter menyatakan kau tidak selamat. Mom, dad serta kakak kakamu sangat terpukul akan kepergianmu saat itu, sampai sampai kak Lou sakit. Lalu kak Liam mencoba menyemangati kak Lou, akhirnya berhasil. Kami pun berangkat ke Eropa besoknya untuk melakukan konser. Apakah kau masih ingat?" jelasku.

"Aura masih ingat. Apakah konsernya berjalan dengan lancar?" tanya Aura.
"Sangat!! Penonton yang datang pun lebih banyak dari biasanya." ucapku.
"Syukurlah."

"Lalu, sekitar 3 hari di Eropa, dad meneleponku bahwa mom koma di rumah sakit." ucapku.
"Apa, mom koma? Lalu bagaimana keadaannya sekarang?" tanya Aura.
"Syukurlah, sudah mulai membaik." Aura mengangguk.

"Setelah itu, kami langsung kembali ke London hari itu juga. Lalu tak sampai 2 hari, pada saat kami ingin makan siang di mall, karena si blonde itu sudah kelapa-." ucapanku terpotong.

"Kak Niall kelaparan, memang dia kan perut karet." ucap Aura tertawa.
Ya tuhan, aku sangat merindukan tawanya.

"Ya begitulah. Pada saat kami berjalan di koridor rumah sakit, aku melihatmu yang sedang berjalan berlawanan arah dengan kami. Aku terkejut akan hal itu, karena dia mirip sekali dengan kau. Tapi aku segera membuang jauh jauh pikiran itu. Mana mungkin orang yang sudah tiada bisa hidup kembali. Lalu kami menuju ke mall dan makan, selama di mall, aku terus memikirkan kejadian yang tadi. Sehabis makan kami langsung kembali lagi ke rumah sakit. Kami kembali melewati koridor, dan aku kembali melihatmu di tempat administrasi. Dengan rasa penasaran aku pun mengejarmu kembali ke tempat administrasi dengan alasan yang ku beri pada boys adalah 'ada urusan sebentar'. Lalu aku menyusulmu, ternyata kau sudah tidak ada di sana, aku pun bertanya tanya dengan suster yang berada di tempat administrasi. Sampailah aku disini sekarang. Aku sangat bahagia." jelasku panjang lebar.

"Aura juga sangat senang bisa bertemu kembali dengan kalian. Tapi, siapa yang kemarin dokter katakan tiada?" tanya Aura.

"Entahlah, aku juga masih bingung." balasku.
"Yasudah, sekarang kau siapkan barangmu. Kita ke rumah sakit, sekalian kau mengundurkan diri dari pekerjaanmu itu, dan pulang ke rumah dengan kami." ucapku lagi. Ia mengangguk.

Aura pun masuk ke dalam kamarnya. Mungkin sedang mempersiapkan barangnya.

Tak lama, ia keluar dengan satu koper besar.
"Sudah semuanya?" tanyaku.
"Sepertinya sudah." balasnya.
"Ayo." ajakku. Dia mengangguk.

Kami pun langsung masuk ke mobil dan kembali ke rumah sakit. Aku tidak tahu, apakah mom, dad dan boys akan percaya semua ini. Bahkan aku saja belum percaya sampai saat ini.

*Aura POV again
Seberapa terkejutnya aku saat mengetahui semuanya. Mungkin dokter itu salah memberitahu. Tapi tak apa, aku sangat bahagia sekarang, karena aku sudah kembali menemukan keluargaku.

Sampai di rumah sakit, aku langsung turun dari mobil. Lalu Zayn menggandengku untuk masuk ke dalam.

Untuk penyakitku. Sebenarnya masih sama, tapi sudah mulai sembuh. Aku berharap agar penyakit ini segera kabur dari tubuhku.

Aku dan Zayn sudah sampai di depan pintu kamar pasien yang dirawat. Aku senang sekali bisa bertemu mom dan dad. Tentunya juga boys.

"Kau tunggu dulu di luar, setelah aku panggil baru masuk." ucap Zayn.
"Baiklah." balasku.

Zayn pun langsung masuk ke dalam. Sedangkan aku menunggu di luar.

*Louis POV
Kenapa Zayn lama sekali, padahal ia bilang urusannya sebentar saja.

Ceklek...

Tiba tiba pintu terbuka dan menunjukkan seseorang yang bernama Zayn Malik.

"Dari mana saja kau, Zayn?" tanyaku.
"Ada urusan." balasnya.
"Yasudah, kita pulang yuk..., besok kita akan kembali ber sekolah." ucap Louis.
"Tunggu...., tunggu dulu, aku membawa seseorang ke sini. Kalian harus melihatnya, dan semoga saja kalian percaya akan hal ini." ucap Zayn.

Aku mengerutkan dahiku. Apa yang dimaksud oleh Zayn? Zayn pun keluar, lalu masuk dengan membawa seorang perempuan.

"Kau ambil gadis siapa, Zayn?" tanya Liam. Tidak di balas oleh Zayn, dia hanya tersenyum yang tidak dapat di artikan.
"Iya Zayn, kau bawa siapa?" tanya dad

Perempuan itu langsung mengangkat kepalanya. Betapa terkejutnya aku, saat mengetahui perempuan itu.

Tidak, ini pasti mimpi!!

"AURA!!" teriak kami dan juga dad.

~~~~
Hallo....
Gimana, gak keduga kan😂
Vote dan komen. Kalian mau lanjut atau beberapa part lagi baru end :))
Makasihh❤❤

POSSESSIVE FAMILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang