🦄72

2.1K 93 5
                                    

Selesai sarapan kami kembali ke kamar masing masing. Ini pukul 09.45 am. Mungkin nanti siang mom dan dad akan ajak jalan jalan.

Aku kembali ke kamar bersama Liam. Sampai kamar, aku mengambil kado untuk Niall. Mungkin ini waktu yang tepat untuk kasih ke dia.

Mungkin isi kadonya tidak seberapa, tapi arti dari kado ini yang membuat luar biasa.

Saat sarapan tadi, aku sudah menyuruh Niall untuk ke pantai. Tempat dimana pesta ulang tahun Niall dilaksanakan. Dan mungkin, Niall sudah ada di sana.

"Kak Liam. Aura ke pantai ya, mau kasih kado kak Niall." ucapku kepada Liam yang sedang sibuk dengan macbooknya.

"Iya, hati hati." balas Liam, aku mengangguk.

Setelah itu, aku segera turun ke bawah. Dalam hati aku berharap, semoga saja Niall suka kado yang aku kasih. Walau hanya sepasang sepatu.

Sampai di pantai, aku melihat Niall yang sedang berdiri di tepi pantai sambil memainkan ponselnya.

Aku menghampirinya, "Hi kak Niall!" sapaku.

"Aura? Bikin kaget saja, huh!" ucap Niall. Aku terkekeh.
"Oh iya? Ada apa kau menyuruhku ke sini?" tanya Niall.

Aku memperlihatkan kado itu ke depan wajah Niall.
"Kau mengasihku kado?" tanya Niall lagi.

Dasar banyak tanya, huh!

"Iyalah, kalau tidak mau yasudah." ucapku sambil menarik kado itu dari hadapan Niall.

"Eiitt, jangan. Kakak tentu mau." sambar Niall. Huftt...

Lalu dia mengambil kado itu dari tanganku.
"Di terima ya? Maaf, Aura hanya bisa kasih itu untuk kak Niall. Semoga suka." ucapku.
"Hey, apa maksudmu? Kakak pasti suka, apapun itu." balas Niall. Aku tersenyum.

Aku menarik Niall ke arah gazebo yang terdapat di pantai ini.
"Ayo buka!" perintahku.

Niall terkekeh, lalu membuka kadonya. Dan Lihatlah ekspresinya.
"Woah! Kau membelikan sepatu ini untukku?" tanyanya.

Aku mengangguk, "Tidak suka ya?" tanyaku ragu.
"Apa yang kau katakan? Tentu aku sangat suka! Ini sepatu impianku." ucap Niall girang.

Aku tersenyum, "Syukurlah kalau kak Niall suka." ucapku.
"Terimakasih baby." ucapnya lalu memelukku.
"Sama sama."

Setelah membuka kado, kami langsung kembali ke kamar masing masing. Entah ada apa, hari ini aku merasa lemas sekali.

Sampai di kamar, aku melihat Liam yang masing memainkan macbooknya setelah membukakan pintu untuku.

Aku naik ke kasur, dan menyalakan televisi. Aku merasakan pusing yang begitu hebat. Aneh, ini terjadi dengan tiba tiba. Dan juga, biasanya tidak sesakit ini.

Aku mencoba menahan rasa sakit yang ada di kepalaku ini. Supaya Liam tidak mengetahui ini. Aku tidak mau membuat semua orang khawatir.

Aku sudah tidak tahan lagi, jadi aku memutuskan untuk tidur sebentar. Siapa tahu, sakitnya akan hilang setelah bangun nanti.

*Liam POV
Aku masih sibuk dengan macbookku, kalian tahu rasanya mengerjakan tugas itu seperti apa? Itulah yang aku rasakan saat ini.

Aku kira, liburan ini bebas dengan tugas. Ternyata tidak! Pasti saat ini Louis mengerjakan tugas juga.

Saat Aura kembali dari pantai. Ia langsung naik ke kasur sambil menonton tv. Tak lama, dia tidur.

Ada apa dengannya?

Ah, mungkin dia hanya lelah. Ini pukul 10.14 am. Sebentar lagi mom akan mengajak kami jalan jalan.

Apakah aku harus membangunkan Aura sekarang? Tapi dia baru saja terlelap.

Sebaiknya aku bersiap terlebih dahulu. Setelah aku siap, baru membangunkan Aura.

Aku mengambil bajuku di dalam lemari. Lalu menggantinya di kamar mandi. Hanya jeans hitam dan kaos putih ber motif entahlah.

Setelah siap, aku segera membangunkan Aura.
"Sayang, ayo bangun!" ucapku sambil mengelus pipinya.

Tidak ada respon?

Aku mencoba sekali lagi, "Aura, wakeup." ucapku sambil mengguncang tubuhnya.

Hasilnya sama. Tidak ada respon. Aku mulai khawatir, ada apa ini?

Aku langsung menelfon mom.

"Hallo mom."

"Liam? Ada apa telpon mom? Oh iya, sekarang kamu siap siap ya, bilang sama Aur-"

"Mom, sekarang cepat ke kamar Liam. Aura tidak sadarkan diri."

"Apa?! Baiklah."

Tut...tut..

Sambungan telepon terputus. Aku terus mencoba untuk membangunkan Aura, tapi hasilnya nihil.

Tak lama, ada suara ketokan pintu dari luar. Aku segera membukakan pintunya. Ternyata mom, dad dan boys.

"Apa yang terjadi?" tanya dad.
"Tidak tahu dad. Sebelum Aura tak sadarkan diri, dia tidur terlebih dahulu. Saat Liam ingin bangunkan, tidak bangu." jelasku.

Dengan sigap, dad menggendong Aura ala bridal style. Entahlah di sini dad ada kenalan dokter atau tidak. Semoga saja ada.

Bodyguard dad sudah menyiapkan mobil, jadi tinggal berangkat saja. Kali ini dad yang membawa mobilnya sendiri.

Kami selalu siap sedia. Harus selalu ada bodyguard.

Sungguh, aku sangat khawatir dengan Aura. Bagaimana penyakitnya kembali kambuh? Ah, tidak tidak!

Tak lama, kami sampai di rumah sakit entahlah apa namanya. Segera Harry menggendong Aura masuk ke dalam, beberapa suster membantu Harry. Dan sekarang, Aura di bawa masuk ke dalam UGD.

*Louis POV
Sungguh....

Kepalaku sangat sakit, akibat memikirkan Aura. Aku sangat khawatir! Ada apa dengannya? Apakah penyakitnya kambuh lagi?

Semoga Aura baik baik saja.

Aku menghampiri Liam, "Apa yang sebenarnya terjadi?" tanyaku.

"Aku pun tidak tahu. Aura, sehabis kembali dari pantai untuk memberikan kado Niall. Dia langsung naik ke kasur dan menonton tv, tanpa berucap apapun. Saat itu aku sibuk dengan tugas yang diberikan miss Sara. Tak lama, Aura tertidur. Saat aku bangunkan, dia tidak bangun." jelas Liam.

Tidak masuk akal? Aura hanya tidur? Tapi, kenapa tidak bangun?

"Dia ada mengeluh?" tanyaku. Liam menggeleng.

Huh.., sudahlah. Aku hanya bisa berdoa saja.

Liam sibuk dengan tugasnya, sama denganku. Miss Sara, kepala sekolah memberikan tugas begitu banyak. Sehingga tidak bisa lagi mengawasi Aura.

Tak lama, dokter keluar. Dad langsung menghampiri dokter yang aku tidak ketahui namanya.

Eitt..., aku tahun namanya sekarang. Dokter Willy. Dari nametagnya begitu. Cukup bagus namanya.

Dasar bodoh! Mengapa aku malah menilai nama orang?

Aku, mom, dan boys ikut bergabung.

Sungguh! Aku tidak paham apa yang dokter itu katakan. Bahasa apa yang dokter itu pakai?

Aku menyenggol lengan Harry, "Apa kau paham apa yang dikatakan dokter itu?" tanyaku.

Harry menggeleng, "Tidak. Lagipula aku tidak tahu bahasa apa yang dokter itu pakai." balas Harry.

Huft....

Aku penasaran, apa yang dikatakan dokter Willy. Apa yang terjadi dengan Aura?

~~~~
Halloo
I'm author wkwk...

Maaf banget ya, baru bisa up. Lama yaa?
Jangan lupa vote dan komen
Jelas aja kan ya ceritanya?

Terimakasih❤

POSSESSIVE FAMILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang