🦄24

4.3K 125 4
                                    

Sekarang kami sudah berada di backstage. 5 menit lagi kami akan naik ke stage.

"Ayo boys, sekarang waktunya kalian naik ke panggung." ucap Paul. Kami mengangguk.

Tiba saatnya kami harus naik ke stage. Walaupun kami sudah sering menaiki stage, tetap saja kami nervous.

Kami pun menuju ke stage. Sebelum itu melakukan kompakkan yang sering kami adakan sebelum naik ke stage.

lalu kami berdiri di posisi awal. Sudah banyak teriakan dari luar sana yang kami dengar.

Tentunya hal itu membuat kami semakin nervous. Akhirnya konser pun dimulai. Kami menyanyi dengan senang hati, sambil di ikuti oleh penonton.

***
Tak terasa, akhirnya konser pun telah berakhir. Kami sangat senang, kagum, karena konser kali ini lebih banyak penonton yang datang daripada sebelumnya. Thanks good!

Kami beristirahat sebentar di backstage, sekaligus mengganti baju kami.

Setelah menurut kami cukup untuk beristirahat di backstage, kami langsung bergegas untuk menuju hotel.

Di perjalanan, menurut kami jauh, mungkin dari hotel ke lokasi konser menempuh waktu satu setengah jam.

Di mobil, kami semua langsung tidur karena kami sangat amat lelah habis konser tadi. Untung saja besok day off.

Tak terasa, akhirnya sampai juga di hotel. Yaiyalah gak terasa, kami tidur.

Kami langsung menuju kamar. Sampai di kamar, kami bersih bersih terlebih dahulu, setelah semuanya beres, kami tidur.

"Good night, boys." ucap Liam.
"Too." balas kami.

***
"Zayn, kau ini!!" gerutku.

Bagaimana tidak kesal. Pagi pagi sudah menggangu sarapanku, mana tadi dia mengambil pancakeku. Menyebalkan.

"Maaf Lou, aku sangat lapar." ucap Zayn sambil terkekeh.
"Kau bisa ambil sendiri." ucapku tak mau kalah.
"Sudahlah kak Lou, relakan saja rotimu dimakan adikmu." timpa Liam
"Iya, tap-." ucapanku terhenti karena ponsel Zayn berbunyi.

*Zayn POV
Aku sedang perang argumen dengan kakakku. Tiba tiba ponselku berbunyi. Aku langsung mengambilnya dari saku celanaku.

Dad?
Dad yang meneleponku.

"Hallo."

"......."

"Baik, kami sedang sarapan."

"......."

"Kira kira 2 atau 3 hari lagi, kenapa?"

"......."

"Apa?! Bagaimana bisa, lalu bagaimana keadaannya sekarang?"

Lou yang mendengarku berteriak, langsung menatapku bingung.

"......."

"Tapi bagaimana, acara kami belum selesai, tinggal 2 agenda lagi."

"......."

"Baiklah, nanti Zayn coba bilang sama Paul."

"......."

"Tak apa, sampai jumpa."

Aku pun mengakhirinya. Bagaimana bisa? Mom punya penyakit apa hingga koma?

Lou langsung menepuk pundakku, hingga aku dibuatnya terkejut.
"Ada apa, Zayn? Siapa yang menelepon sampai kau melamun?" tanya Louis.
"Iya Zayn, ada apa?" sambung Liam.
"Mom!" ucapku.
"Ada apa dengan mom? Zayn bicaralah dengan jelas, jangan membuat kami panik!!" ucap Louis tajam.

Aku menarik nafasku, lalu menghembuskannya.
"Mom masuk rumah sakit, mom koma." ucapku tenang. Walaupun tenang, dalam hatiku aku tidak bisa tenang.

"Apa? Bagaimana bisa?" tanya Niall heran.
"Entahlah, tadi dad meneleponku hanya memberitahu mom masuk rumah sakit dan koma. Dad tidak menjelaskan dengan sepenuhnya. Lalu dad meminta kita pulang." jelasku.
"Tapi agenda kita tinggal 2 lagi." ucap Harry.
"Kita bicara saja terlebih dahulu dengan Paul, bagaimana?" ajakku. Mereka mengangguk.

Liam langsung mengeluarkan ponselnya untuk skype dengan Paul.

-Skype on the phone-

"Hallo boys, ada apa?"

"Begini, kami ingin meminta izin pulang."

"Kenapa, agenda kalian masih tersisa dua."

"Tadi dad menelepon kami, bahwa mom koma di rumah sakit. Dad meminta kami pulang."

"Baiklah, tak apa kalau kalian pulang. Artinya untuk acara makan malam dan meet dengan fans kalian di tunda dulu, mungkin lain kali saja."

"Iya, itu tidak apa. Kami sangat khawatir dengan keadaan mom di London."

"Kapan kalian akan pulang?"

"Kami ingin sekarang, tapi kami belum menemukan tiketnya."

"Kalian naik pesawat pribadi saja, biar aku yang mengurusnya. Kalian bereskan baju baju kalian dulu, nanti aku akan jemput kalian ke hotel."

"Baiklah, terimakasih Paul."

"Tak apa."

-Skype off the phone.

Kami segera menyelesaikan sarapan kami, lalu menuju ke kamar untuk packing baju kami kembali.

Kami sedang packing baju. Lalu, tiba tiba ponsel Harry berbunyi. Dia mengangkatnya lalu pergi menjauh dari kami.

Tak lama, Harry kembali lagi.
"Boys, Paul sudah di parkiran. Soal pesawat, semua sudah beres." ucap Harry.

Aku langsung mengunci koperku, lalu keluar.
"Tidak ada yang ketinggalan kan?" tanya Liam.
"Sepertinya tidak ada." jawabku.
"Baiklah, ayo."

Kami turun ke bawah dan langsung menemui Paul.

~~~~
Hailoo...
Syukurnya bisa up =)
Gimana ceritanya?
Vote dan komen yaa....

Kalo ada yang kurang, kasih tau ya :))
Makasihh❤💛🌸

POSSESSIVE FAMILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang