🦄6

12.4K 376 5
                                    

Pagi.

Aku terbangun dari tidurku, karena alarm yang mengganguku. Aku melihat jam yang ada di meja, jam 8.40am. Aku langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhku.

Setelah mandi, memakai baju, hari ini memakai sweater hitam bergambar the boys polos, lalu di bawahnya bertulisan ONE DIRECTION. Lalu memakai overall denim pendek.

Selesai memakai baju, aku menuju meja rias, menyisir dan mengikat rambutku, memberikan polesan bedak, eybrow gel, dan lipstik. Selesai.

Setelah bersiap, aku menambahkan tas, kaos kaki dan sepatu lalu menuju ke bawah. Di bawah aku sudah melihat boys yang sudah rapi.

Aku menghampiri boys.
"Morning.." sapaku.
"Morning to babe.." balas boys sambil menciumku.
"Berangkat sekarang?" tanyaku.
Boys tersenyum "Iya, sekarang." ucap Harry.
"Tapi aku belum sarapan." ucapku.
"Kami juga, nanti kita drive thru saja di MCd." ucap Harry.
"Baiklah."

Setelah itu kami langsung berangkat, sebelum itu kami memesan sarapan di MCd, makanan favorit.

***
Kami sudah menyelesaikan makanan kami, walaupun cuma drive thru. Lalu kami langsung menuju mall.

Sampai di mall, kami terlebih dahulu menelusuri mallnya. Ada muncul ide dariku. Aku ingin memperbaiki kuku, biasanya aku dan mom, tapi mom tidak ada.

Aku menyuruh boys untuk berhenti.
"Boys, aku ingin memperbaiki kuku." ucapku.
"Kau sendiri tak apa?" gumam Niall.
"Tak apa." balasku.
"Yasudah hati hati, kami ingin membeli apa yang diperlukan untuk tour nanti." jelas Liam.
"Baiklah.., byee.." ucapku. Dibalas boys dengan lambaian tangan.

Memang boys ingin mengadakan tour di Eropa, Oslo. Makanya mereka membeli apa yang dibutuhkan.

Aku memasuki salon kuku favoritku dan mom. Lalu aku memilih model yang cocok untuk kuku ku. Setelah mendapatkan model yang cocok, langsung aku merubah kuku.

***
Akhirnya selesai juga.

Setelah selesai, aku langsung membayar dan menemui boys. Katanya di bioskop.

Kenapa hari ini rasanya lelah sekali. Terasa ingin mengeluarkan semua isi perutku.

Aku langsung menyusul boys. Sampai di bioskop aku langsung menemukan boys, karena boys sedang memesan tiket.

Aku lucu melihat mereka yang sedang menyamar. Itulah susahnya jadi boyband terkenal di dunia.

Aku tersenyum ke arah boys. Boys membalasnya.
"Kita nonton horor yaa.." ucap Zayn.
"Baiklah.." balasku.

Kami sedang menunggu filmnya dimulai. Kami sudah berada di dalam studionya. Tak lama filmnya pun dimulai.

-----🌼
Akhirnya filmnya selesai, kami segera keluar dari studio. Kenapa badanku terasa semakin lemas?

Setelah menonton, kami mencari restoran jepang. Setelah menemukannya, kami langsung masuk, mencari tempat duduk dan memesan makanan.

Selesai makan, aku merasa tidak kuat lagi untuk kemana mana.
"Boys pulang yuk.." ucapku lemah.
Sontak semua mata tertuju ke arahku.
"Kau tidak apa apa kan honey?" ucap Liam panik.
"Tidak, aku cuma merasa lelah." ucapku.
Louis melihat jam yang tergeletak di pergelangan tangannya.
"Sudah jam 5pm, sebaiknya kita pulang." aja Louis. Kami mengangguk.

Akhirnya kami memutuskan untuk pulang. Di mobil aku menyenderkan tubuhku di tubuh Zayn.
"Badanmu, kenapa lemas sekali?" tanya Zayn panik.
"Tidak usah panik, aku tidak apa apa." balasku.
"Kau serius."
"Iyaa..."

Sampai di rumah, kami langsung menuruni mobil. Akibat tubuhku sangat lemas, akhasil aku tidak kuat untuk menompang tubuhku.

Boys dengan sigap menahan tubuhku supaya tidak terkena lantai.
"Babe.., kau kenapa?" ucap boys khawatir.

Hanya omongan itulan yang ku dengar terakhir, sebelum semuanya menjadi gelap.

*Liam's POV
Kami panik mengetahui Aura tidak sadarkan diri. Kami langsung membawanya ke rumah sakit.

Di perjalanan, terjadi perang argument.
"Aura kenapa bisa seperti ini." ucap Louis panik.
"Tidak tau, bukannya dari mall tadi Aura sudah lemas." ucap Niall tak kalah panik.
"Tadi pas dia bersandar ditempatku, aku merasa tubuh Aura lemas sekali, seperti tidak ada energi." sambung Zayn.
"Sudah sudah, lebih baik kalian diam, Lou percepat jalannya." leraiku.

Sampai di rumah sakit, aku langsung menggendong Aura masuk ke dalam rumah sakit. Beberapa suster membantuku. Setelah itu Aura dibawa masuk ke UGD.

Kami semua panik dengan keadaan Aura. Semoga saja tidak terjadi apa apa pada Aura.

Tak lama seorang dokter paruh baya keluar dari ruang dimana Aura diperiksa. Sontak kami semua langsung menghampiri dokter itu.

Dokter itu tersenyum, kami pun membalasnya.
"Bagaimana dok, keadaan Aura." tanya Louis.
"Keadaannya tidak parah, cuma dia tidak boleh lelah, kalau tidak dia akan mengeluarkan darah dari hidungnya atau pingsan." ucap dokter itu.

Kami terkejut apa yang dikatakan oleh dokter itu.
"Jadi bagaimana dok?" tanya Zayn.
"Kalian harus jaga jaga saja, kalau saja dia mimisan atau pingsan." ucap dokter itu.
"Baiklah dok." ucap kami.
"Ini obat yang harus Aura minum."
"Terimakasih dokter."

Kami langsung memasuki ruangan Aura. Di dalam, kami melihat Aura belum sadarkan diri.

*Zayn's POV
Aku terkejut mendengar hasil Aura tadi. Aku tidak tega dengan adik perempuanku.

Di dalam, aku melihat ia belum sadarkan diri. Seandainya penyakitnya ini bisa ditukar denganku, aku rela menggantikannya, asalkan tidak terjadi dengan adikku. Tapi apa bisa, aku cuma bisa mendoakan dan menjaganya saja.

Aku mendekat ke arah Aura.
"Cepatlah sadar babe.." ucapku sambil mengelus dan mencium puncak kepalanya.

Lalu aku bergabung bersama boys duduk di sofa tunggu. Aura sudah dipindahkan ke ruangan biasa, tentu VVIP.

Terdengar Louis menghembuskan nafas berat.
"Mulai sekarang kita harus benar benar menjaga Aura, aku sudah kasihan dengannya." ucap Louis.
"Aku tidak mau penyakit Aura bertambah parah, kata dokter tadi berbicara padaku, kalau bertambah parah penyakitnya, akan menjadi kanker." sambung Louis lemah.

Aku semakin shok mendengarnya.
"Kanker?" ucap Niall tak percaya. Louis mengangguk.
"Baiklah, kita akan menjaga Aura sama sama." ucap Harry. Kami mengangguk.

Tak lama kami tertidur, aku dan Niall di lantai, lantainnya dilapis karpet. Sedangkan Liam, Louis dan Harry di sofa.

*Aura's POV
Pusing.

Pusinglah yang terasa di kepalaku saat aku sadar. Aku tau ini pasti di rumah sakit. Aku menyandarkan tubuhku di ranjang. Aku melihat boys yang sedang tidur. Aku tersenyum melihatnya.

Aku merasakan kering di tenggorokanku, aku mengambil minum yang ada di atas meja. Hampir saja aku mendapatkan gelasnya, karena gelasnya jauh sekali.

Tiba tiba...

PRRANGGG!!!!

~~~~
Haii guys... :))
Terimakasih karena setia membaca cerita ini, nge-vote dan komen.
Jangan lupa vote lagi yaa.. :))
Makasih...





POSSESSIVE FAMILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang