🦄12

7.5K 232 0
                                    

Tak terasa sudah pukul 3pm. Kami sadar kalau kami belum makan siang. Akhirnya kami memilih untuk memesan makanan saja. Yang simpel kami pesan MCd, makanan favorite.

Tidak butuh waktu lama, makanan kami sudah sampai. Tadi Niall yang mengambilnya ke bawah. Lalu kami makan bersama.

Selesai makan, aku mendekati ranjang Aura. Mengelus rambutnya.
"Haii babe." sapaku.
"Kami sangat merindukanmu."
"Kami cuma ingin, kau cepat sadar dan sembuh dari penyakit ini."

Aku pun mencium puncak kepalanya, lama. Mungkin 15 detik. Lalu ku angkat kembali kepalaku.

Aku terkejut karena melihat kelopak mata Aura mulai membuka matanya.
"BOYSS!!!" teriakku. Sontak boys langsung menghampiriku.
"Ada apa, tidak perlu teriak juga." omel Louis.
"Aura." ucapku.
Boys langsung mengalihkan pandangannya menjadi ke arah Aura.

Boys langsung melebarkan matanya.
"Aura." ucap Louis. Dia tersenyum.
"Syukurlah kau sadar." ucap Liam.
Lalu Niall menekan tombol yang ada di samping ranjang Aura.
"Boys." ucap Aura lemah.
"Iyaa." balas kami.

Tak lama, dokter pun datang dan langsung memeriksa kondisi Aura.
"Syukurlah, Aura sudah sadar. Dia sudah melewati masa komanya, dan sekarang kondisinya semakin membaik." ucap dokter itu.
Kami tersenyum mendengarnya.
"Baiklah, terimakasih." ucapku. Lalu dokter itu pergi berlalu.

Aku menatap Aura, dia tersenyum.
"Kami merindukanmu, sangat." ucap Liam.
"Kami sempat frustasi dengan keadaanmu, tapi kami bangkit lagi. Kau sempat koma dua minggu." jelas Harry.
"Tapi sekarang, kami sangat senang kau sadar, lalu kata dokter, kondisimu membaik."

Terimakasih, tuhan!!

Segera Niall memberitahu mom dan dad. Lalu boys menatap ke arahku.
"Ada apa?" tanyaku bingung.
"Kau memberitahukan apa ke Aura, sampai sampai dia langsung sadar?" tanya Liam.
"Tidak ada, ini semua kehendak tuhan, bukan aku." ucapku.
"Terimkasih Zayn, terimakasih tuhan." ucap Liam. Kami pun terkekeh dan Aura juga.
"Akhirnya kami bisa melihatmu tertawa dan tersenyum lagi." ucapku.
"Sama sama, Aura juga senang." balasnya.

Kami pun memeluk Aura bersama.
"Family hug." ucap Niall.
Lalu kami menyudahi pelukan kami.
"Kau istirahat saja dulu." ucapku. Dia mengangguk.

***
Kami dan Aura sudah sampai di rumah. Aura sudah diperbolehkan pulang oleh dokter. Tapi tiap seminggu sekali harus chek up ke rumah sakit.

Kami langsung mengantarkan Aura ke kamarnya. Sampai di kamar, Aura duduk di kasurnya.
"I miss my bedroom." ucap Aura. Kami pun tertawa mendengarnya.
"Kau istirahat saja. Kami ingin kembali ke kamar masing masing." ucap Liam. Dia mengangguk.

Kami pun keluar dari kamar Aura, dan menuju kamar masing masing.

*Aura's POV
Akhirnya aku minggat juga dari rumah sakit itu. Aku sangan rindu dengan rumahku dan juga kamarku.

Walaupun aku sudah boleh pulang ke rumah, tetap saja aku harus chek up seminggu sekali. Menyebalkan.

Aku pun langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhku. Selesai mandi memakai piyamaku dan tidur, karena ini sudah larut malam.

Semoga saja aku dibolehkan oleh mom, dad dan juga boys untuk masuk sekolah besok.

~~~~
Halloww...
Maaf ya, kalau part ini pendek :)
Jangan lupa vote.
Makasihh... :))❤

POSSESSIVE FAMILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang