"Lain kali jangan seperti itu lagi, itu namanya egois." ingat dad.
"Iya dad. Maaf." ucap Niall tertunduk.
"Minta maafnya jangan sama dad, tapi kakakmu dan adikmu." ucap dad."Maaf boys." ucap Niall.
"Sudahlah, tak apa Niall." jawab Louis.
"Yasudah, kalian makan saja dulu." ucap mom. Boys mengangguk lalu pergi.Aku dari tadi hanya tertawa pelan saja. Ad ada saja kelakuan boys.
"Dad, pizza Aura mana?" tanyaku.
Dad hendak menjawab, tetapi pintu terlebih dahulu terbuka menampilkan bodyguard dad di sana dengan membawa 2 kotak pizza.
Dad mengambilnya dan mengasihkan pizzanya ke aku.
"Terimakasih dad." ucapku.
"Sama sama sayang."Setelah itu aku langsung memakan pizzaku. Untung saja tidak ada boys, kalau ada boys bisa bisa aku tidak tenang memakan pizzanya. Hahaha..
Selesai makan, aku memainkan ponselku. Sudah lama aku tida memainkan ponselku.
Saat aku memainkan ponselku, tiba tiba boys datang dan menghampiriku.
"Bagaimana keadaanmu?" tanya Louis.
"Lebih baik." jawabku.
"Syukurlah."Aku mengembalikan ponselku ke tempat semula, lalu bercanda ria dengan boys.
Tak terasa waktu terus berjalan, ini sudah pukul 07.45pm.
"Boys, sebaiknya kalian pulang, ini sudah malam. Besok kalian sekolah." ucap mom tiba tiba.
"Aura kapan pulang?" tanyaku.
"Sampai Aura sembuh, baru bisa pulang." jawab dad.
"Tapi, Aura sudah sembuh. Jadi boleh pulang yaa.." pintaku"Belum sayang, tunggu 1-2 hari lagi, baru boleh pulang." ucap Louis.
"Aura bosan, boleh pulang yaa.." ucapku dengan nada memelas.Mungkin dad, mom dan boys tidak tega melihatku yang terus memohon seperti itu, akhirnya dad membolehkanku pulang.
"Baiklah, Aura boleh pulang. Tapi dad panggilkan dokter dulu." final dad lalu pergi mencari dokter Kay.
Tak lama, dad kembali bersama dokter Kay, lalu memeriksa kondisiku.
"Aura boleh pulang, tapi saya hanya minta satu. Jaga Aura baik baik, jangan sampai ia seperti ini lagi. Kalau tidak, hasilnya bisa sangat fatal." jelas dokter Kay.
Mom langsung memelukku dari samping, setelah mendengar perkataan dokter Kay.
Aku tidak sepenuhnya paham dengan apa yang dikatakan dokter Kay.
"Tapi kenapa bisa fatal?" tanya Liam.
"Aura sudah berulang kali mengalami ini, dan itu sama saja kasusnya. Fisik Aura sudah lemah. Dengan ini saya minta jaga Aura baik baik." ucap dokter Kay.Dad mengangguk, "Terimakasih dokter Kay."
"Sama sama." balas dokter Kay lalu pergi.Setelah itu, jarum infusku di lepas oleh suster. Dan kami langsung pulang ke rumah.
Akhirnya aku bisa kabur dari rumah sakit. Asal kalian tahu, tempat yang paling mengerikan, yang paling membosankan, dan yang paling segala galanya adalah rumah sakit. Benarkah?
***
Aku terbangun dari tidurku karena alarmku sudah berbunyi. Menganggu saja!Tanpa berlama lama, aku masuk ke kamar mandi untuk nelakukan rutinitas pagiku.
Aku hari ini ingin sekolah, entahlah sudah berapa banyak pelajaran yang tertinggal.
Aku tidak mau, hanya gara gara aku masuk rumah sakit karena hal yang tidak di inginkan, tidak masuk sekolah juga.
Bisa bisa peringkatku menurun dan yang dapat peringkat kelas itu Harry. Uhh.., aku tidak bisa membayangkan itu terjadi, walaupun aku dan Harry saudara, tapi kalau masalah pembelajaran kami bersaing.
Dan syukur saja, aku yang selalu mendapatkan peringkat kelas. Kalau saja semester ini aku tidak mendapatkan peringkat kelas hanya karena hal ini. Bisa bisa Harry habis habisan mengejekku. Menyebalkan!
Selesai mandi, aku langsung memakai seragamku dengan rapih. Menuju meja rias, menyisir dan mengikat rambutku, memberikan polesan bedak dan lipbalm. Selesai.
Aku langsung turun ke bawah untuk sarapan. Di bawah seperti biasa, boys sudah berkumpul dengan mom dan dad. Entah mengapa aku selalu jadi yang terakhir.
"Morning." sapaku.
"Morning too." jawab mereka."Kau sekolah?" tanya Niall. Aku mengangguk mantap.
"Sebaiknya jan--." ucapan mom terpotong.
"Tidak mom, Aura baik baik saja sekarang. Please yaa..." mohonku.Dad mengangguk, "Baiklah, Aura harus sekolah, tapi kalau ada apa apa panggil kakak kakakmu atau telfon mom."
Aku mengangguk, "Tenang saja dad, Aura baik baik saja."
"Satu lagi, boys jaga adik kalian ya. Kasus kemarin sudah dad tangani." ucap dad.
"Of course, kami akan menjaga princess." jawab Louis.Setelah itu aku langsung memakan sarapanku, selesai sarapan aku berangkat sekolah.
Sampai di sekolah, aku dan Harry langsung menuju ke kelas. Tak lama bel pun berbunyi dan pembelajaran pertama pun dimulai.
***
Sekarang aku sedang berjalan di koridor menuju kantin bersama Blue, Karina, dan Selena.Tapi, sebelum sampai kantin. Kami melihat mading yang di geromboli dengan para siswa. Entahlah mengapa?
Dengan adanya rasa penasaran, aku, Blue, Karina, dan Selena langsung melihat apa yang dilihat para siswa yang lainnya.
Pada saat aku membaca dan melihat berita itu, aku langsung melebarkan mataku.
Apa?
Kenapa bisa?
"Ra, kok bisa?" tanya Blue.
Aku menggeleng, "Ak..aku tidak tahu."
"Aku tinggal bentar." ucapku lagi.Aku mengambil berita yang terpajang di mading itu, dan langsung mencari boys.
Tidak peduli aku kena ocehan karena aku mengambil berita ini. Yang terpenting sekarang hanya penjelasan tentang berita ini melalui boys.
~~~~
Haii..
Up lagi nihh :)
Maaf ya lamaaJangan lupa komen dan vote, share juga ya ke teman teman kalian yang lain.
Terimakasih❤
KAMU SEDANG MEMBACA
POSSESSIVE FAMILY
Teen FictionSeorang yang paling dimanjakan oleh keluarganya. Seorang yang paling disayang oleh keluarganya. Seorang yang paling diperhatikan oleh keluarganya. Kakak, mom, dan dadnya sangat menyayanginya. Kenapa ia diperlakukan begitu? Karena ia satu satunya ana...