Aku sudah selesai mengganti bajuku dari seragam sekolah menjadi baju biasa. Hanya celana jeans hitam dan hoodie berwarna biru.
Setelah lama menunggu, mungkin satu setengah jam akhirnya kami masuk ke dalam pesawat.
Sebenarnya ingin kemana ini? Tak biasanya naik pesawat umum. Biasanya selalu pribadi.
Aku duduk dengan Liam. Di dalam pesawat ini tempat duduknya hanya ada dua. Mungkin first class.
Setelah mendapatkan tempat duduk masing masing, aku mengambil ponselku dan menonaktifkan dengan mode pesawat.
Tak lama, peswat yang kami naiki lepas landas.
Di atas udara ini, aku hanya melamun. Memikirkan ini mau kemana? Sebenarnya ada apa? Apakah tidak ada yang mengingat ulang tahunku? Dan sebagainya.
Aku menoleh ke samping kiri, ada Liam yang sedang menonton dengan headphone yang melekat di telinga dan atas kepalanya.
Sebenarnya aku ingin menanyakan hal ini kepada Liam. Tapi, entahlah aku masih ragu.
Apa yang kau ragukan Horan?! -batinku
Aku juga tidak tahu.
Kalau aku bertanya, kita mau kemana. Nanti di kira aku mau tahu saja. Kalau aku bertanya, apakah tidak ada yang mengingat ulang tahunku. Nanti di kira percaya diri sekali.
Ah! Sudahlah! Biarkan saja pesawat ini terbang menuju arahnya yang aku tidak tahu kemana.
Aku memutuskan untuk tidur saja. Mungkin ini masih lama.
*Aura POV
Sekarang kami sudah berada di pesawat, tepatnya di atas udara. Pesawat lepas landas sudah beberapa menit yang lalu.Aku duduk bersebelahan dengan Harry. Entahlah, tadi boys berdebat ingin duduk denganku. Sampai akhirnya, aku lelah dengab perdebatan mereka, dan aku memilih Harry untuk duduk bersamaku.
Ini akan menghabiskan waktu yang lama. Mungkin pesawat ini akan transit dulu, baru di lanjutkan lagi.
Aku sebenarnya lucu dan kasihan, melihat muka Niall yang bingung karena tidak tahu dia akan di bawa kemana. Dan kasihan karena tidak di kasih tahu dan tidak ada yang mengingat ulang tahunnya.
Sabar saja kak Niall, pasti kau akan tahu nanti. Dan pasti kau akan terkejut -batinku.
Aku memutuskan untuk tidur, karena perjalanan ini masih sangat lama.
***
"Hey babe. Wake up!"Aku membuka mataku saat ada yang menggerakkan tubuhku. Yang aku lihat dari pandangan hidup-- em salah, maksudku pandangan mataku adalah Harry.
"Ada apa?" tanyaku.
"Bangun, sebentar lagi landing." ucap Harry. Aku mengangguk.Aku pergi ke toilet untuk mencuci wajahku. Setelah itu kembali lagi ke kursiku.
Aku memoleskan liptint ke bibirku supaya tidak pucat.
Aku melirik ke arah Niall. Dia sedang memakan chipsnya yang entah dari mana dia dapat, sambil menonton film dengan headphone yang melekat di telinga dan atas kepalanya.
Mungkin sekarang dia sudah tenang, tidak bingung dan tidak penasaran lagi. Baguslah...
"Kita landing di mana?" tanyaku kepada Harry.
"Enthalah, coba kakak tanyakan dulu dengan mom." jawab Harry.Harry menoleh ke belakang dan bertanya kepada mom.
"Transit ke kupang." ucap Harry.
Aku menyeritkan dahiku, "Kupang? Itu apa?"
Sungguh! Baru pertama kali aku mendengar nama kota kupang.
"Kota?" tanyaku lagi.
Harry mengangguk, "Nusa Tenggara Timur." aku hanya mengangguk tanpa aku pahami.
Tidak lama, akhirnya kami sampai di kupang (Bandar Udara EI Tari Kupang).
Kami turun dari pesawat dan langsung masuk ke dalam. Kami hanya menunggu sebentar saja di airport kupan sini, setelah itu berangkat lagi.
Barang barang kami tetap di bagasi pesawat, karena nantinya kami menaiki pesawat itu lagi.
Kami berjalan menuju starbucks. Menurutku dan boys, minuman starbucks itu bisa menghikangkan lelah kami. Entahlah
Aku dan mom memesan minuman, sedangkan dad dan boys mencari tempat duduk.
Setelah memesan, aku dan mom segera bergabung bersama dad dan boys.
Aku hanya memesan satu gelas dark caramel coffee sphere.
Kami hanya menghabiskan waktu di starbucks. Tak lama, pesawat kami di panggil, dan kami segera masuk ke dalam pesawat yang tadi kami tumpangi.
***
Finallyy......Akhirnya setelah berjam jam perjalanan, sampai juga di Sumba Bali.
"Welcome to Bali!" seruku.
Lalu ada yang membekap mulutku, "Pelankan suaramu babe. Nanti ketahuan dengan Niall." ucap Liam ternyata.
Aku lupa, untung saja aku duluan ke luar dari pesawat. Sedangkan Niall masih di dalam pesawat. Entah apa yang dilakukan olehnya.
"Iya maaf." balasku, lalu Liam mengecup pipiku.
Setelah semua turun dari mobil, kami langsung menuju hotel yang terdapat di sini.
Kami di jemput dengan orang suruhannya dad. Jadi tidak perlu lagi memanggil taxi atau apapun itu.
Setelah beberapa menit di jalan, kami akhirnya sampai di hotel Nihiwatu Sumba. Kata mom, hotel ini adalah hotel terbaik di dunia. Entahlah..
Hotel ini bergaya mewah, modern dan klasik. Tapi tidak tertinggal gaya tradisionalnya Bali.
Seingatku, dulu Louis pernah ke bali bersama teman temannya untuk liburan. Louis sendiri saja.
Setelah mengurus dad mengurus semuanya, kami langsung menuju kamar kami masing masing.
Dad memesan 4 kamar. Yang tak lain adalah aku dan Liam, Louis dan Niall, Harry dan Zayn, mom dan dad.
Setelah menempati kamar masing masing. Aku segera menaruh barang barangku ke tempatnya, lalu merebahkan tubuhku ke kasur.
"Bersih bersih dulu honey. Baru tidur." ucap Liam yang sedang merapihkan barangnya.
"Aura tidak mau tidur, hanya menetralkan tubuh saja." balasku.Lalu Liam mendekat ke arahku, memegang dan melihat ibu jariku. Entah untuk apa.
"Kau kelelahan. Lihat tubuhmu ada yang memar." ucap Liam.
Aku melihat ke arah tubuhku yang memar memar. Benar kata Liam.
"Lalu, untuk apa kakak memegang ibu jariku?" tanyaku.
"Hanya memastikan kau baik baik saja. Dokter pernah bilang dengan kakak, kalau kau sedang berkata 'menetralkan tubuhmu', berarti ada apa apa denganmu, ibu jarimu adalah tanda. Sekarang ibu jarimu ikut memar juga." jelas Liam. Aku mengangguk mengerti."Baiklah, sekarang cepat bersihkan tubuhmu!" perintah Liam.
"Iya, daddy." jawabku, Liam hanya terkekeh.~~~~
Haloo para readers....
Maaf banget kelamaan up🙏
Sibuk juga bikin naskah drama, ditambah lagi gak ada ide buat cerita. Maaf yaa...Gimana ceritanya? Bagus aja kan.
Jangan lupa vote dan komen. Jangan lupa juga baca ceritaku yang lainnya.Terimakasih🖤
KAMU SEDANG MEMBACA
POSSESSIVE FAMILY
Teen FictionSeorang yang paling dimanjakan oleh keluarganya. Seorang yang paling disayang oleh keluarganya. Seorang yang paling diperhatikan oleh keluarganya. Kakak, mom, dan dadnya sangat menyayanginya. Kenapa ia diperlakukan begitu? Karena ia satu satunya ana...