🦄60

2K 100 2
                                    

Aku masih terduduk melamun di taman, hingga akhirnya Blue, Karina dan Selena mengejutkanku.

"WOOII...!!!" teriak Selena. Memang dia itu, toa!
"Isshh.., berisik banget sih kalian." gerutku kesal.
"Lagian, siapa suruh ngelamun. Ngelamunin apasih?" tanya Blue.

"Gak kok, hanya saja aku masih memikirkan perkataan kalian." jawabku.
"Yang mana?" tanya Karina.
"Cindy dan teman temannya." ucapku.

"Sudahlah, tidak usah di pikirkan. Ayo olahraga, Mr. Brian udah datang tuh." ajak Selena. Aku mengangguk.

Kami berjalan menuju lapangan. Benar kata Selena, Mr. Brian sudah datang.

Mr. Brian itu guru olahraga satu satunya. Mr. Brian tampan, banyak di kagumi oleh siswa siswa di sini.

Hari ini, kelasku mendapatkan pembelajaran bola basket. Menyebalkan sekali, aku tidak bisa bermain bola basket!

Menurutku permainan bola basket itu sangat sulit. Entahlah kenapa?

***
Sekarang aku berjalan di koridor menuju toilet. Aku sangat lelah sehabis olahraga tadi. Sekarang aku ingin mencuci wajahku.

Sampai di toilet, aku membuka keran wastafel, dan mulai mencuci wajahku. Aku selalu seperti ini, untuk menghilangkan rasa letihku.

Tiba tiba, ada suara pintu tertutup dan maybe, mengunci pintunya. Aku tidak peduli. Mungkin murid lain yang ingin ke toilet.

Tapi, dugaanku salah. Tiba tiba ada yang menarik rambutku ke belakang, sampai sampai aku terjatuh.

"Aww...!"

Demi apapun ini sakit sekali.

"Kau kan yang bernama Aura?" tanyanya.

Sungguh aku tidak tahu, siapa ini. Di dalam toilet ini hanya ada aku, dan mereka. Mereka beranggotakan 3 orang.

Tiba tiba, ada 1 terlintas di pikiranku.
Apakah mereka itu Cindy dan teman temannya?

God! Sekarang aku mulai takut.

"Sebenarnya lo itu siapa sih? Dekat banget sama anggota One Direction." tanyanya.

Aku hanya diam. Aku tak tahu mau menjawab apa.

"Lo tau, gue ini Cindy, penyumbang dana terbesar di sekolah ini. Gue minta sekarang, jauhi anggota One Direction." jelasnya.

God! Benar, ternyata ini Cindy dan teman temannya.

Aku tidak bisa menjauhi boys, itu mustahil menurutku.

"Aku tidak bisa." ucapku pelan.
"Kenapa? Lo itu dekat dekat sama mereka, karena lo mau tenar kan?" tanya Cindy. Aku menggeleng.

Cindy mulai mendekat ke arahku.

Plak! "Ini buat lo yang udah dekat dekat sama anggota One Direction."

Plak! "Ini buat lo yang tidak mau menjauh dari mereka."

Ya tuhann! Ini sangat sakit!

Plak! "Ini buat lo, karena guru guru di sini lebih senang dengan lo, daripada sama gue."

Plak! "Satu lagi. Ini dari gue!"

Setelah itu, Cindy dan teman temannya pergi dari toilet.

Sekarang aku tidak bisa ngapa ngapain. Sakit sekali!

Ternyata benar, perasaanku tadi pagi, pasti ada terjadi sesuatu denganku.

"Boys, tolong Aura!"

Pandanganku mulai mengabur, dan semuanya menjadi gelap.

*Harry POV
Pembelajaran sudah dimulai. Tapi Aura belum juga masuk ke dalam kelas, kemana dia?

Aku menoleh ke belakang, tepat ke arah Blue.

"Blue!" panggilku.
"Hmm..." tanggapnya yang masih fokus menulis.
"Apa kau tahu, Aura dimana?" tanyaku.

Blue langsung mendongakkan kepalanya.
"Aura belum datang?" tanya Blue. Aku menggeleng.

Blue kelihatan mulai panik. Entah kenapa?

"Harry, sekarang kau panggil boys untuk mencari Aura. Setelah olahraga tadi dia ke toilet." ucap Blue.
"Tunggu, aku telfon dia dulu." ucapku.

Aku membuka ponselku, dan mencari kontaknya. Lalu menelfonnya. Aku tidak peduli ada guru yang masih menerangkan pelajaran.

Sekarang, aku hanya khawatir dengan Aura. Semoga saja dia tidak kenapa napa.

Tiba tiba ada nada dering berbunyi, yang sepertinya nada dering ponsel Aura.

Aku mengecek ke kolong meja. Dan benar saja, ponsel Aura ada di kelas.

Aku mengangkat tanganku. Lalu Ms. Emma menoleh ke arahku.

"Ya, ada apa Harry?" tanys Ms. Emma
"Boleh aku izin keluar sebentar?" tanyaku.
"Silahkan." ucap Ms. Emma
"Terimakasih."

Aku langsung keluar kelas, dan menuju kelas Zayn dan Niall. Yang dekat saja dulu, soalnya Liam dan Louis jauh.

Sampai di kelas Zayn dan Niall, aku terlebih dahulu mengetuk pintu. Kalau aku langsung memanggil Zayn dan Niall, bisa bisa aku kena omel. Karena sekarang yang mengajar di kelas Zayn adalah kepala sekolah.

Tok..tok..tok...

Semua murid yang ada di kelas itu, mengalihkan pandangannya ke arahku, termasuk Zayn dan Niall.

Ms. Sara langsung berjalan mendekatiku.

"Ada apa Harry?" tanya Ms. Sara
"Apa boleh meminjam kak Zayn dan kak Niall sebentar?" tanyaku.
"Untuk apa?" tanya Ms. Sara balik.
"Ada hal penting." jawabku.
"Baiklah."

Ms. Sara memanggil Zayn dan Niall untuk menyuruh keluar menemuiku.

"Ada apa?" tanya Zayn.
"Nanti saja aku ceritanya. Sekarang ikut aku ke ruang kelas kak Liam dan kak Louis." jawabku.

Kami bertiga langsung berjalan menuju kelas Liam dan Louis. Sampai di kelasnya, Zayn mengetuk pintu.

"Permisi, apa boleh pinjam kak Liam dan kak Louis sebentar, miss?" tanya Zayn.
"Untuk apa?" tanya Mr. Joko.
"Ada hal penting." sambungku.
"Silahkan, Liam dan Louis boleh keluar." suruh Mr. Joko.
"Terimakasih."

Setelah itu aku membawa boys ke lapangan.

"Ada apa Harry?" tanya Louis.
"Ya, ada apa. Kau menganggu belajar kami semua." gerut Liam.

"Aura." ucapku.

~~~~
Hallo...
Up lagi nihh :))
Akhirnya bisa up cepat, karena ada idenya :v

Jangan lupa vote dan komen.
Typo awas!
Terimakasih❤







POSSESSIVE FAMILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang