Happy reading everyone🌴
Maaf typo***
*Aura POV
Ini sudah waktunya makan malam, kami ingin keluar bersama D-Aur. Tapi rasanya aku ingin tetap bersama kasur.Kenapa dingin sekali?
Tiba tiba Zayn duduk di sebelahku, aku masih berbaring. Rasanya malas sekali untuk bergerak.
"Kak Zayn?" panggilku.
"Kenapa?" tanya Zayn.
"Apakah kakak merasa dingin?" tanyaku.
"Tidak, kau kedinginan?" balas Zayn. Aku mengangguk.Lalu Zayn menaruh telapak tangannya ke dahiku.
*Zayn POV
Panas sekali!?Kenapa suhu tubuh Aura semakin panas, padahal waktu latihan hangat.
"Panas sekali badanmu." ucapku."Pantas saja Aura kedinginan." batinku.
Aku tidak tega. Mudahan saja sakitnya tidak lama.
"Boys?" panggilku.
"Hmm.." tanggap mereka.
"Suhu tubuh Aura semakin panas. Dia kedinginan." ucapku.Boys langsung mendekat ke arahku dan Aura. Lalu Louis memegang tubuh Aura.
"Panas sekali." ucap Louis.
"Begini saja, kalian makan malam bersama uncel Raka dan lainnya, D-Aur juga. Biar aku saja yang menjaga Aura. Kasihan ia kalau di suruh ke luar." ucap Louis.
"Baiklah, kami nanti akan membelikan obat." ucapku.
"Usahakan yang cair saja, dia susah untuk menelannya." ucap Louis.
"Oke." jawab Liam.Aku, Niall, Liam dan Harry langsung menuju ke bawah untuk makan malam. Aku jadi khawatir dengan Aura.
Dia pasti sembuh kok.
*Louis POV
Tubuh Aura panas sekali. Kasihan dia. Semoga saja sakitnya tidak lama.
"Kak Lou?" panggil Aura.
"Ada apa?" balasku.
"Apakah ada selimut lagi? Dingin sekali." ucap Aura.God!!
Aku langsung memeluknya, supaya ia bisa lebih merasa hangat. Tubuhnya panas sekali.
"Sudah lebih baik?" tanyaku. Ia mengangguk.Sambil menonton film, supaya tidak merasa bosan. Aura ternyata sudah tertidur.
Aku langsung melepas pelukanku dan membenarkan posisi tidurnya. Mukanya pucat sekali.
Aku akan menelepon mom. Mengambil ponselku dan mencari kontak mom disana.
Setelah dapat, aku langsung menghubungkannya.
"Hallo, ada apa dear?"
"Hai mom. Lou mau bilang, kalau Aura sakit."
"Apa? Kenapa bisa. Bagaimana keadaannya?"
"Suhu tubuhnya panas, tapi nanti Lou kasih obat. Adik adik sedang membelinya, sekalian makan malam dengan D-Aur."
"Baiklah, jaga Aura baik baik. Mom khawatir di sini."
"Pasti mom. Doakan konser Aura lancar ya mom. "
"Pasti sayang. Yasudah good night."
"Good night too, mom."
Panggilan pun terputus. Mungkin mom sibuk sekali di New York. Yaa.., aku harus bisa mengerti itu, dan aku juga harus bisa menjaga adik adiku, menggantikan mom.
Sebagai kakak yang baik, aku harus menjalankan apa yang di suruh oleh mom dan dad. Mereka sudah sibuk mengurus pekerjaan.
Rasanya mempunyai adik banyak? Menurutku asyik, bisa bercanda ria. Tapi susah untuk di atur, apalagi di kasih tahu. Seperti boys. Huft...
Kadang kadang aku kewalahan sendiri menghadapi mereka. Tapi kata mom, di bawa relax saja, pasti tidak kerasa.
Dulu, pada saat Liam ingin lahir. Aku sangat excited. Bukan hanya Liam tapi semuanya. Apalagi Aura, rasanya senang saat itu bisa mempunyai adik perempuan.
Aura itu mirip dengan Niall dan Zayn. Niall dengan Aura itu warna matanya sama, warna kulitnya, sedangkan Zayn dan Aura itu hidungnya dan bibirnya.
Suka duka kami lewati bersama. Itulah kenapa pada saat dokter menyatakan Aura tidak selamat, aku langsung shok.
Tapi, pada saat Aura kembali, aku merasa sangat sangat senang. Apalagi Aura adik perempuanku satu satunya. Paling muda, yaa seumuran dengan Harry.
Kenapa aku jadi curhat. Entahlah...
Skip yaa, curhatnya nanti saja. Aku ingin fokus menjaga Aura. Byee....
..
Akhirnya boys kembali juga.
"Ini kak Lou, obatnya." ucap Niall.
"Terimakasih." jawabku.
"Kami memabwakan makan untukmu dan Aura." ucap Harry. Aku mengangguk.
"Bagaimana tadi, makan malamnya?" tanyaku.
"Ramai sekali, gara gara D-Aur, kami tidak fokus lagi untuk makan." ucap Zayn.
"Apa yang dilakukan mereka?" tanyaku."Mereka itu membuat lelucon, sampai sampai kami tersedak dibuatnya. Apalagi Keira, membuat cerita yang tidak tidak." jelas Liam.
Aku tertawa, "Ada ada saja mereka itu." ucapku.
Aku dan boys sudah menganggap D-Aur itu adik kami sendiri. Mereka itu seru sekali, apalagi kalau terkumpul seperti sekarang.
D-Aur tidak hanya perempuan, tetapi ada juga yang laki laki. Mereka semua seumuran dengan Aura. Walaupun ada yang lebih muda.
Aku membangunkan Aura, dia harus meminum obatnya.
"Sayang?" ucapku sambil mengelus pipinya.
"Egh..." ucap Aura terbangun.
"Hei, kau harus makan. Lalu minum obat, ayo." ucapku."Boys, tolong bantu Aura duduk di sofa. Aku menyiapkan makan malamnya dulu." ucapku.
"Baiklah." balas mereka.Aku langsung menyiapkan makan malam untuk Aura. Demi apa? Mereka membawakan Aura steak.
"Kalian bercanda?" tanyaku.
"What?" ucap Niall.
"kalian membawakan Aura steak? Dia tidak bisa menelannya." ucapku.
"Astaga! Kami lupa." gumam Liam.Kalau sakit, Aura tidak bisa memakan yang keras keras. Seperti daging, roti, dan sebagainya. Karena sekitar tenggorokannnya pasti sakit.
"Sudahlah tak apa. Apakah kalian bawa oatmeal?" tanyaku.
"Aku, ada di kulkas." ucap Niall.
"Buahnya?" tanyaku.
"Sama." jawab Niall. Aku mengangguk.Aku mengambil oatmeal di dalam kulkas. Niall membawa hanya buah strawberry, blueberry dan pisang? Tak apalah, yang penting ada.
Aku langsung membuatnya. Cukup seduh saja dengan air panas, aduk sampai menjadi seperti bubur, lalu ditambah dengan buah. Selesai. Sangat mudah.
"Sini, biar aku yang menyuapi Aura." ucap Zayn. Aku mengangguk.
Aku memberikan mangkuknya kepada Zayn. Entahlah, Zayn sangat suka menyuapi orang, terutama Aura.
Selesai makan, aku langsung memberikan ia obat.
"Ini, minum." ucapku.
"Pahit, kak Lou." tanggap Aura setelah meneguk obatnya.
"Ini yang cair." ucapku. Aura menggeleng.
"Sudah, tak apa. Sekarang kau istirahat." ucapku.Aku membantu Aura untuk menuju kasur. Dia menonton film sebentar, lalu terlelap.
Aura sudah selesai. Sekarang giliran aku yang makan malam.
"Apakah kita perlu membawa Aura ke dokter?" tanya Liam.Aku mengangguk, "Tunggu besok. Kalau besok keadaannya masih sama, kita bawa ke dokter."
"Oke." balas boys.Setelah makan malam, kami langsung istirahat. Hari ini kami merasa sangat lelah, menemani Aura ke studio, latihan dan lain sebagainya. Pantas saja ia sampai sakit.
Di kamar ini, ada 2 kasur king size, jadi kami bisa leluasa. Aku dan Zayn memilih tidur di samping Aura, sekalian untuk menjaganya.
Liam, Niall dan Harry tidur di kasur satunya.
"Good night boys." ucap Liam.
"Too." balas kami.~~~~
Holaa..
Up lagi nih :))
Ceritanya jelas aja kan?
Jangan lupa vote dan komen.
Terimakasih🧡💙
KAMU SEDANG MEMBACA
POSSESSIVE FAMILY
Roman pour AdolescentsSeorang yang paling dimanjakan oleh keluarganya. Seorang yang paling disayang oleh keluarganya. Seorang yang paling diperhatikan oleh keluarganya. Kakak, mom, dan dadnya sangat menyayanginya. Kenapa ia diperlakukan begitu? Karena ia satu satunya ana...