🦄34

3K 113 8
                                    

Happy reading guys..
Maaf typo

***
Pagi.

Aku terbangun dari tidurku karena mendengar alarm menyesatkan ini berbunyi. Kenapa dia selalu menganggu tidurku?

Aku mengambil air putih di meja sebelah kasur, lalu melakukan streching. Setelah itu pergi mandi.

Selesai mandi, memakai baju, jeans putih dan sweater champion berwarna abu abu.

Menuju meja rias, menyisir dan mengikat rambutku, memberikan polesan lipbalm. Selesai.

Aku langsung menuju ke bawah, di bawah sudah ada boys, mom dan dad. Ternyata mom dan dad sudah pulang.
"Selamat pagi." sapaku.
"Pagi." balas mereka.

Aku pun duduk di samping Niall.
"Hai sayang." sapa Niall. Aku tersenyum.
"Mom dan dad datang jam berapa?" tanyaku.
"Jam 5 pagi tadi." jawab dad. Aku mengangguk.

Setelah itu kami pun sarapan pagi bersama sama. Seperti biasanya.

Selesai sarapan, boys menuju ruang keluarga. Sedangkan aku menuju halaman belakang.

Aku duduk di kursi santai yang menghadap kolam renang. Di sini tenang dan sejuk. Menurutku cocok untuk menenangkan pikiran.

Kenapa mom dan dad selalu sibuk dengan pekerjaannya? Mereka lebih memilih pekerjaan daripada kami.

Bukan aku egois, tapi aku rindu masa masa kami masih bersama. Sering menghabiskan waktu dengan liburan atau jalan jalan pada saat aku dan boys libur sekolah.

Tapi sekarang, kami libur mom dan dad masih saja sibuk dengan kantor, pulang malam, paginya berangkat lagi. Kapan mom dan dad bisa menghabiskan waktu dengan kami?

I'm not sure!!

Tiba tiba ada yang menepuk pundakku, membuat aku terkejut. Aku menoleh ke arah samping kanan, ternyata Zayn.

"Kak Zayn, kenapa?" tanyaku.
"Justru kau yang kenapa, sayang." balas Zayn.
"Melamunkan apa, hmm?" tanya Zayn lembut.
"Tidak apa apa." jawabku.
"Don't liar." ucap Zayn.

Aku menghela nafasku.
"Kenapa mom dan dad lebih memilih pekerjaan daripada Aura dan kalian?" tanyaku.
"Kenapa berbicara seperti itu?" tanya Zayn balik.
"Entahlah, mom dan dad jarang menghabiskan waktu bersama." ucapku.

Zayn mengambil tanganku dan mengusapnya.
"Mungkin mom dan dad benar benar harus mengurus kantor. You know, if you have an office it's dad?" tanya Zayn.
"Yes, i know." jawabku.

"Jadi semua yang ada di kantor harus dad yang mengatur." ucap Zayn.
"Mom?" tanyaku.
"Mom tugasnya adalah membantu dad, tidak mungkin kan dad sendiri melakukan semua aktivitas di kantor." ucap Zayn lagi.

"But right, there is a secretary." ucapku.
"Dulu dad pernah mengasih lowongan pekerjaan sebagai sekretaris. Ada orang yang melamar menjadi sekretaris pada saat itu, lalu di interview dengan dad. Di terima deh, tapi ternyata orang itu jahat. Dia ingin mengambil sedikit demi sedikit saham yang dad punya, dan dad pun tahu akan hal itu. Dia langsung dikeluarkan dari kantor, akhirnya dad tidak mau lagi membuka lowongan kerja di bagian sekretaris untuk orang. Jadi dad yang menyuruh mom untuk menggantikan." jelas Zayn.

Ok, aku mengerti sekarang.
"Terimakasih kak Zayn." ucapku memeluk Zayn.
"Tak apa babe, pasti nanti ada saja kita kembali seperti dulu." ucap Zayn, aku mengangguk.
"Sekarang jangan sedih lagi, ayo masuk." ajak Zayn.

Aku masuk ke dalam bersama Zayn. Zayn membawaku ke ruang keluarga, tapi aku menolak.
"Aura, want to go the studio." tolaku. Aku ingin melepaskan semuanya di studio.
"Sendiri tidak apa?" tanya Zayn.
"Ya, tak apa." jawabku.

POSSESSIVE FAMILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang