🦄61

2.2K 105 4
                                    

*Louis POV
"Aura." ucap Harry.

Mendengar nama Aura, jantungku mulai berdetak tidak stabil. Ada apa dengan Aura.

"Aura kenapa? Bicaralah dengan benar!" ucapku yang sudah mulai gusar.
"Aura tidak ada di dalam kelas, kata Blue sehabis olahraga Aura ke toilet. Tapi sampai sekarang belum kembali." jelas Harry.

Tanpa berfikir panjang aku langsung menarik boys menuju toilet perempuan.

Sampak di toilet perempuan, aku langsung membuka pintunya. Dan apa yang ku lihat.

SHIT!!

"AURA!!" teriak kami.

Entahlah apa yang terjadi dengan Aura. Yang aku lihat sekarang, dia tidak sadarkan diri, ada beberapa bekas maybe tamparan di pipinya.

"Cepat kalian ke parkiran, aku mau ambil kunci mobil dulu." ucapku sigap.

Aku berlari di koridor, supaya cepat sampai ke kelasku. Kelasku jauh di tambah jalan kaki. Bisa bisa 2 jam tak sampai sampai.

Sampai di kelas, aku mendekati Mr. Joko yang lagi menerangkan pelajaran.

"Ada apa Lou?" tanya Mr. Joko.
"Bolehkah izin untuk ke rumah sakit?" tanyaku dengan tenang. Padahal tidak tenang.

"Siapa yang sakit?" tanya Mr. Joko
"Aura." jawabku.
"Baiklah, silahkan."

Aku langsung mengambil kunci mobilku, dan berlari lagi menuju parkiran mobil.

Sampai di parkiran mobil, aku mulai menyalakannya dan bergegas menuju rumah sakit.

Ok fine! Aku tidak izin dengan pengawas harian. Tak apalah, paling hanya di kasih minus nilai nilai kami.

Fuck Louis!! Niali nilaimu jadi rendah. Aku tak peduli.

"Kak Lou, lebih cepat!" suruh Liam.

***
Sampai di rumah sakit. Kami langsung membawa Aura ke dalam, ada beberapa suster yang membatu kami.

Lalu Aura masuk ke dalam ruang UGD untuk memeriksa keadaanya.

Sedangkan kami, kami hanya bisa menunggi diluar, berdoa supaya Aura tidak kenapa napa.

Aku tak tahu kenapa Aura bisa seperti ini. Semoga saja ia bisa menjelaskan kepada kami nanti.

Tak lama, dokter Kay keluar dari ruang periksa. Kami mendekatinya.

"Bagaimana?" tanyaku.
"Seperti biasa. Kalau Aura mendapatkan kekerasan kondisinya menjadi seperti semula. Penyakit Aura yang sebelumnya sudah mulai membaik, tapi malah bertambah parah karena hal ini." jelas dokter Kay.

Aku tidak bisa berkata kata lagi. Tubuhku menegang mendengar penjelasan dari dokter Kay.

"Lalu, bagaimana?" tanya Liam.
"Saya akan berusaha. Saya bingung, kenapa Aura bisa sampai seperti ini?" ucap dokter Kay.

"Kami juga tidak tahu. Kami menemukan Aura di toilet dengan kondisi tak sadarkan diri." jelas Liam.
"Baiklah, kalian berdoa saja. Saya tidak bisa memprediksi kapan Aura akan sadar."
"Terimakasih."

Aku tidak bisa diam saja. Aku akan kembali ke sekolah, dan mencari tahu semuanya.

"Liam, ikut aku!" perintahku.
"Kemana?" tanya Liam.
"Kembali ke sekolah, aku mau mencari tahu semua ini. Kalian telfon mom." ucapku.
"Baiklah, hati hati." ucap Zayn.

Aku dan Liam segera ke parkiran mobil, dan bergegas kembali ke sekolah.

*Liam POV
Aku di bawa Louis untuk kembali ke sekolah. Lou ingin mencari tahu semuanya, siapa yang berani menyakiti Aura sampai ia seperti ini?

Aku tak habis fikir dengan mereka yang menyakiti Aura seperti ini?

Sebenarnya saat mendengar penjelasan dokter Kay tentang penyakit Aura kambuh lagi. Aku ingin marah, tapi marah ke siapa?

Aku berusaha menahan amarahku di rumah sakit tadi. Aku pun tahu, kalau Louis juga marah mengenai ini. Siapa yang tidak marah kalau adiknya di perlakukan sampai seperti ini?!

Tak lama, kami sudah memasuki area parkiran sekolah. Lou dengan cepat memakirkan mobil dengan rapih.

"Ayo!" perintah Lou. Aku mengangguk.

Kami berjalan di koridor menuju ruang cctv. Tunggu...

"Kak Lou?" panggilku.
"Ada apa?" tanya Louis.
"Memangnya ada cctv di setiap toilet?" tanyaku balik.

Aku tidak pernah menduga, kalau terpasang cctv di toilet laki laki dan perempuan.

"Ada." jawab Louis.
"Apa? Benarkah?" tanyaku tak percaya.

Yang benar saja. Toilet di pasang cctv?

"Lagi pula, cctv di pasang di area atas wastafel." terang Louis.
"Ohh, syukurlah."

Hehehe..., aku kan tidak tahu, kalau ada cctv di toilet.

Kami melanjutkan berjalan menuju ruang cctv. Sampai sana, tidak ada orang. Louis langsung mencari rekaman cctv yang ada di toilet perempuan.

"Kak Lou tau kodenya?" tanyaku.
"Tidak." jawabnya.
"Bagaimana bisa kita mencari rekamannya?" tanyaku lagi. Tidak di jawab olehnya.

Louis sedang mencari cari sesuatu, entah apa?

"Ini dia!" seru Lou.
"Apa itu?" tanyaku.
"Ini buku yang berisi kode kode cctv di sini." jelas Louis.

Setelah mencari cari kodenya, akhirnya Louis mendapatkan kodenya, dan langsung mencari rekamannya.

Sekitar lima menit, Lou mencari rekamannya. Tapi, akhirnya dapat. Kami meneliti siapa yang menyakiti Aura sampai seperti itu.

Terlihat jelas di rekaman itu. Aura sedang mencuci wajahnya, lalu tiba tiba ada satu perempuan datang dan langsung menarik Aura sampai ia terjatuh ke belakang.

Aku melihat Louis yang langsung mengepalkan tangannya.
"Calm down, kak Lou." ucapku menenangkannya.

Setelah itu kami kembali melihat remakannya dari awal sampai akhir.

Aku tidak mengenal perempuan itu. Aku juga baru melihatnya di rekaman ini. Siapa dia? Apakah murid baru?

"Apakah kak Lou tau, siapa perempuan itu?" tanyaku memecah keheningan.
"Entahlah, aku baru pertama kali melihatnya. Itupun di rekaman ini." jawab Louis.

Tiba tiba ada seseorang yang masuk ke dalam ruangan cctv. Kami berbalik arah dan mendapatkan Mr. Ken.

Mr. Ken itu yang mengurus semua di cctv. Yang menjaga dan melaporkan sesuatu, kalau saja ada tindak laku anak murid yang tidak baik.

Tunggu?

Kenapa saat Aura di perlakukan tidak baik oleh perempuan itu, Mr. Ken tidak melaporkan kepada guru ataupun kami.

"Ada apa kalian di sini?" tanya Mr. Ken.
"Melihat rekaman yang ada di toilet perempuan." ucap Louis.
"Memangnya kenapa?" tanya Mr. Ken.
"Aura di perlakukan tidak baik dengan murid di sini. Apakah saat itu bapak tidak menjaga di sini?" tanya Louis.

Mr. Ken langsung melihat rekamannya.

"Saya benar benar minta maaf. Saat kejadian itu saya sedang memberikan tugas untuk kelas 12." jelas Mr. Ken.
"Sudahlah tak apa. Tapi, apakah bapak kenal perempuan itu?" tanyaku.

"Kalau tidak salah, itu Cindy anak murid pindahan dari New York. Dia juga salah satu penyumbang dana terbesar di sini." jelas Mr. Ken.

*Louis POV
Penyumbang dana terbesar? Apakah ia seperti ratu, sehingga memperlakukan Aura seenaknya.

Penyumbang dana terbesar, ternyata lebih baik daripada anak dari pemilik sekolah ini?!

Baiklah!

~~~~
Hallooo...
Syukur up lagi nih :))
Gimana ceritanya? Nyambung aja kan ya?

Jangan lupa vote dan komen.
Terimakasih❤💛

Typo bertebaran





POSSESSIVE FAMILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang