Jennie pov
Aku telah menunggu lisa selama 15 menit. Tapi tak ada tanda tanda lisa akan datang. "Aishh kemana wanita ini?" Gerutuku. Tiba tiba lisa masuk dan memberikan sebuah paperbag padaku. "Itu untukmu. Bukalah" ucap lisa.
Aku pun perlahan membuka paperbag itu. Aku terkejut saat melihat boneka lucu berwarna putih.
"Kau membelikanku boneka?" Tanyaku. Lisa hanya tersenyum dan mengangguk. "Why?" Tanyaku. "Jennie, aku tau alasanmu menangis. Kau tak perlu melihatnya lagi. Kau cukup melihat boneka ini saja. Lihatlah pipi boneka ini bukankah mirip denganmu? Lucu" ucap lisa.
Aku terkejut mendengarnya. Pipiku memerah karna malu mendengar ucapan lisa (Lisa kau sangat perhatian. Setiap wanita yang memilikimu harusnya bersyukur. Hanya wanita bodoh yang melepasmu) batinku sambil menatap lisa. "Jangan sedih jennie aku mohon. Aku tak bisa melihat seorang wanita bersedih" ucap lisa sambil menggenggam tanganku.
Aku pun tak bisa membendung air mataku. Aku mulai menangis sekencang kencangnya. Kemudian lisa memelukku dan menenangkanku. "Ini sakit lisa. Dia berbohong kepadaku" ucapku sambil menangis dalam pelukan lisa. Lisa membelai rambutku. "Berhentilah menangis. Untuk apa kau menangisi orang yang mungkin tidak akan menangismu. Air matamu terlalu mahal untuk menangisi seorang penghianat" ucap lisa.
"Bawa aku pulang lisa" ucapku. "Baiklah kita pulang sekarang. Peluk boneka ini" ucap lisa. Aku pun menangis memeluk boneka pemberian lisa. Lisa perlahan menjalankan mobilnya kembali ke apartement.
Jennie pov end
Beberapa saat kemudian lisa dan jennie sampai di parkiran apartement. Lisa beranjak keluar tapi jennie menahan tangannya. "Lisa, terimakasih" ucap jennie. "Tak apa jennie" ucap lisa. "Maaf jika aku tidak menyambutmu dengan baik saat pertama kali kita bertemu" ucap jennie.
"Tak apa. Yang terpenting sekarang kita telah berteman bukan?" Ucap lisa. "Ya, kita berteman" ucap jennie. Lisa dan jennie keluar dari mobil dan berjalan memasuki gedung apartement.
"Lisa" panggil seorang pria. Jennie dan lisa pun bersamaan menoleh ke arah pria yang memanggil lisa.
Pria itu adalah ken. Manager lisa dari thailand
"Ken?" Ucap lisa. Ken menghampiri jennie dan lisa. "Jennie perkenalkan dia ken managerku. Ken ini jennie kim. Temanku" ucap lisa. Ken dan jennie pun bersalaman. "Kau membuatku pusing karna ulahmu yang tiba tiba kabur dari thailand" ucap ken dengan nada kesal.
"Hmm aku akan menjelaskannya ayo kita ke naik" ucap lisa. Mereka bertiga pun naik ke apartement jennie. Sesampainya disana ken dan lisa duduk di sofa sedangkan jennie langsung berjalan ke arah dapur.
Lisa pov
"Darimana kau tau aku disini?" Tanyaku. "Kiel memberitahuku. Kau membuatku pusing. Kau pergi begitu saja" ucap ken. "Maafkan aku. Aku butuh waktu untuk menenangkan diri" ucapku.
Ken menepuk pundakku. "Aku mengerti apa yang kau rasakan tapi harusnya kau bicara padaku lisa agar kita bisa mencari solusi" tegur ken. Aku hanya terdiam. Jennie datang membawa nampan berisi minuman dan snack.
"Terima kasih jennie kau tak perlu repot repot" ucap ken. "Its okey" ucap jennie lalu duduk di samping lisa. "Jadi kau tinggal disini bersama jennie? Aku bisa mencarikan apartement untukmu"ucap ken.
"Hmm tak perlu. Aku akan tinggal disini. Disini nyaman dan aku tak merasa kesepian karna ada jennie dan jisoo yang menemaniku" ucapku. "Baiklah jika itu maumu. Jangan lupa lusa kau harus pergi ke jepang untuk pemotretan dan interview disebuah majalah" ucap ken.
"Ke jepang? Astaga aku hampir lupa. Kau tinggal dimana sekarang?" Tanyaku. "Di apartement kiel. Kalau begitu beristirahatlah. Besok kita sarapan bersama dan tolong jangan mengabaikan panggilanku" ucap ken. Ken menghabiskan minuman yanh dibuatkan jennie kemudian pamit untuk pulang. "Jennie terimakasih untuk minumannya dan tolong jaga lisaku. Dia bisa menjadi mengerikan saat bersedih" ucap ken sambil tertawa. Jennie hanya tersenyum menatapku. Ken pun meninggalkan apartement jennie
Lisa pov end
Lisa melihat jennie berjalan menuju kamarnya. "Jennie" panggil lisa. Jennie berbalik menatap lisa. "Ya?" Tanya jennie. "Apa yang ingin kau makan untuk makan malam?" Tanya lisa. Jennie hanya menggelengkan kepalanya.
"Jangan seperti itu. Kau harus makan. Aku tak mau jika kau sakit" ucap lisa. Jennie terkejut mendengar perkataan lisa. "Aku tidak akan mati hanya karna tidak makan malam lisa. Aku benar benar tidak ingin makan"ucap jennie dengan ketus. Lisa terdiam seketika. Jennie menangkap ada rasa kekecewaan di wajah lisa. Jennie berjalan menghampiri lisa. "Lisa maafkan aku. Aku tak bermaksud berbicara kasar padamu" ucap jennie.
"Tak apa jennie. Kau benar. Aku saja yang terlalu berlebihan" ucap lisa. Lisa bergegas berjalan meninggalkan jennie dan masuk ke dalam kamarnya.
Lisa merebahkan tubuhku di kasur. "Ada apa dengannya? Tiba tiba baik tapi kemudian ketus kepadaku" gerutu lisa. Lisa beranjak dari tempat tidur kemudian masuk ke dalam kamar mandi.
Sementara itu, Jennie sedang terdiam di sofa menatap boneka pemberian lisa. "Aku rasa lisa marah kepadaku. Aku terlalu kasar padanya tadi"gerutuku. (Wait, ada apa denganku. Kenapa aku jadi seperti ini? Apa aku meyukai lisa? Anniya jennie kim. Kau tidak menyukainya kau hanya sedang stress memikirkan irene) batin jennie.
Beberapa saat kemudian jisoo datang. Ia melihat jennie sedang duduk di sofa sambil menatap sebuah boneka. "Jennieyah, apa yang kau pikirkan"tanya jisoo. Jennie terkejut melihat jisoo berjalan menghampirinya kemudian duduk disamping jennie. "Astaga unnie kau mengejutkanku" ucap jennie.
"Yak, kenapa kau melamun? Kenapa dengan matamu? Apa kau menangis? Ceritakan padaku" ucap jisoo. "Unnie. Satu satu jika kau mau bertanya" ucap jennie. "Yak cepat katakan" bentak jisoo. Jennie mulai menceritakan kejadian di kedai ice cream. Jennie menceritakannya sambil menangis.
Jisoo memeluk jennie dengan erat dan mengusap punggung jennie. "Aku sudah pernah bilang padamu jika irene itu tak baik untukmu" ucap jisoo. "maafkan aku unnie karna tidak percaya padamu" ucap jennie. Jisoo melepas pelukan jennie. "Lalu apa kau sudah memutuskan hubunganmu dengannya?" Tanya jisoo. Jennie hanya menggelengkan kepalanya.
"Apa kau sudah memastikan jika dia menghianatimu?" Tanya jisoo. "Belum unnie. Tapi mereka berdua bermesraan. Aku dan lisa melihatnya" ucap jennie. "Jennie, sebaiknya kau menanyakannya pada irene terlebih dahulu. Aku memang tidak menyukai irene tapi sekarang aku hanya bersikap netral" ucap jisoo.
"Baiklah unnie. Aku akan bertanya padanya" ucap jennie. "Kalau begitu istirahatlah. Besok pagi woo bin oppa akan kemari" ucap jisoo. Jennie hanya mengangguk kemudian berjalan ke kamarnya. Saat ia ingin membuka pintu kamarnya ia menoleh ke arah pintu kamar lisa. (Ah sudahlah. Aku akan membicarakan dengannya besok) batin jennie kemudian masuk ke dalam kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Story
Romance"Jika kau tak bahagia denganku bukan begini caranya. Cukup katakan padaku dan aku akan melepasmu jika kau tidak bahagia denganku" ucap lisa. "Maafkan aku lisa. Rasa ini tumbuh begitu saja. Aku menyayangimu tapi aku telah menyayanginya juga" ucap se...