3. Back In Time

4K 348 11
                                    

Hanbin sekarang sedang berada di kamarnya, setelah menyelesaikan semua pekerjaan di kantornya tepat pukul tujuh malam.

Baru saja ia selesai mandi, berniat mengambil kaos polos di lemarinya, mata Hanbin terpaku pada tempat tidurnya—dimana Jennie yang tertidur semalam. Sial, rupanya Hanbin perlahan menjadi gila karena sosok Jennie yang mengusik pikirannnya.

Di luar, Hanbin melihat rintik-rintik hujan berjatuhan. Hanbin memutuskan untuk berbaring di kasur, matanya ia suruh terpejam namun tidak bisa, karena Hujan dan Jennie adalah perpaduan yang cocok untuk mengenang.

Hanbin menunggu di toko buku kurang lebih 15 menit yang lalu namun batang hidung Jennie pun belum terlihat.

Sudah sekitar satu menit berlalu dari Hanbin yang menghubungi Jennie untuk kelima belas kali, tapi tidak ada jawaban. Hanbin merasa cemas, takut terjadi apa-apa dengan Jennie-nya.

Jennie memang memintanya bertemu di toko buku yang biasa dikunjunginya tadi sore. Berniat menunggu lebih lama lagi, namun sebuah pesan masuk kedalam notifikasinya

Dari Jennie.

Jennie
Hanbin-ah? Kau sudah di toko buku?
Maaf, aku tidak bisa datang
Mama menyuruhku untuk ikut dengannya.
Maaf

Hanbin tersenyum masam,lalu ia memasukkan handphonenya kedalam saku celananya, melangkah keluar dari tempat tersebut.

Hanbin berkendara menggunakan motornya, membelah jalan ditengah dinginnya malam.
Lalu setelah beberapa lama, ia memberhentikan di sebuah kedai makan jalan.

Ia hendak memasan seporsi jjajangmyeon sampai ia melihat sosok yang dikenalinya.

Kim Jennie

Bersama seorang laki-laki. Dan Hanbin pastikan Mama Jennie itu berjenis kelamin perempuan.

Mereka berjalan beriringan, tampak lelaki yang diketahui sepantaran dengan nya itu tersenyum kearah Jennie. Hanbin masih memperhatikan saat mereka berhenti di toko aksesoris, dengan Jennie yang memakai bando kelinci, dan bertingkah lucu. Keduanya tertawa lepas dengan tangan lelaki itu yang bergerak mengusap kepala Jennie.

Hanbin tidak tahu siapa lelaki itu.

Yang Hanbin tahu, ia merasa dikecewakan.

Hanbin terbangun saat suara berisik berasal dari handphone nya, siapa yang mengganggu tidurnya pada jam segini?

Bobby

Hanbin me-reject panggilan dari Bobby, berniat memutuskan untuk kembali tidur sampai suara berisik itu kembali terdengar dari orang yang sama.

Demi Tuhan, ia akan membunuh Bobby jika panggilan ini tidak penting.

"Ya! Bodoh, mengapa menggangguku? Kau tak lihat ini sudah pukul 1 pagi? Apa menurutmu ini lelucon?" Kesal Hanbin pada lelaki yang setahun lebih tua darinya.

"Easy, bro. Aku hanya ingin membertitahumu, kalau aku sedang berada di klub yang biasa kita kunjungi" Kata Bobby yang menurut Hanbin sangat tidak penting.

"Lalu siapa aku hingga kau melapor kepadaku?!" sungut Hanbin.

"Kau tahu, perempuan yang tak ingin kau cium waktu kita bermain tantangan itu? Dia ada disini, dan kelihatannya dia mab—"

Tut tut tut.

Telepon dimatikan secara sepihak oleh Hanbin, Bobby kira Hanbin tidak menganggap penting kabar darinya. Padahal kesadaran Hanbin langsung kembali full saat mendengar apa kata Bobby.

Kim Jennie lagi. Dan entah alasan apa yang harus Hanbin berikan saat kini ia terburu-buru mengambil kunci mobilnya dan menjalankan mobilnya menuju klub malam itu.

Terimakasih kepada Bobby yang menganggu tidurnya jam 1 pagi ini.

***

Setelah tertidur lebih dari 8 jam, Jennie terbangun karena perutnya yang kelaparan. Ia mengambil sebungkus mie ramyeon instan. Ia menuangkan air kedalam panci dan menyalakan kompor tersebut, lalu memasukkan mie kedalamnya. Selagi menunggu air itu mendidih, Jennie termenung, padangannya jelas kosong,namun pikiran nya berkelana ke masa lampau.

"Jennie, kupikir kau belum tahu berita ini," Salah satu teman nya, Im Nayeon datang menghampirinya. Kelas memang telah selesai beberapa menit yang lalu, setelah Dosen meninggalkan kelas.

"Berita apa?" Tanya Jennie sedikit penasaran.

"Kim Dahyun, sahabat dari Jisoo mengatakan kepada teman-teman nya kalau ia diajak Hanbin makan malam romantis. Malam ini!"

Jennie terdiam setelah mendengar ucapan Nayeon. Jennie tahu siapa Dahyun, tapi ia hanya sebatas mengetahui bahwa Dahyun merupakan sahabat Jisoo—adik Hanbin. Dan, oh Jennie juga mendengar rumor bahwa Dahyun ini tergila-gila dengan Hanbin.

"Bukankah sudah biasa melihat Dahyun yang memang dekat dengan keluarga Hanbin?" Jennie merasa tidak ada yang salah, lagipula Jennie yakin Hanbin hanya menganggap Dahyun seperti adiknya.

"Kau tidak mencermati kalimatku ya? Makan-malam-romantis-hanya-berdua!" Nayeon menekan beberapa kalimat terakhirnya.

Jennie masih tidak mempercayai, sampai matanya menangkap Hanbin yang tengah berdiri di depan mobilnya,— seperti menunggu orang, dan Jennie pastikan bukan dirinya. Karena ia seharian ini belum menghubungi Hanbin.

Lalu dari arah berlawanan, seorang gadis berlari riang menghampiri sosok pemuda yang sudah menungguinya, Kim Dahyun.

"Oppa, sudah menunggu lama? Maaf, tadi dosenku memberi tugas tambahan," Jennie bisa mendengar sedikit percakapan mereka, lalu Hanbin menanggapinya dengan senyum, "Tidak apa-apa, kajja kita berangkat sekarang,"

"Kau tahu, Oppa? Aku senang sekali saat kau mengajakku makan malam hanya berdua. Aku sudah memimpi-mimpikan nya sejak lama!" Ucapan Dahyun memang menunjukkan dirinya sedang bahagia.

Jennie hanya memperhatikan mobil tersebut perlahan meninggalkan area parkir itu, Jennie yang sedang duduk di kursi taman kini mempertanyakan kepercayaan nya kepada Hanbin.

Mereka memang masih bersama, tidak pula sedang bertengkar. Namun Jennie kini menyadari bahwa sikap Hanbin sedikit berbeda kepada dirinya—atau mungkin perasaannya saja?

***

Jennie yang menerima pesan dari Kai, temannya yang memberitahukan bahwa ia akan mendatangi klub yang kemarin dan mengajak Jennie untuk bergabung dengan yang lain nya.

Selesai makan, Jennie bergegas menyiapkan diri. Kali ini dirinya tidak boleh mabuk. Ya, Jennie tidak akan meminum setetespun wine.

Atau tidak, karena saat ini, Jennie berusaha menenggak gelas keempatnya. Jennie duduk sendiri, sementara teman-temannya sudah turun ke dance floor dan menari disana.
"Maaf nona, sepertinya anda sudah mabuk" kata bartender saat Jennie meminta wine-nya lagi.

"Ya! Kembalikan, aku ingin minum itu, ahjussi" racau Jennie.

Jennie masih berusaha mengambil gelas itu, sampai suara menghentikan nya,

"Cukup, Jen. Ayo kita pulang sekarang,"

Sosok itu adalah Hanbin.

At That Time | JenbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang