1. Ketidaksukaan Rose

829 64 0
                                    

"Kau tidak cocok dengan poni barumu itu, Chaeyoung."

Rose berjengit kaget kala mendengar bisikan yang terdengar di telinganya. Ia menoleh dan mendapati sosok June berdiri dengan wajah menyebalkan.

Alih-alih berteriak seperti biasanya, kali ini Rose mengabaikannya. Perempuan itu kembali fokus dengan buku yang sedang dibacanya.

Saat ini mereka sedang berada di kantin, sebenarnya tadi hanya ada Rose saja. Sebelum manusia menyebalkan bernama Koo Junhoe merusak kedamaian membacanya.

"Kau sangat terlihat seperti anak manja." Komentar June lagi.

Rose akhirnya menutup buku yang sempat dibacanya. Matanya kini benar-benar terfokus pada lelaki jangkung ini.

"Untuk seukuran musuh bebuyutan, kau sangat memperhatikanku sekali, Koo Junhoe." sarkas Rose.

June terkekeh mendengarnya. "Aku tidak merasa menjadi musuhmu. Hanya kau saja yang merasa begitu." Ucapnya diselingi tawa kecil.

Rose mendengus sebal. Menanggapi June lebih lama lagi, jelas berdampak pada kewarasannya. Maka dari itu, Rose memutuskan untuk meninggalkan June. Ia berdiri dan melangkah pergi, meninggalkan June begitu saja.

***

Rose telah menyelesaikan tugas piketnya. Setiap minggu memang anggota PMR dijadwalkan untuk membersihkan ruang UKS dan minggu ini adalah bagian Rose.

Ia hendak membuka kenop pintu saat mendengar suara ribut-ribut dari luar.

"Papa sudah menyerah mengurus kamu. Papa akan mengirim kamu ke Jepang. Lebih baik kamu tinggal bersama Mama mu saja." Sebuah suara bariton menyentak Rose. Ia berusaha menempelkan telinganya lebih dekat guna untuk mendengar lebih jelas.

Rose tahu, ia sudah lancang. Tapi sungguh Rose sangat penasaran karena ini adalah suara ...

"June tidak mau."

"Jangan membantah Papa, Koo Junhoe."

Lelaki yang dipanggil June itu tampak menggeram. "Kalau Papa memang sudah menyerah mengurus aku, baik, aku bisa mengurus diriku sendiri!"

"Memangnya kau bisa apa hidup tanpa kekayaan Papamu? Anak manja sepertimu pasti akan meraung-raung meminta uang ketika uang sakumu habis." Suara Tuan Koo terdengar mencemooh.

June naik pitam. Ia menatap tajam pria yang ia panggil Papa dalam hidupnya. "Aku akan buktikan bahwa aku bisa hidup tanpa harta Papa. Akan aku buktikan kalau aku bisa mandiri!"

"Hah, membuktikan dengan apa? Dengan lagu-lagumu yang tidak berguna itu? Papa bisa menjamin bahwa lagu-lagu itu lebih bagus kau sumbangkan untuk para pengamen."

June yang tidak terima karyanya di hina seperti itu pun menatap marah Papanya. "Papa boleh mengusirku, menghinaku sebagai anak yang tidak berguna. Tapi jangan sekali-kali Papa berani menghina karyaku! Demi Tuhan, aku akan buktikan kepada Papa bahwa lagu yang kau sebut lebih cocok untuk preman itu akan merajai tangga lagu di masa depan!"

"Ha-ha, silahkan bermimpi sesukamu, Nak."

Lalu yang terjadi selanjutnya adalah keheningan. Rose mengira pertengkaran antara Anak dan Ayah itu telah usai. Ia hendak membuka kenop pintu ketika ia di hadang oleh tubuh besar didepannya.

Di depannya, Koo Junhoe yang sedang menatapnya tajam.

Matilah, Ia ketahuan!

Tidak tahu harus bereaksi apa, Rose hanya memberikan cengiran bodoh.

"Eng—hai??heheh"

"Sudah sejauh mana kau menguping?" Suara June terdengar tajam.

Rose tersentak. Tubuhnya bergetar ketakutan, serius aura Koo Junhoe lebih menyeramkan ketika marah.

At That Time | JenbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang