26. Revealed

1.6K 176 19
                                    


"Jennie sudah katakan tidak bisa. Jennie sibuk."

Mamanya masih membuntutinya dibelakang. "Ayolah, kau tahu,kau harus membuat hubungan yang baik dengan calon Papa barumu."

Jennie membalikkan tubuhnya menghadap Mamanya. "Yang ingin berkeluarga kan Mama. Mama yang ingin menikah."

"Kim Jennie! Bisakah kau menurutiku kali ini saja? Demi Tuhan, kau hanya perlu datang dan duduk manis disana. Oke, jika kau masih belum menerima keputusan Mama yang ingin berkeluarga lagi. Tapi tolong, sekedar berpura-pura senang tidak berat bukan?"

Jennie menghela napas berat, dan menghembuskannya. "Baiklah, kapan acara itu?"

"Minggu ini. Akan aku kirimkan alamatnya nanti. Aku harap kau tidak akan mengacaukan acara ini Jen. Mama memperingatkan padamu."

Jennie mengangguk malas. "Ya-ya. Aku akan bertingkah anggun seperti putri raja. Jika itu yang Mama mau."

Jennie hendak pergi dari rumah Mamanya itu. Saat ingin meraih gagang pintu, suara Mamanya menghentikan pergerakannya. "Oh ya, Jennie. Mama lupa memberi tahumu sesuatu. Kau juga akan mempunyai saudara lelaki nanti." ucap Mamanya dengan senyum misterius.

***

Jennie dan Mamanya telah berada disebuah rumah besar nan megah. Setelah seorang supir menjemput mereka, mereka akhirnya tiba di rumah milik pria yang Jennie ketahui sebagai calon Papa barunya itu. Jennie sedikit menarik dress nya turun. Jennie memakai dress one piece berwarna peach diatas lutut. Sementara Mamanya juga tak kalah cantik dengan dress panjang dengan memperlihatkan punggung polosnya. Mereka memasuki rumah itu. Sosok pria paruh baya sudah menyambutnya didepan pintu. Itu pria itu. Calon Papa barunya.

"Selamat datang dirumahku." Pria itu memberi pelukan pada Mamanya. Lalu pandangan pria itu beralih menatap Jennie. "Hai, Jennie. Selamat datang."

"I-iya, tuan." Jennie berkata gugup.Ini adalah pertemuan kedua Jennie bersama pria itu.

Pria itu tertawa melihat sikap gugup Jennie. "Tak usah gugup begitu, Ingat, bukankah kita nanti juga akan menjadi keluarga. Bukankah begitu sayang?" Pria itu bertanya pada Mamanya. Mamanya mengangguk mengiyakan.

"Jennie, ayo beri salam terlebih dahulu." pinta Mamanya.

Jennie menghirup napas banyak-banyak, lalu perlahan menghembuskannya. Berusaha mengurangi rasa gugupnya dengan meremas bagian depan dressnya. Jennie pun membuka suara.

"Selamat malam, Tuan Jung."

***

Jaewon masih dalam keterkejutannya saat melihat Papanya sedang mencium tangan seorang wanita—yang jelas bukan Mamanya. Ia menatap bengis kedua pasangan itu. Dan tanpa sadar mengumpat. Lalu dengan langkah lebar, Jaewon menghampiri Papanya.

"Menikmati kencan romantismu...Papa?"

Mendengar suara itu, kedua tubuh manusia itu sukses dibuat menegang. "J-jaewon? Sedang apa kau disini?"

Jaewon mendesis. "Aku tentu saja ingin makan malam disini. Tapi kebetulan, aku melihat sosok yang tak asing. Jadi...ya aku menghampiri kalian."

Lalu Jaewon menatap wanita itu tajam. Wanita itu masih menunduk ketakutan. "Maaf, tidak menyapamu terlebih dahulu. Apa kabar, Tante?"

***

Jaewon tak pernah tahu. Lelaki itu tak pernah tahu bahwa wanita yang menghancurkan keluarganya. Wanita yang menyelingkuhi Papanya dan menyakiti Mamanya adalah sosok wanita yang sangat Jaewon kenal. Sangat Jaewon hormati.

At That Time | JenbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang