29. Permission

2.1K 206 18
                                    

Setelah acara lamaran yang sepenuhnya gagal total itu. Hanbin mengantarkan Jennie kembali ke Apartemennya. Selama diperjalanan pun keheningan yang mendominasi mereka.

Hanbin masuk kedalam unit dan mengikuti Jennie dari belakang. Jennie langsung melenggang ke dapur dan mengambil minum.

Lalu apa yang harus Hanbin lakukan saat ini? Setelah lamaran konyol tadi, Hanbin merasa menjadi kurang fokus. Masih untung Jennie menerima lamaran konyol itu, kalau tidak? Sudah rencana gagal, lamaran pun gagal. Hanbin yakin saat ini ia sudah tidak memiliki muka untuk bertatapan dengan Jennie. Hanbin tanpa sadar bergedik ngeri.

Jennie menghampirinya dan menyerahkan segelas air putih. Hanbin menegak air itu. "Aku sepertinya berutang maaf padamu." ucap Hanbin.

Jennie memandanginya sinis. "Baru mengakui kesalahanmu?"

"Maaf."

"Aku sudah melupakan masalah itu. Omong-omong, aku juga bukan orang yang pendendam." Ucap Jennie menyindir Hanbin.

Hanbin makin menutup mulutnya. Merasa kalah telak. "Aku mana tahu kalau yang aku lihat itu mantan tunangan lelaki itu."

"Jangan sebut Jaewon dengan lelaki itu!" seru Jennie yang membuat Hanbin kaget.

"Kau masih membelanya?"

"Oh, tentu. Aku akan lebih membelanya."

"Tapi kau itu tunanganku!"

"Kau tidak akan menjadi tunanganku kalau bukan bantuan Jaewon!"

Sial. Jadi seberapa dalamkah efek Jaewon terhadap Jennie? Hanbin mengumpat pada Jaewon. Bahkan sudah pergi pun masih menyusahkan. Hanbin mendengus.

"Baik! Baik! aku minta maaf!"

"Kau terdengar tidak tulus."

"Astaga, maafkan aku oke? Maaf sudah menuduhmu. Maaf sudah bersikeras menyalahkanmu. Maaf karena kesalahpahamanku. Dan maaf karena sudah menyebut Jaewon-mu dengan lelaki itu."

"Aku ini tunanganmu apa tunangan Jaewon?!"

Kini giliran Hanbin yang tergelak.

***

"Aku sudah bilang kalau aku pergi dengan Mamaku. Malam itu Mama mengajakku datang ke pernikahan sepupuku, Jinhwan Oppa."

Hanbin mengangguk mengerti. Jennie telah menjelaskan alasan yang sebenarnya. Kini masalah itu telah selesai. Kesalahpahaman yang telah terjadi sudah diselesaikan.

"Aku tidak suka dengan Jaewon, tapi aku rasa aku harus berterimakasih padanya." Ucap Hanbin. Jennie mengangguk setuju.

"Lalu kenapa kau mau menerima lamaranku ini?" Hanbin bertanya.

"Kau memangnya mau aku menolak? Aku bisa melakukannya itu sekarang." Ucap Jennie santai.

Hanbin merasa jengkel. "Bukan itu maksudku!"

"Aku menerimamu karena aku tidak ingin tidak mempunyai pasangan. Aku benci sendiri." Hanbin membelalak mendengarnya.

"Aku hanya bercanda! Untuk apa aku menerimamu kalau aku tidak mencintaimu? Kau memangnya mau aku menerimamu karena kasihan?"

"Aku tidak tahu bahwa selama sepuluh tahun ini, kau makin menjengkelkan." Ujar Hanbin. Ia meraih jemari Jennie. Melihat sebuah cincin yang melingkar di jari manis Jennie.

"Aku tidak percaya bahwa sekarang aku sudah bertunangan denganmu." gumam Hanbin. Jennie pun mengikuti tatapannya pada jarinya yang di genggam Hanbin. Tanpa sadar mengangguk menyetujui ucapan Hanbin.

At That Time | JenbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang