6. A Liltle Braver

3K 277 13
                                    

Hari Senin merupakan hari yang dibenci sebagian orang—termasuk Hanbin, dimana ia harus memulai aktifitas rutinnya setelah hari libur.

Jam sudah menunjukkan angka 12.37 tapi tidak ada tanda-tanda bahwa ia akan menyelesaikan dalam waktu dekat dan pergi untuk makan siang. Kantor memang sedang sibuk-sibuknya, karena Kim Corp sedang melakukan sebuah proyek besar. Hanbin selaku Manajer memang mengambil bagian besar dalam proyek itu, karena Hanbin-lah yang bertanggung jawab untuk perencanaan proyek tersebut.

Satu jam kemudian, Hanbin merenggakan otot-ototnya. Mulai merasa lapar, karena perutnya meminta jatah makan siang. Hanbin memutuskan untuk pergi ke cafetaria kantor.

Saat menuju ke cafetaria, matanya tidak sengaja menangkap sosok yang dikenalinya.

Kim Jennie.

Pertanyaannya, ada perlu apa sampai Jennie berkeliaran dikantornya?

Jennie sedang duduk di cafetaria, terus melirik ke arah pintu masuk, seperti sedang menunggu orang. Lalu saat seseorang menghampirinya, Jennie reflek berdiri dan menjabat tangan Im Jaebum—salah satu karyawan. Hanbin memperhatikan bagaimana keduanya berbicara dengan serius, seolah sedang membicarakan suatu bisnis.

"Pak Hanbin? Mau makan pak?" Tanya seorang lelaki—yang Hanbin lihat dari kartu karyawan bernama Park Sungkwang.

"Iya, baru sempat makan siang," Jawab Hanbin. Lalu karyawan itu izin pamit, Hanbin mengangguk dan mengambil nampan berisi makan siangnya ke sebuah meja kosong dipojok sana.

Jennie tidak menyadari kehadiran Hanbin, sehingga Hanbin memutuskan untuk memperhatikan Jennie lagi. Sambil menyendokkan nasi ke mulutnya, ia bisa melihat Jaebum yang mulai mencari-perhatian-kepada-Jennie-nya.

Tunggu? Apakah tadi ia menyatakan Jennie sebagai kepemilikannya?

Lalu keduanya pun berdiri, berjabat tangan lagi dan Jennie yang kini ditinggal Jaebum. Makanan Hanbin yang sudah habis pun ia jadikan alasan untuk menghampiri Jennie.

"Sedang apa disini?" Tanya Hanbin pada Jennie.

Jennie mendongak dan terkejut menemukan Hanbin berdiri dihadapannya.

"Urusan bisnis," Jawab Jennie singkat. "Kau sendiri?" Ia bertanya balik.

"Mencari nafkah untuk keluarga," Jawab Hanbin asal.

"Sudah mau pulang?" Tanya Hanbin yang hanya dibalas anggukan oleh Jennie.

"Ayo, biar kuantar,"

"Tidak usah."

"Kita teman, ingat?" Hanbin mengingatkan kembali tentang status hubungan mereka. Mau tak mau, Jennie mengekori Hanbin dari belakang.

"Mau langsung pulang saja?" Tanya Hanbin saat sudah berada didalam mobil, sebenarny Hanbin tidak tahu dimana Jennie bekerja.

"Tidak, aku harus kembali ketempat kerjaku,"

"Baiklah, tunjukkan jalannya saja." Hanbin mulai menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang. Jennie sibuk memainkan ponselnya, Hanbin lalu berkata, "Aku boleh meminta nomormu?"

Jennie terlihat berpikir sebentar, "Mana handphonemu" buru-buru Hanbin mengeluarkan ponselnya dari saku jasnya.

Jennie mengetikkan beberapa nomor disana lalu setelah selesai ia mengembalikannya kembali pada Hanbin.

"Omong-omong, kau bekerja dimana?" Hanbin bertanya.

"RJ Butik, aku sebagai desainer disana."

"Tidak heran, mengingat bagaimana kau ambisius masuk jurusan Design" komentar Hanbin yang anehnya membuat Jennie tersenyum tipis.

At That Time | JenbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang