Hanbin awalnya berusaha tidak mempercayai. Hanbin terus berusaha mensugesti dirinya bahwa ia salah. Bahwa Hanbin salah mengira. Tapi saat ia terus teringat. Ia tahu, bahwa ia dibohongi, ia dikecewakan, dan dikhianati.
Lagi. Dan itu semua karena Jennie.
Mungkin seharusnya, semalam ia tidak menurut begitu saja saat Dahyun menariknya menuju meja Jennie, menganggu Jennie. Mungkin seharusnya ia tidak diam begitu saja saat Dahyun memperkenalkan dirinya sebagai kekasih perempuan itu. Atau mungkin, seharusnya ia tidak menerima ajakan makan malam Dahyun.
Memorinya terlempar saat dirinya yang sedang bertengkar hebat dengan Jennie. Yang menjadi satu-satunya awal perpisahan dengan Jennie. Dan kini, itu semua terasa lucu bagi lelaki bermarga Kim itu.
Karena Dahyun dan lelaki bernama Jaewon itu.
Sebab perlahan semua orang dari masa lalunya, penyebab dari retaknya hubungannya dengan Jennie kini muncul kembali.
***
"Maaf Unnie aku sedang tidak enak badan."
Selepas memberitahu Irene bahwa ia izin tidak masuk kerja, Jennie menatap layar ponselnya. Banyak pesan dan panggilan tak terjawab.Dari Jaewon, yang menanyakan keadaan Jennie. Dari Jisoo, yang mengajaknya shopping. Dari Mamanya, yang mengajak bertemu dengan Papa barunya. Dan dari sebuah nomor asing yang membuat rasa penasaran Jennie mencuat.
Jennie mengklik pesan dari nomor asing itu, dan membacanya.
010892435xxx
Kau mau tahu sesuatu yang menarik?
Kalau kau ingin tahu, temui aku siang ini di depan Universitas Seoul.
Aku tunggu.Jennie mengerutkan dahinya. Bingung. Siapa yang mengiriminya pesan? Dan apa maksud dari Jennie-tidak-mengetahui-sesuatu? Jennie berusaha tidak memperdulikan isi pesan dari nomor tak dikenal itu. Tidak, ia tidak akan mendatangi dan menuruti kemauan pengirim asing itu.
Atau salah. Karena saat ini ia sedang celingak-celinguk menengok kanan dan kiri. Menunggu seseorang. Lama Jennie menunggu, sebuah mobil berhenti didepannya. Jennie memperhatikan, saat seorang perempuan turun dari mobil itu.
"Hai, Unnie. Sudah lama menunggu ya?"
***
Jennie tidak pernah mengira bahwa pengirim dari nomor tak dikenal itu adalah Kim Dahyun. Setelah perempuan itu menghampirinya, kemudian Dahyun membawanya pada sebuah taman di pelataran Universitas itu.
Jennie ingat betul taman ini. Taman yang menjadi saksi putusnya hubungan Jennie dan Hanbin. "Apa yang ingin kau bicarakan?" tanya Jennie to the point.
"Woah, jangan langsung ke intinya begitu, Unnie. Mari kita mulai dari pembukanya. Kau pasti tahu kan tujuan ku kembali kesini?"
Jennie tidak menjawab. Hanya menunggu kalimat dari Dahyun. "Dan kau pasti juga sudah tidak mempunyai urusan lagi dengan Kim Hanbin. Mengingat kau sudah mempunyai kekasih baru." ucap Dahyun.
Jennie mengerti arah pembicaraan Dahyun. Ia kemudian tersenyum sinis, "kau jadi takut kalah saing denganku lagi ya?"
Dahyun menggeleng. "Aku takut? Tentu tidak, Unnie. Aku hanya menegaskan padamu, bahwa aku ini yang akan menjadi pasangan dari Kim Hanbin. Tidak dengan Unnie, ataupun yang lain."
"Oh, sebentar. Hanbin Oppa menelponku." Dahyun mengangkat panggilan telepon itu dan berbicara dengan keras. "Tentu saja, Oppa. Siapa yang akan melewatkan makan malam romantis berdua denganmu?"
Jennie merasa seperti sebuah deja vu. Sikap ceria Dahyun yang berubah persekian detik karena sebuah ajakan makan malam terdengar tak asing di telinga Jennie. Jennie masih memperhatikan gerak-gerik Dahyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
At That Time | Jenbin
Fanfiction[completed] Hanbin bertemu kembali dengan mantan terakhirnya, Kim Jennie setelah hampir 10 tahun sejak kali terakhir. Ambisinya untuk melupakan Jennie kian memudar. Hanbin meragu, apakah ia sudah benar-benar melupakan-atau tidak sama sekali melupaka...