Jennie tersenyum puas melihat hasil karyanya. Bukan sebuah gaun yang indah, melainkan sebuah rak yang baru saja ia pasang pada dinding Apartemennya. Pagi tadi beberapa kurir mengirimkan beberapa furniture yang memang sudah Jennie pesan beberapa hari yang lalu.
Jennie menatap sekeliling Apartemennya. Banyak kardus-kardus yang berserakkan,begitu juga dengan isi didalamnya yang belum ia rakit. Jennie mengelap keringatnya, beniat menyudahi sementara pekerjaannya dan memutuskan beristirahat. Jennie melirik sekilas arloji pada lengan kirinya, sudah masuk waktu makan siang. Jennie pun berjalan menuju dapur.
Jennie hendak membuka bungkus mi instan saat mendengar suara bel yang dipencet. Jennie mematikan kompor sejenak, lalu berjalan menuju pintu. Dibukanya pintu itu untuk melihat siapa tamu yang datang berkunjung.
Jennie tercegang melihatnya. Disana, didepannya sudah berdiri kumpulan manusia. Ada Jisoo, Bobby, Rose, June, Lisa, Donghyuk dan tentu saja—Hanbin.
"Kalian? Kenapa datang kemari?" Tanya Jennie masih terlihat bingung.
Diantara semuanya, Jisoo lah yang berniat menjawab pertanyaan itu. "Jennie Unnie! Happy Birthday!" Jisoo melangsak maju dan memberi sebuah pelukan.
"Tunggu—siapa yang sedang berulang tahun?"
"Kau, Unnie. Masa kau lupa ulang tahunmu sendiri?" Lisa berceletuk dengan agak sinis.
Jennie tidak tersinggung, karena ia masih kebingungan dengan kejutan ini. "Tidak, aku sedang tidak berulang tahun." ujar Jennie.
Rose akhirnya angkat suara, seraya menunjukkan kalender yang terdapat di handphonenya. "Ini, Unnie. Sekarang tanggal 15. Jisoo memberi tahu kita kalau Unnie sedang berulang tahun." Katanya. Yang lain memberi anggukan. Kecuali Hanbin.
"Tunggu, sepertinya ada sebuah kesalahpahaman. Memang benar, tanggal 15 adalah ulang tahunku. Tapi itu, bulan Juli. Dan itu masih sebulan lagi," Jennie menjelaskan.
Kini gantian, mereka yang bengong mendengar penjelasan Jennie. "Apa? Jadi ulang tahu noona bukan 15 Juni?" Donghyuk bertanya lagi, untuk memastikan. Jennie mengangguk pelan.
"Jadi semuanya sia-sia. Untuk apa kita datang kesini?" sungut Lisa sembari menujukkan barang-barang yang ia bawa. Jennie baru melihatnya, semua perlengkapan untuk pesta.
"Eii, jangan begitu Lalisa. Bukankah tak apa jika kita datang berkunjung?" kata Bobby.
"Unnnieeee, kita boleh masuk kan?" Rose bertanya. Mau tak mau Jennie mempersilahkan.
"wow, kau sedang berbenah, Unnie?" Ucap Jisoo. Jennie yang tersadar bahwa belum merapihkan sisa-sisa berantakan tadi pun menepuk jidatnya.
"Maafkan aku, akan aku bereskan terlebih dahulu." Jennie mengambil kardus-kardus itu dan membawanya ke dalam kamarnya.
Jennie kembali dan melihat mereka sudah asik dengan aktifitas masing-masing. Bobby, Donghyuk dan June menonton televisi. Hanbin dan Lisa duduk bersampingan di sofa, sementara Rose dan Jisoo sudah berada di dapur membuat minuman.
Jennie menghampiri Jisoo dan Rose. "Unnie tadi mau memasak ya?" Rose bertanya dengan tangannya menujuk bungkus mi instan yang sudah terbuka.
"Unnieeee, kau jangan terlalu banyak mi instan. Itu tidak baik untuk kesehatanmu, aku melihat isi kulkas mu yang kosong."
Jennie meringis. Stok bahan makanan di kulkasnya memang habis dua hari yang lalu. Itulah alasan mengapa Jennie memasak mi instan. Karena hanya itulah yang tersisa dan bisa Jennie makan.
"Aku akan membeli makanan." Jennie menyambar kunci mobil.
Hanbin yang melihat Jennie kemudian bangkit, dan bertanya pada Jennie.
KAMU SEDANG MEMBACA
At That Time | Jenbin
Fanfiction[completed] Hanbin bertemu kembali dengan mantan terakhirnya, Kim Jennie setelah hampir 10 tahun sejak kali terakhir. Ambisinya untuk melupakan Jennie kian memudar. Hanbin meragu, apakah ia sudah benar-benar melupakan-atau tidak sama sekali melupaka...