Hanbin telah banyak berubah. Setidaknya itulah yang terpikirkan oleh Lisa selama beberapa hari ini. Lisa setiap hari bertanya-tanya apa yang telah terjadi pada lelaki Kim itu yang membuatnya kini lebih banyak diam, dan melamun.
Sempat terlintas pemikiran yang membawanya pada Kim Jennie—mantan lelaki itu, lalu buru-buru ia tepis dengan pemikiran -mungkin Hanbin sedang memikirkan proyek besarnya itu.-
Tidak hanya Lisa, yang lain juga ikut memikirkan perubahan Hanbin yang kini sering kali absen dalam berkumpul. Terlebih Bobby yang sangat yakin bahwa penyebab utama berubahnya Hanbin adalah Jennie.
Seperti saat ini, Bobby yang berkunjung ke kantor Hanbin dengan membawa plastik berisi makanan. Awalnya Hanbin menolak kehadirannya dengan alasan—aku masih banyak pekerjaan. Lalu Bobby dengan kesal menyela, "Pekerjaanmu hanya memikirkan mantanmu itu,"
Hanbin berhasil dibuat bungkam.
"Aku tahu ada sesuatu yang terjadi padamu dan penyebabnya itu Jennie" itu bukan pertanyaan, melainkan pernyataan.
Hanbin menatap Bobby dengan datar, lalu menyantap makanannya lagi tanpa menghiraukan Bobby.
Bobby jengkel, merasa diabaikan lalu pria bergigi kelinci itu melanjutkan lagi, "Beritahu aku, kau pasti ditolak lagi ya?"
"Aku sudah selesai, kau bisa pergi sehabis ini." itulah kalimat yang pertama muncul dari mulut Hanbin.
"Yak! Silahkan saja memikirkan mantanmu itu, dan akan kupastikan sebentar lagi kau akan menjadi gila! Aku pergi,"
Setelah Bobby menutup pintu, Hanbin menghela napas. Bobby mungkin benar, karena Hanbin merasa sekarang ia sudah mulai gila.
Penolakan pertama yang baru Hanbin alami itu jelas membuat pikirannya sedikit tersita. Ia bertanya-tanya, apakah kesalahannya sefatal itu yang membuat Jennie menolak saat ia mulai mencoba untuk kembali bersama.
Hari itu mungkin menjadi pertengkaran terhebat bagi pasangan yang kini saling menatap tajam.
"Ya! Silahkan saja pergi dengan kekasihmu itu. Kau terlihat cocok dengannya," Kim Hanbin menyindir, lelaki itu tanpa sadar mengepalkan tangannya. Ia melihat Jennie yang kini menatapnya marah setelah Hanbin mengucapkan kalimat itu.
"Lalu apa bedanya kamu? Menikmati pergi makan malam romantis dengan sahabat adikmu,huh?"
"Kim Dahyun sudah kuanggap sebagai adikku sendiri." gumam Hanbin dengan suara rendah.
"Aku bertanya padamu, kenapa kamu membohongiku pada hari itu?" tanya Habin berusaha tenang.
Jennie menatapnya tidak percaya, "Serius Hanbin? Kau masih saja bertanya? Aku sudah menjelaskan kalau aku benar-benar pergi dengan Mamaku!"
"Aku akan percaya jika Mamamu berubah jenis kelamin menjadi lelaki," ucap Hanbin sambil mendengus sebal. Jennie membulatkan matanya tak mengerti lagi dengan apa yang Hanbin ucapkan.
"KAU MEMANG SELALU SEPERTI ITU! TIDAK PERNAH MENGERTI DIRIKU! AKU SUDAH MENGATAKAN YANG SEBENARNYA, NAMUN KAU DENGAN PEMIKIRAN BODOHMU ITU TERUS SAJA MENUDUHKU!" Jennie berteriak marah, emosinya kini sudah meletup-letup.
Hanbin juga tak kalah marah mendengar teriakan Jennie, lalu Jennie melanjutkan ucapannya, "Aku mengerti sekarang, Jadi inikah pembalasan yang kamu berikan dengan membuatku cemburu?
KAU PERGI DENGAN DAHYUN KARENA INGIN MEMBALASKU KAN?"
Jennie memejamkan matanya sebentar, berusaha mengatur emosinya lalu kemudian membuka mata dan menatap Hanbin dan mengatakan sesuatu yang sukses membuat lelaki itu menengang.
KAMU SEDANG MEMBACA
At That Time | Jenbin
Fanfiction[completed] Hanbin bertemu kembali dengan mantan terakhirnya, Kim Jennie setelah hampir 10 tahun sejak kali terakhir. Ambisinya untuk melupakan Jennie kian memudar. Hanbin meragu, apakah ia sudah benar-benar melupakan-atau tidak sama sekali melupaka...