28. Wedding Proposal

2.1K 203 27
                                    

Beberapa hari sebelumnya.

Hanbin kini tengah berada disebuh Cafe yang biasa ia kunjungi. Mata lelaki itu dengan awas mengamati pengunjung yang datang. Tampaknya lelaki itu tengah menunggu seseorang. Bel pintu itu berbunyi, pertanda seseorang membukanya. Hanbin dapat melihat orang yang tunggu itu mulai menghampirinya.

"Kau menunggu lama?" Tanya orang itu. Hanbin menggeleng.

Orang itu menarik kursi di depan Hanbin, dan mendudukkan tubuhnya. "Ada perlu apa kau menemuiku?" Tanya Hanbin to the point.

Jaewon—lelaki itu menghela napasnya. Sore tadi, Jaewon tanpa disangka menelpon Hanbin dan mengajaknya untuk bertemu. Hanbin bertanya untuk apa, tapi Jaewon tidak menjawab. Dia hanya bilang akan menjelaskan sesuatu pada Hanbin. Lalu karena sudah dibuat penasaran, Hanbin pun menyetujui ajakan lelaki itu.

"Sebelumnya, aku berterimakasih padamu sudah mau menemuiku."

"Aku ingin mengakui sesuatu, dan juga sedikit meminta bantuan mu."

***

Jennie mengucapkan terimakasih kepada seorang sopir yang membukakan pintu mobil untuknya. Ia keluar dari mobil dengan gaun yang terlihat anggun.

"Mari nona, saya antar ke dalam." Ucap seorang pelayan yang menghampirinya.

Jennie mengangguk dan berjalan dengan sedikit kesulitan karena gaun yang di pakainya. Siang tadi selepas Jaewon memberitahukannya untuk bertemu. Seorang kurir datang dan memberikannya sebuah gaun pemberian Jaewon. Di dalam gaun itu tertulis bahwa Jennie harus mengenakannya. Sebuah gaun berwarna hitam dengan panjang setumit.

Pelayan itu membawanya melewati sebuah ruangan dan menaiki sebuah tangga. Jennie menggerutu, ia kesusahan berjalan dengan gaun sialan ini. Tidak adakah lift disini?

Setelah menaiki tangga tersebut. Pelayan itu menghela Jennie untuk melewati sebuah pintu. Saat pelayan itu membuka pintu tersebut, Jennie dibuat tercegang.

Di depannya, sebuah rooftop yang sudah di hias dengan sedemikian rupa. Rooftop itu berubah menjadi sebuh taman tempat diadakannya pesta. Dengan pohon-pohon hias yang di lengkapi dengan lampu-lampu kecil. Jennie mengedarkan matanya menuju sisi kanan, dan melihat sebuah sofa untuk bersantai lengkap dengan beberapa jenis hidangan diatas meja tersebut. Sedangkan di sisi kiri, terdapat sebuah tenda yang sudah dirikan. Bahkan ada tempat memanggang! Jennie berseru dalam hati.

Jennie berjalan menghampiri tempat itu. Apakah Jaewon mengajaknya untuk berkemah? Jennie bertanya dalam hati. Tapi ia memakai sebuah gaun, dan itu sama sekali tidak cocok untuk acara berkemah.

Sepertinya seorang yang membuat rencana ini tidak mau membuat Jennie terkejut terlalu lama. Karena dari dalam tenda itu, Jaewon muncul dengan sebuah bucket bunga ditangannya.

***

"Untuk apa semua ini, Jaewon?"

Pertanyaan itulah yang terlontarkan Jennie saat melihat Jaewon yang kini menyerahkan bunga untuknya.

"Tentu saja, untuk memberimu kejutan." Jawab Jaewon. Lelaki itu menyerahkan segelas air pada Jennie.

Jennie memperhatikan Jaewon yang kini nampak gugup. Berulang kali lelaki itu menoleh pada sebuah pintu lain. Jennie juga menatap pintu itu. Tapi tidak ada apa-apa.

At That Time | JenbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang