Kini Jennie tahu kemana tujuan Hanbin membawanya, sebuah pantai. Setelah Hanbin memarkirkan mobilnya tak jauh dari tepi pantai, Jennie yang seakan lupa dengan kegundahan hatinya tadi berlari keluar. Jennie sangat menyukai pantai, sejak kecil mendiang Ayahnya sering mengajak Jennie ke pantai, entah untuk bermain pasir membuat istana pasir, atau sekedar bermain air di tepian pantai.
Hanbin tak lama menyusul, senyumnya terbit saat melihat Jennie yang sudah bermain air seperti anak kecil. Selama berhubungan dengan Jennie, ia banyak mengetahui kesukaan Jennie. Salah satunya adalah pantai. Hanbin hanya memperhatikan, tak berniat menganggu.
Hanbin bersyukur dengan membawa Jennie kesini, ekspresi ceria Jennie terukir kembali. Mengeluarkan handphone dari saku celananya, Hanbin menekan ikon kamera dan memotret Jennie secara diam-diam. Jennie merasa sadar akan dirinya yang tengah difoto pun menoleh.
Hanbin kikuk karena ketahuan. Takut kalau-kalau Jennie marah. Namun alih-alih memarahi, Jennie tersenyum kearahnya. Sejenak, Hanbin tak mempercayai penglihatannya. Jennie berjalan dengan langkah lebar menghampiri Hanbin.
"Terimakasih sudah membawaku kesini."
Hanbin mengangguk. "kau butuh refreshing."
"Kau mau bermain air?" tawar Jennie.
"Aku tak punya baju ganti." ucap Hanbin.
"Kau payah," ledek Jennie. Setelahnya, ia berlari lagi masuk kedalam air.
"Jennie, aku akan membeli minum dahulu." ucap Hanbin. Jennie tidak membalasnya, karena terlalu asik sampai tidak mendengar. Hanbin melangkahkan kakinya menuju toserba yang ada di sebrang jalan.
Sepuluh menit berlalu, Jennie terlihat puas bermain air, itu terbukti dari pakaiannya yang hampir semuanya basah. Gawat, ia tidak membawa pakaian ganti. Karena Hanbin yang tidak memberi tahu tujuannya terlebih dahulu.
"Seharusnya aku tidak kelepasan tadi," dumel Jennie. Ia melihat kearah tempat Hanbin tadi. Tapi tidak ada keberadaan Hanbin disana. Jennie melirik ke kanan dan kiri, sepi. Tidak ada orang.
Apa Hanbin meninggalkannya? pikir Jennie. Tapi mobil Hanbin masih ada. Jadi kemanakah lelaki itu?
Jennie memutuskan untuk duduk di pasir pantai, menunggu Hanbin.Memandangi matahari sudah hampir terbenam. Udara sore hari memang agak dingin. Jennie sedikit menginggil karena pakaiannya yang basah.
"Jen," panggil sebuah suara. Jennie tak menebak siapa orang itu, karena sudah pasti itu Hanbin.
"Kau ganti baju dahulu." Hanbin menyerahkan kantung plastik yang dibawanya kepada Jennie.
Jennie menerima kantung itu, dan melihat isinya. Minuman bersoda dan sebuah kaos hitam. Jennie tersenyum. "Terimakasih,"
Lalu bangkit mengambil kaos itu dan berlari kearah mobil Hanbin. Usai Jennie pergi, Hanbin menghela napas lega. Untung saja tadi ia berinisiatif membeli kaos baru untuk Jennie. Karena Hanbin tahu, jika Jennie sudah pergi kepantai. Artinya perempuan itu juga butuh sebuah baju ganti.
Saat Hanbin menghampiri Jennie tadi, matanya tidak sengaja menatap punggung Jennie. Karena baju itu basah, Hanbin menangkap sebuah pemandangan yang tak seharusnya Hanbin lihat. Jadi bagaimana caranya menjelaskan punggung mulus yang tembus pandang itu. Memikirkannya saja,membuat kepala Hanbin berdenyut.
Hanbin membuka minuman soda itu dan menengguknya sedikit. Tanpa Hanbin sadari, Jennie sudah mengambil tempat disamping Hanbin. Jennie juga mengambil minuman soda dan membukanya.
"Aku sepertinya harus mengucapkan banyak terimakasih kepadamu untuk hari ini." Ucap Jennie tanpa menatap Hanbin. Pandangannya fokus melihat warna jingga matahari.
KAMU SEDANG MEMBACA
At That Time | Jenbin
Fanfiction[completed] Hanbin bertemu kembali dengan mantan terakhirnya, Kim Jennie setelah hampir 10 tahun sejak kali terakhir. Ambisinya untuk melupakan Jennie kian memudar. Hanbin meragu, apakah ia sudah benar-benar melupakan-atau tidak sama sekali melupaka...