Bagian IV : Anehnya, Selalu Kamu

781 85 7
                                    








Now Playing :

ASTRO - Always You





Itu sangat sulit sebelum aku bisa berdiri di hadapanmu.
Aku meneteskan air mata karena takut, bahwa kita tak akan bisa melihat satu sama lain lagi.




Pernahkah kalian merasakan perasaan menyesal? Semua orang pernah merasakan. Pernahkah kalian merasakan kehilangan? Tentu saja. Tapi pernahkah kalian pernah menyesali kepergian seseorang—tidak, bukan itu. Melainkan, menyesali perbuatanmu yang membuat orang itu memutuskan untuk pergi.

Kejadian itu dialami sendiri oleh Lalisa. Kepergiaan Donghyuk, lelaki yang mencintainya, lelaki yan kerap kali disakiti oleh Lisa, lelaki yang sabar menunggunya tetapi pada akhirnya memilih untuk menyerah. Menyerah akan Lisa, akan cintanya.

Lima tahun, bukan waktu yang mudah untuk di lalui oleh perempuan bernama Lalisa itu. Menangisi, menyesali, dan meminta maaf adalah hal yang tak luput Lisa lakukan setiap harinya.

Setiap hari dalam lima tahunnya, ia selalu berdoa, dan berharap kelak suatu hari nanti ia bisa bertemu kembali dengan Donghyuk —bukan untuk bersama, sekedar menyampaikan kata maaf pun Lisa merasa bersyukur.

Dan doa itu dikabulkan setelah lima tahun lamanya. Lelaki itu kembali, bukan pada dirinya, tentu saja. Lelaki mana yang sudi kembali kepada orang yang bisanya menorehkan luka? Lisa hanyalah bagian dari masa lalu yang seharusnya Donghyuk kubur dalam-dalam.

Kabar kepulangan Donghyuk awalnya ia dengar dari sahabatnya Dahyun yang juga merupakan adik sepupu dari lelaki itu. Sedikit jujur, Lisa merasa bahagia dan cemas di saat yang bersamaan. Bahagia karena akhirnya ia bisa bertemu kembali, dan cemas karena takut lelaki itu membencinya.

Dan pada hari dimana Lisa memberanikan diri mendatangi Donghyuk, meminta bantuan padanya, Lisa menyadari bahwa sekarang ataupun lima tahun yang lalu, Donghyuk tetap menjadi orang yang dicintainya.

Bolehkah ia bersikap egois? Hati kecilnya menyuruh untuk kembali pada Donghyuk, menyuruh untuk membuat Donghyuk jatuh kembali padanya. Tak peduli bagaimana ia dulu sering menyakiti lelaki itu. Tapi untungnya Lisa cukup sadar diri, ia tak pantas dan tidak mempunyai hak itu lagi. Terlebih dengan melihat sosok pendamping baru Donghyuk. Perempuan yang lebih cantik dari dirinya, yang lebih mencintai Donghyuk daripada dirinya.

"Terkadang, seseorang butuh mengakui perasaan untuk membuat hatinya lega, untuk membuatnya tidak lagi menyimpan sebuah beban." Jennie berkata pada Lisa "Dan menurutku, itu bukan suatu hal memalukan." lanjutnya kemudian terkekeh kecil.

"Biarkan kau jujur dengan perasaanmu. Meskipun Donghyuk sudah tidak lagi mencintaimu, sudah tidak mempedulikanmu lagi, tapi setidaknya biarkan dia tahu perasaanmu."

"Mungkin dengan berkata jujur, kalian bisa mengobati luka kalian masing-masing."

Omongan Jennie setelah hari perayaan ulang tahun anaknya terus terngiang di kepala Lisa. Jennie benar, setelah lima tahun mungkin ini sudah saatnya. Sebelum Donghyuk pergi kembali, dan sebelum Lisa tidak mempunyai kesempatan kembali. Tidak peduli bagaimanapun nanti akhirnya, setidaknya Lisa sudah berkata jujur.

"Maaf mengganggu waktumu," ucap Lisa pelan pada Donghyuk yang kini berada di hadapannya.

Dengan penuh kepercayaan kau menungguku
Meskipun itu sulit, aku menelan air mataku dan pergi menemuimu
Kau bilang menyuruhku untuk tak khawatir tak peduli apapun yang terjadi.

At That Time | JenbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang