19. What's Wrong

1.8K 191 23
                                    

"Maaf tidak menemuimu seminggu ini."

Jennie menoleh dan tersenyum. "Tidak apa, aku mengerti kesibukanmu"

Jaewon, lelaki itu menghela napas. Seolah beban berat masih belum terangkat. "Hei ada apa? Semuanya baik-baik saja?" Jennie bertanya.

"Entahlah. Aku pun berharap begitu."

Jaewon menghadapkan tubuhnya berhadapan dengan Jennie. "Mau berjanji satu hal denganku?"

"Apa?"

"Jangan memaafkan aku jika aku berbuat kesalahan fatal. Jangan maafkan aku jika aku menyakitimu. Jangan maafkan aku jika aku bertindak sebagai pengecut."

"Apa yang kau bicarakan?"

"Kumohon...berjanjilah kepadaku,"

Jennie yang masih tak mengertipun menganggukan kepala. "Meskipun aku tak tahu maksudmu apa,tapi aku percaya kau tidak akan melakukan itu."

"Terimakasih," Jaewon memeluk Jennie erat.

Jennie balas memeluk Jaewon. Untuk sejenak kegundahan hati Jaewon seperti diangkat. Hanya butuh sebuah pelukan dari Jennie, bisa memberikannya kekuatan.

***

Jaewon masuk ke dalam rumahnya dan melihat Mamanya yang sedang melamun di ruang tengah. Jaewon pun menghampiri Mamanya.

"Mah, kenapa belum tidur? Ini sudah hampir tengah malam." ucap Jaewon seraya mengelus lembut pundak wanita yang dicintainya itu.

Mamanya menoleh sekilas. "Mama harus menunggu Papa pulang."

Jaewon menghela napasnya. "Papa pasti sedang lembur, Mah." ucapnya berusaha menghibur.

Mamanya menggelengkan kepala dengan keras. "Tidak. Aku akan menunggu Papa. Mama sudah masak makanan kesukaan Papa. Mama mau makan malam bersama." ucap Mamanya. Air mata perlahan jatuh dari wanita itu.

Jaewon berusaha menguatkan diri. Sungguh, melihat Mamanya yang seperti ini membuat hati Jaewon sakit. Mamanya dengan keras kepalanya membuat Jaewon khawatir bahwa Mamanya akan terserang penyakit lagi. Sebenarnya, terhitung hampir tiga hari ini Papanya tidak pulang kerumah. Dan itu berarti sudah hampir tiga hari pula Mamanya menunggu kedatangan Papanya.

Entah tidur dimana lelaki yang disebut Ayah itu oleh Jaewon. Jaewon dan Mamanya sering kali mendatangi perusahaan Papanya itu. Entah Jaewon yang ingin menemuinya, atau Mamanya yang memberikan bekal makan siang. Tapi itu semua sia-sia. Karena orang yang ingin mereka temui selalu mempunyai seribu alasan untuk menolak menemui keluarganya sendiri.

Jaewon tahu keluarganya sudah diambang kehancuran saat ia mendengar kabar bahwa Papanya mempunyai wanita lain. Papanya menyelingkuhi Mamanya. Kabar itu terendus saat Jaewon tidak sengaja mendengar percakapan beberapa karyawan di perusahaan Papanya. Jaewon berusaha tidak peduli dan pura-pura tidak mendengar. Ia tidak mau kabar itu sampai ke telinga Mamanya. Ia tidak mau kabar buruk itu menyakiti Mamanya.

Tapi ternyata dia salah. Mamanya sudah mengetahui itu jauh lebih lama daripada dirinya. Tapi wanita yang sudah bersama Jung Gyuri lebih dari tiga puluh tahun  selalu bersikap berpura-pura tidak ada yang terjadi. Ia masih terus melayani Papanya, walau Papanya kini terkesan menghindar. Menghindari keluarganya sendiri. Papanya lebih sering menghabiskan waktu lama dikantor, alih-alih pulang menghabiskan waktu berdua bersama istri. Papanya lebih sering menghadiri rapat-rapat yang Jaewon sendiri ragu apakah itu benar adanya.

"Mah! Jaewon tidak mau membangkang dengan orang tua. Tapi untuk kali ini saja, tolong Mama dengarkan Jaewon."

"Papa akan pulang. Papa pasti akan kembali. Kembali pada kita. Jaewon percaya dengan Papa." bahkan suara Jaewon terdengar ragu.

At That Time | JenbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang