Semenjak perkenalan di taman fakultas itu. Hanbin dan Jennie kini berteman, dan sudah terhitung 6 bulan lamanya.
Sering menghabiskan waktu berdua, bohong rasanya jika satu dari keduanya tidak mempunyai perasaan yang lebih.
Itu yang sekarang dirasakan Jennie. Mengenal Hanbin lambat laun membuat Jennie menyadari bahwa ia telah jatuh cinta pada lelaki itu.
Semakin lama rasanya ia sudah tidak bisa menahan perasaannya lagi, ia bisa saja mengungkapkan apa yang ia rasakan pada Hanbin. Tapi Jennie terlalu takut adanya penolakan dari Hanbin—dan yang lebih parahnya lagi membuat pertemanannya menjadi hancur.
Minggu ini, Hanbin mengajaknya ke Taman Hiburan. Biasanya memang setiap akhir pekan Hanbin selalu mengajaknya pergi kemanapun sekedar menghilangkan penat dari banyaknya tugas kuliah.
Jennie yang sedang termenung dikejutkan dengan rasa dingin yang menempel di pipinya. Rupanya Hanbin menempelkan minuman isotonik yang dibelinya pada pipi Jennie.
"Ngelamun aja! Hati-hati kesambet loh,"
Jennie hanya tertawa kecil, lalu mengambil botol minuman itu dari tangan Hanbin dan menenggaknya sedikit.
"Capek? Mau pulang atau mau lanjut lagi?" Tanya Hanbin sambil menyeka keringat Jennie dengan tangannya.
"Mau lanjut aja, belum ke rumah hantu"
"Memangnya berani?"
"Kamu meragukan aku?!" Tanya Jennie tak terima, Hanbin tertawa lalu berkata "Yasudah, ayo kita buktikan keberanian Kim Jennie"
Lima belas menit kemudian, Jennie keluar dengan wajahnya yang mengumpat pada punggung Hanbin. Tubuhnya sudah bergetar hebat, masih merasakan aura takut dari hantu-hantu palsu itu.
"Katanya berani?" Sindir Hanbin yang dihadiahi cubitan kecil dari Jennie.
***
Malam harinya setelah puas bermain, Jennie diantar pulang oleh Hanbin. Setelah sampai didepan rumah Jennie, Hanbin membukakan helm Jennie.
"Jen, mau ngomong sebentar"
"Ngomong apa?"
"Ng—kita sudah temenan lebih dari 6 bulan. Dan diwaktu itu pula aku menyadari, kalau selama ini kamu lebih dari teman bagiku.
Jadi, Jennie. Maukah kamu menciptakan skenario cinta denganku?"
"M—maksud kamu?"
"Aku suka kamu, tidak—aku cinta dengan kamu. Dan aku punya jutaan alasan bagaimana aku bisa mencintai kamu"
"Kim Jennie, mari kita buat skenario cinta dengan akhir yang bagus?"
Jennie pun mengangguk, sementara bibirnya terus mengembangkan senyum. Akhirnya, perasaannya tidak bertepuk sebelah tangan.
"Sebentar—kamu mau terima aku?"
"Memangnya ada alasan apa untuk aku menolak kamu?"
"Dan Kim Hanbin, asal kamu tahu. Aku punya ratusan juta alasan untuk mencintai kamu. Dan aku tidak akan memberi tahu itu"
Hanbin terkekeh, baginya itu sudah lebih cukup. Jennie yang sekarang berstatus kekasihnya melambaikan tangannya dan masuk kedalam rumah.
Oh sudahkah Hanbin bilang hari ini adalah hari terbaiknya?
***
Hanbin terbangun dari mimpinya, mimpi dimana ia merasa menemukan hari bahagianya.
KAMU SEDANG MEMBACA
At That Time | Jenbin
Fanfiction[completed] Hanbin bertemu kembali dengan mantan terakhirnya, Kim Jennie setelah hampir 10 tahun sejak kali terakhir. Ambisinya untuk melupakan Jennie kian memudar. Hanbin meragu, apakah ia sudah benar-benar melupakan-atau tidak sama sekali melupaka...