Bagian II : Sebuah Hubungan

808 90 4
                                    

Donghyuk tak pernah membayangkan akan menunggu selama ini hanya untuk menemani perempuan pergi ke salon. Beberapa kali ia melirik arlojinya, sudah hampir dua jam. Dan ia masih betah menunggu di ruang tunggu.

Entah apa yang membuat perempuan begitu lama untuk urusan salon, yang jelas Donghyuk menyesal. Lebih baik ia berada di kantornya, berkutat dengan kasus-kasus klien nya.

Suara ribut-ribut yang terdengar dari seberang salon tak luput menarik perhatian Donghyuk. Seharusnya Donghyuk biasa saja, bisa jadi itu hanya sekumpulan ibu-ibu yang sedang asik bergosip. Tapi yang di lakukan Donghyuk malah melangkahkan kakinya menuju tempat itu.

"Aku sudah katakan kalau bukan aku yang mencuri, ahjuma."

Wanita yang di panggil ahjuma itu menggeram marah. "Dan mana ada sejarah pencuri yang mengaku?"

Lisa—perempuan yang di tuduh mencuri itu membelalakkan matanya. "Apa kau mempunyai bukti?"

"Ya! Bukannya sedari tadi hanya ada aku dan kau yang berada disini?"

Beberapa orang yang mengerumuni itu berbisik-bisik. Membuat Lisa memejamkan matanya. Ia menghirup napas banyak-banyak. Kesabarannya tengah di uji saat ini. Saat ingin mengeluarkan pembelaan lagi, ia di sela oleh seseorang.

"Permisi, sebelumnya maafkan aku yang menyela pembicaraan kalian. Tapi, ahjuma apakah kau yakin bahwa perempuan ini yang mencuri?" Donghyuk menunjuk Lisa dengan dagunya. Ia lalu mengedarkan matanya menatap sekeliling. Setelah menemukan apa yang di lihatnya, ia melanjutkan. "Ada cctv, kita bisa melihat dan membuktikan apa perempuan ini bersalah."

Ahjuma itu menatap bingung Donghyuk. "Siapa kau?"

"Aku? Aku seorang pengacara." Donghyuk bersedekap. "Dan secara kebetulan, perempuan yang kau tuduh ini adalah klienku." lanjutnya.

Ia sedikit menudukkan tubuhnya, mensejajarkan dengan tubuh Ahjuma itu. Lalu mendekatkan wajahnya ke telinganya. "Dan kalau cctv tak bisa menunjukkan bahwa klienku bersalah, klienku bisa saja menuntut Ahjuma dan membawa masalah ini pada pihak berwajib dengan dugaan pencemaran nama baik."

***

Lisa akhirnya bisa keluar dengan bernapas lega. Setelah sedikit bersiteru dengan pemilik toko perhiasan tadi, akhirrnya ia tidak terbukti bersalah. Saat mereka melihat rekaman cctv toko itu, menunjukkan bahwa Lisa memang datang ke toko perhiasan, tapi bukan untuk mencuri sebuah perhiasan. Melainkan datang untuk melamar sebuah pekerjaan.

Lalu nampak di cctv itu pula, Lisa yang sedang berbincang dengan Ahjuma pemilik toko yang sedang memegang sebuah kalung berlian ditangannya. Ahjuma itu lalu pamit ke belakang untuk mengangkat telepon. Dalam cctv tersebut memperlihatkan bahwa Ahjuma itu turut serta membawa kalung berliannya.

Dan dari rekaman itu Lisa terbukti tidak mencuri. Hanya terjadi sebuah kesalahpahaman dimana Ahjuma pemilik toko tersebut melupakan letak kalung berlian yang di bawanya.

Mereka berdua berjalan keluar dari toko perhiasan tersebut setelah pemilik toko perhiasan itu pun secara formal meminta maaf atas keliruannya menuduh Lisa.

"Aku tidak tahu bagaimana nasibku kalau kau tidak datang. Terimakasih sekali lagi." ucap Lisa sedikit membungkuk.

Mereka berjalan menuju arah parkiran. Lalu berhenti di depan mobil Donghyuk. "Aku tadi hanya melihat seseorang yang ku kenal. Dan, sama-sama." Donghyuk membuka pintu mobilnya dan mempersilahkan Lisa masuk. Ia tadi mengusulkan untuk mengantar pulang Lisa. Perempuan itu menolak awalnya, berkata tidak enak karena merepotkan dan ditambah canggung untuk kembali berduaan.

At That Time | JenbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang