20. Beautiful Pain

1.7K 197 16
                                    

Jennie menuruni mobil milik Jaewon dengan pria itu yang membuka pintu mobil sebelumnya. Jaewon mengambil lengan Jennie, mengaitkan jemarinya pada jemari Jennie. Menggegamnya.

Mereka berjalan beriringan masuk ke dalam restoran yang sebelumnya sudah Jaewon reservasi. Siang tadi Jaewon datang ke butiknya dan mengajaknya makan siang bersama. Jennie pikir mereka akan makan siang bersama di restoran yang biasa mereka datangi. Tapi Jaewon malah membawanya ke restoran bintang lima.

"Kita tidak berlebihan makan siang disini?" tanya Jennie saat mereka memasuki restoran mewah itu.

Jaewon menoleh padanya dan tersenyum. "Tidak apa, aku hanya ingin menghabiskan waktu bersamamu." Jaewon memang tidak berbohong.  Jaewon ingin menebus waktu-waktu yang ia lewatkan dengan menghabiskan waktu bersama.

Setelah mereka berdua memilih menu. Mereka berbincang dengan obrolan yang ringan. Sesekali Jaewon tertawa mendengarkan keluh kesah Jennie. Jennie tersenyum melihatnya. Sungguh Jennie baru melihat Jaewon tertawa selepas itu.

Bukannya Jennie tidak peka. Ia tahu bahwa Jaewon sedang ada masalah. Nampak dari wajah murung Jaewon. Namun Jennie tidak ingin memaksa Jaewon untuk bercerita. Ia akan menunggu Jaewon siap menceritakannya.

Mereka mulai menyantap makanan sesaat setelah pelayan mengantarkan makanan mereka. Jennie memotong steik-nya menjadi bagian-bagian kecil, agar mudah dimakan.

Jaewon hampir mengahbiskan makanannya saat handphonenya berbunyi.

"Halo kenapa bi?"

"....."

"Baik, Saya akan kesana. Tolong jaga Mama sebentar." ucap Jaewon. Jennie memperhatikan Jaewon yang kini terlihat panik.

"Jennie, aku akan mengantarmu kembali ke butik." Jaewon berkata dengan terburu-buru.

"Hei, ada apa?"

"Aku harus pulang sekarang. Ada urusan penting."

"Biarkan aku ikut. Akan lama jika kau harus mengantarku kembali ke butik." ucap Jennie.

Jaewon pun mau tak mau mengiyakan. Mereka bergegas menuju mobil dan menjalankan mobil tersebut menuju rumah Jaewon. Setelah beberapa saat, mobil Jaewon mulai memasuki perkarangan. Dan pemandangan yang keduanya lihat membuat mereka terperangah dan tidak percaya.

Mama Jaewon yang sedang menangis seraya mengejar mobil yang sepertinya akan pergi itu. Jaewon buru-buru turun, melupakan Jennie dan mengejar Mamanya. Jaewon memeluk Mamanya. Saat merasa tidak ada lagi yang menghalangi, mobil itu menancap gas dan meninggalkan perkarangan rumah besar itu.

"Mah! Tenang Mah!" ucap Jaewon. Mamanya masih menangis meraung-raung. Dan Jaewon berusaha mati-matian menenangkan Mamanya. Ia memeluk wanita itu lebih erat. Hatinya sakit, sungguh. Anak mana yang bisa melihat orang tuanya menangis seperti ini. Dan mungkin karena kelelahan atau tidak mempunyai tenaga lagi,

Mamanya jatuh pingsan.

***

Jennie yang memperhatikan itu semua didalam mobil. Spontan keluar saat melihat tubuh Nyonya Jung ambruk didekapan Jaewon. Jennie menghampiri Jaewon yang kini sudah memasang wajah panik. Jaewon segera mengakat Mamanya dan sekali lagi, Jaewon tidak sadar dengan keberadaan Jennie lagi.

At That Time | JenbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang