Risa sengaja mampir ke rumah Manaka setelah barusan nganter Naachan ke kampusnya buat menghadiri kelas pengganti. Begitu sampe dirumah sahabat bertelinga caplangnya itu dia enggak menemukan kehidupan selain para pelayan dan para pekerja rumah tangga.
Maklum Manaka anak tunggal, udah gitu sering ditinggal mulu sama orang tuanya. Jadi rumah bisa enggak ada penghuni aslinya karena pada pergi.
"Monaroh?" Panggil Risa, tapi enggak ada sahutan kaya biasa dia kalo dia mulai manggil dengan nama keramat itu.
Niat mau ke kamarnya, telinga Risa menangkap suara gemericik air di kolam renang. Kaya orang nyebur gitu.
"Apaan tumben dia berenang jam segini?"
Risa ngedeket, lalu ngebuka pintu kaca dan menemukan sosok lain di dalam air. Rambutnya panjang, jelas bukan Manaka.
"Heh si anjir ngapain lo kesini?" Seru si empunya rumah nyahut dari dalem.
Risa mau gak mau noleh ke arah Manaka yang bawa potongan buah semangka di piring, serta mangkok yang isinya salad. Dibelakangnya ada pelayan yang bawain minuman, jus kayanya. Sama jeruk juga kalo Risa liat-liat.
"Lo beneran udah sakit ya Mon." Desis Risa.
"Apaan gue sehat-sehat aja tuh."
"Buktinya lo udah berani bawa dia kerumah."
Manaka ketawa kecil, "Oh karena itu toh. Mumpung dirumah gada siapa-siapa, pelayan juga gada yang berani ngadu jadi ya gue ajak aja kesini."
Disisi kolam, Yuipon menormalkan nafasnya pelan setelah selesai berenag dari ujung ke ujung. Hanya kepalanya yang muncul kepermukaan, tubuhnya masih berendam. Alisnya bertaut begitu ngeliat ada Risa berdiri gak jauh di sisi kolam.
"Sinting." Decak Risa begitu pandangannya dengan Yuipon bertemu.
Berhubung cuaca panas banget, Risa memutuskan untuk berteduh sembari kursi kolam dibawah payung besar diatasnya. Manaka pun, ia tengah menikmati potongan semangka sambil duduk.
Risa langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain begitu Yuipon bangkit keluar dari kolam, tubuhnya yang hanya berbalut bikini berwarna putih yang memperlihatkan setiap inci tubuhnya itu sukses membuat Risa sedikit tidak nyaman.
Manaka jelas ngeliat sikap Risa yang enggak biasa itu, maka smirknya muncul. Setelah memberikan handuk pada Yuipon, ia lalu berdeham.
"Liat aja kali Ris jangan sungkan."
Yuipon yang ngedenger kalimat mengejek Manaka itu lantas mendaratkan pukulan kecil kearah bahu Manaka sebelum kemudian kembali menggosokan handuk itu ke arah rambutnya.
Risa mau gak mau noleh biar harga dirinya enggak tercoreng karena ucapan Manaka, tapi tatapannya otomatis jatuh ke Yuipon yang kali ini ikut memakan potongan semangka yang ada di depannya.
Handuk itu sepertinya hanya berfungsi menutupi sebagian rambut Yuipon aja, karena Risa masih bisa ngeliat bagian dada Yuipon yang duduk di depannya yang hanya terhalang meja kecil.
"Lo ngapain kesini?"
"Mampir doang." jawab Risa sekenanya.
"Abis jadi supir grab Nanase ya lo? Bucin."
Risa mendengus sebal, ada kalanya setiap ucapan Manaka itu benar adanya.
"Nanase siapa?" Tanya Yuipon ikut nimbrimg obrolan keduanua.
"Emang gue belum cerita ya? Dia tunangannya Risa."
Ekspresi Yuipon berubah beberapa detik, "Eh? Gue kirain lo tunangan sama Neru?"
![](https://img.wattpad.com/cover/164843864-288-k627751.jpg)