"Wey tungguin dong nyet! Yaelah!"
Milky, Sayanee maupun Maachun sekali lagi teralihkan pandangannya setelah beberapa saat yang lalu melihat Techi sama Cocona jalan berdua, sekarang seorang lain lagi tampak berjalan cepat berusaha menyusul keduanya dengan membawa beberapa botol minuman bersoda kalengan serta beberapa bungkus makanan ringan.
"Gua kirain berdua, padahal udah suudzon gua sama Yurina." celetuk Maachun. "Ternyata sama Rikatii juga."
"Suudzon apaan anyeng?" Sayanee nempeleng kepala Maachun pelan.
"Bisa aja kan niat deketin Cocona , move on gitu loh. Masa lo gak sadar sih? Pan Yurina pernah bela-belain ke rumahnya dia, bahkan pernah nongol di storysnnya juga."
Sayanee termenung sejenak. "Eh iya juga ya."
"Dari sedikit orang yang pernah masuk ke ig Techi, cuma pacar lo sama Cocona doang yang bukan dari lingkupnya dia yang di posting terang-terangan." Tambah Milky. "Jangan bilang lo gak sadar juga soal itu?" sambungnya ketika ngeliat ekspresi Sayanee yang masih ngawang.
Maachun kemudian berdecak, "Waduh ini sih udah tabiatnya si dagu nih, soal ig Techi aja luput gini pasti soal Kage yang lagi gerilya gerakan bawah tanah deketin Aayan aja yakin gak sadar dia mah."
"Hah gimana-gimana?!?"
"Hidih... dasar." gerutu Milky sama Maachun bersamaan.
Balik lagi ke tiga remaja tanggung yang baru aja ngelewatin 3 PA- yang lagi gosip itu, jadi beberapa saat yang lalu...
Rikatii bangkit dari posisi tiduran, pemandangan yang dia tangkap pertama kali pas duduk adalah kedua pasangan yang masih maen bulutangkis. Sadar kalo ada suara dingin tanpa nada familiar Techi yang lagi bersuara, dia pun noleh. Anaknya lagi ngobrol sama Rei.
"Maen lagi lah kuy." ajaknya ke setiap orang yang mudah-mudahan denger (karena pada sibuk sendiri-sendoro sama hpnya).
"Ogah lah udah capek duluan." Tolak Suzu yang nyaut.
"Yeu lo mah males aja anjir, katanya sekalian diet?"
"Diet apaan tolol kalo abis olahraga minumnya soda sama pizza?"
"Iya juga sih." Timpal Rikatii lagi. Menyingkirkan rasa bosannya yang datang tiba-tiba, Rikatii maenin lagi hpnya tapi justu malah makin bosen karena semua aplikasi yang ada di hpnya udah ke jamah satu-persatu.
Disisi lain Cocona berdiri, merentangkan tubuhnya yang pegal karena pas abis maen tadi langsung di tekuk kakinya, padahal harusnya dilurusin dulu. "Gue pengen ke wc. Dimana dah tadi? Lupa."
"Gue anter." Kata Techi ikutan berdiri.
"Baru nyampe nyet?!" Seloroh Momorun.
"Nanti nyasar kalo gak dianter, rumahnya kan gede."
"Asique bosque udah bisa bercanda niy." Sambung Rikatii, nyengir. "Gua ikut dah, daripada gabut kan disini mending jalan-jalan keliling rumah orang yang segede gbk ini."
"Ayo kalo gitu, kita home tour."
"Cielah home tour udah kek apaan aja."
Ketiganya lalu pergi, ninggalin yang lain. Rei menatap mereka yang menjauh.
"Ngapa lu?" Tanya Shiori penasaran.
"Gapapa. Gue berasa aneh aja mereka kaya yang deket gitu akhir-akhir ini. Cocona terutama."
Shiori sempet diem dan mencerna ucapan Rei barusan itu. "Ah iya juga ya. Aayan juga pernah bilang kan Yurina bahkan pernah ke rumahnya Cocona."
"Tapi biarin deh, bagus Cocona biasa lagi kaya gini daripada diem mulu."