32

408 47 13
                                    

"Enggak. Kemaren gue latihan basket, yang lain juga enggak ngumpul kok. Ada apa emangnya?"

"Kemarin Yurina bolos les, aku kirain ke rumah Ayaka."

"Setau gue Aayan juga eskul kok."

Memi terdiam sejenak, memikirkan sesuatu. "Oh yaudah kalo gitu, makasih ya."

"Oke, sama-sama."

Setelah itu hening, diatara keduanya gak niat buat saling memutuskan telpon. Ketika Memi hendak mengucap apapun agar sambungan telepon terputus, Kojirin bersuara di seberang sana.

"Lagi senggang gak? Besok mau ikut gue ke rumah Aayan?"

Entah kenapa semburat merah muncul di pipi Memi, memang akhir-akhir ini dia sering begitu kalo Kojirin tiba-tiba ngajak jalan, kemana pun. Ketika suatu waktu Memi nolak, perasaannya jadi enggak enak.

"Eh?  boleh."

"Oke, nanti gue jemput ya."

Memi ngangguk, walau pada dasarnya sia-sia karena Kojirin enggak ngeliat.

"Nanti dikasih tau lagi kalo mau berangkat."

"Iya."

Kan, jantung Memi langsung deg-degan padahal hal sepele doang.

.
.
.
.
.

"Heh lo pada kemaren ngumpul?" Tanya Kojirin.

Dikantin cuma ada Aayan sama Suzu doang. Yang lain belum pada dateng. Istirahat sebenernya masih ada sekitar 10 menitan lagi, tapi masing-masing guru dari kelas mereka selesai lebih awal makanya langsung cabut ke kantin sebelum meja penuh.

"Gua kemaren pmr." balas Suzu tenang, abis itu nyeruput kuah sotonya dari sendok.

Aayan melirik Kojirin sekilas, keinget ucapan Techi sebelum mereka nganterin dia pulang kemaren. Katanya gak boleh ada yang tau selain mereka kalo dia bolos dan ke warkop, apalagi soal minuman itu. Alesannya gak disebutin kenapa. "Lo tau kan gua ada eskul. Rikatii noh sama Mion kayanya kosong dah. Oh! Cocona juga, mereka juga kemaren barengan karena nebeng setau gue."

"Panjang umur anjir tuh mereka." Seru Suzu.

Mion sama Cocona gabung di meja setelah masing-masing dari mereka pesen mie sama siomay.

"Lo pada ngumpul kemaren?" Tanya Kojirin langsung.

"Iya di warkop." Kata Mion.

Ucapannya itu di hadiahi tatapan mendelik Aayan sama Cocona, untungnnya Suzu sama Kojirin gak begitu merhatiin.

"Gua, Rikatii sama Cocona doang sih tapi bentar doang. Kenapa emangnya?"

"Tadi Memi nanyain, katanya kemaren si Yurina bolos les. Kirain ngumpul sama kita."

"Lah emang kalo bolos harus banget ya ngumpul sama kita? Suudzon dah, kesannya kita jelek banget ngajarin bolos."

Kojirin menghela nafas atas ucapan Cocona itu, "Bukan gitu. Wajar Memi nanya ke kita karena selain dia sama Kage, temen Yurina terbatas dan kita yang baru-baru ini jadi temennya."

"Belain aja terus." gumam Cocona, untungnya pelan jadi Kojirin enggak begitu menanggapi. Sementara Mion yang tepat berada disisinya tentu mendengar, makanya dia nyikut pelan temennya itu.

"Besok jadi gak ke rumah gua? biar pasti, jadi gak kemana-mana nih." Tutur Aayan mengalihkan topik, bahaya kalo enggak gitu karena Cocona udah mulai pasif agresif sekarang.

"Jadi lah, gabut gua di rumah." timpal Mion.

"Yang lain?" Aayan mengerling sekitarnya, diantara mereka enggak ada reaksi penolakan. "Fix kalo gitu."

YOLO!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang