Tangan Suga yang tadinya hanya melingkari pinggangku, kini bergerilya menuju punggungku. Sama seperti tanganku yang terus bergerak diantara rambut dan lehernya, seiring ciuman kami yang semakin lekat. Bibirnya yang biasa mengumpat ketika marah itu, ternyata sangat manis dan panas ketika berciuman.
"MMhh, S-Suga," ucapku ketika dia melepas sejenak bibir kami yang bertautan. Dia tidak peduli. Kembali Suga menyatukan bibir kami. Tangannya mengangkat tubuhku hingga kakiku melingkari pinggangnya. Jangan salah, dengan ukuran tubuhnya yang termasuk kecil sebagai pria, Suga tetaplah pria yang kuat.
Suga mendudukkan diri ke sofa tepat di belakangnya hingga tubuhku duduk tepat di pahanya. Aku membelalak ketika tangannya mulai menerobos masuk ke dalam sweaterku. Bibirnya sama sekali tak berhenti memberikan ciuman pada bibirku. Lama-lama bibir pinknya bergeser ke bawah, meraih leherku, memberikan beberapa hickey yang membuatku mendesis, antara sakit dan nyaman. Tak sadar sejak kapan dia meloloskan braku, tangan dinginnya telah menguasai dadaku.
Suga menghentikan kegiatannya sejenak untuk melepas sweaterku, membuatku toples di pangkuannya.
"Woah," ucapnya sungguh membuatku malu.
Aku langsung meraih lagi bibirnya, tak ingin dia menatapku lama-lama. Suga kembali memejamkan matanya, menikmati ciumannya kembali denganku. Kini mataku yang terpejam menikmati bibirnya yang perlahan bergerak ke bawah, menciumi collarboneku. Tanganku hanya bisa menjambak kecil rambutnya ketika kepalanya bergerak-gerak dengan bibir yang mempermainkan puncak dadaku.
Merasa tidak adil, aku mengkomando Suga untuk melepas juga pakaiannya yang masih lengkap. Tubuhnya memang kurus, tapi masih memiliki otot-otot sebagaimana seorang pria. Kulit putihnya yang pucat terlihat serasi dengan kulitku yang memiliki warna yang lebih gelap. Oh damn, aku bahkan tak pernah membayangkan kulit kami bersentuhan tanpa sehelai benang pun.
Aku tidak bisa berpikir lagi ketika kurasakan lidahnya melesat di antara kedua pahaku. Aku telah terbaring di sofa dan seluruh tubuhku telah dikuasai Suga. Hanya desahan yang kuloloskan dari bibirku ketika Suga terus menggerakkan lidahnya di pusat tubuhku. Kurasakan keringatku keluar dari tubuhku, menerima segala perlakuan Suga malam ini.
"Yoongi, aku...," aku tidak bisa melanjutkan kata-kataku lagi, bibirnya telah mengunci bibirku kembali. Tanganku mencari-cari Suga kecil. Akhirnya mulutnya mengeluarkan desahan kecil ketika tanganku berhasil meraihnya.
"Yoora, kau... SShhhh ahhh," kini aku yang berhasil membungkamnya dengan bibirku yang kini mempermainkan pusat tubuhnya. Tangannya menjambak kecil rambutku, menggerakkan kepalaku maju mundur. Kepalanya yang menengadah menikmati setiap gerakan bibirku, membuatku semakin gila. Aku semakin ingin memuaskannya. Tapi Suga menghentikanku.
"Aku sudah tidak tahan lagi," ucap Suga lalu membaringkanku di sofa. Dia mengangkat satu kakiku di atas pundaknya.
Dengan perlahan, Suga mulai mempersatukan tubuh kami. Ini memang bukan pertama kali, namun masih sangat perih ketika sudah lama aku tidak melakukannya. Aku menahan nafas ketika Suga berusaha menyatukan tubuh kami. Sudah tidak terkontrol lagi berapa banyak peluh yang keluar dari tubuh kami. Perlahan Suga mulai menggerakkan pinggulnya. Aku mulai panik karena tubuh yang terus bereaksi menuju puncak kepuasan. Rupanya Suga merasakan hal yang sama. Wajahnya semakin terlihat kusut dan seksi ketika gerakannya semakin cepat. Sampai-sampai aku merasa tubuhku bisa terbang karena sentakan pinggulnya.
"Aaarghhh!" desah kami bersama ketika telah berhasil mendaki puncak kepuasan. Tubuh Suga ambruk di atasku. Kakiku melemas, tubuhku seperti kehilangan tulangnya.
Suga kemudian menggendongku ke atas tempat tidur. Dengan pelukan hangatnya, aku membenamkan kepalaku di dadanya yang putih. Suga membelai rambutku dengan lembut, mencium puncak kepalaku. Aku hanya berharap semoga ini bukan mimpi.
"Aku sekarang telah menemukannya," ucap Suga masih memelukku dari balik selimut.
"Apa?"
"Hal yang membuat hidupku lebih berwarna. Kamu."
"Aku tidak sedang bermimpi kan?"
"Tentu saja tidak. Mulai besok, berikan aku password apartemenmu. Sepertinya aku akan sering mengunjungimu di sini."
Oh damn, aku telah memilikinya kah? Aku hanya bisa menepuk-nepuk pipi Suga, memastikan ini nyata. Ucapan Ouch dari bibirnya telah membuktikan bahwa aku memang tidak sedang bermimpi.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost in Your Love (BTS Oneshots) [M]
FanficMenceritakan kisah pendek (oneshoot) bangtan. Bagaimana jika mereka menjadi pria dengan karakter tertentu? Warning, karena ini No Child !!!! #18 btssuga out of 514 stories #26 btsjimin out of 669 stories #13 btsjhope out of 266 stories #1 btsjin ou...