Bad Habits : Min Yoongi (1)

5.2K 233 3
                                    

Kim Namjoon....!
Kim Seokjin...!
Min Yoongi...!
Jung Hoseok...!
Park Jimin...!
Kim Taehyung...!
Jeon Jungkook...!

Suara teriakan menggema di seluruh sudut stadium. 7 orang yang disebut ARMY kini tengah di panggung, melambaikan tangan, memandangi seluruh stadium. Kilauan armybom memenuhi seluruh stadium, berkilauan serasa mengalahkan isi bintang sejagad raya.

7 pria mengukir senyum haru mereka. Diam-diam puas dan bahagia atas pencapaian karir hingga bisa memiliki stadium world tour, yang kali ini dimulai dari Seoul. Sorakan semakin kencang ketika layar besar memuncul Suga yang tengah tersenyum dengan gummy smile nya yang imut. Sadar dia menjadi sorotan, Suga justru bergaya tambah imut, menambah sorakan stadium semakin kencang. Member yang lain hanya bisa menyambutnya dengan tertawa konyol.

Konser telah berakhir. Masing-masing member menghilang ke belakang panggung. Setelah saling mengucapkan terimakasih, satu persatu mereka membereskan diri. Seokjin sebagai member tertua, pertama kali meninggalkan stadium karena sudah ada panggilan jemputan untuknya. Disusul Jungkook dan Jimin yang berencana makan bersama. Taehyung dan Namjoon yang hanya akan pulang ke apartemen mereka. Sedangkan Hoseok bergegas pulang ke rumah untuk menyambut day off besok.

Kini tinggal Suga yang berada di belakang panggung. Tubuhnya terlihat rileks, tak ingin buru-buruh pergi meninggalkan stadium, di tengah kerepotan para staff yang membereskan semua benda yang ada di sana. Pria itu justru menyulut rokok dan menghisapnya. Seolah memasukkan seluruh asap ke dalam paru-parunya, lalu mengeluarkan asap rokok itu dengan pelan. Wajahnya kaku seperti biasa. Seperti orang yang sedang marah, tapi sebenarnya tidak. Kesan cute di panggung tadi benar-benar hilang, berubah menjadi seorang Suga yang 'tidak bisa diganggu' ketika di belakang panggung. Kediamannya menghisap asap rokok cukup membuat para staff tidak mendekatinya. Sebisa mungkin bahkan mereka menghindari kegiatan apapun di dekat pria berkulit putih itu.

Sebenarnya Suga tidak semenakutkan itu. Toh dia bukan vampir yang gigitannya bisa merubah manusia menjadi makhluk lain. Tapi siapapun pasti enggan mendekati Suga dengan ekspresi seperti itu. Tidak ada alasan lagi Suga untuk memancarkan aura cute nya ketika dia turun dari panggung. Sisi dirinya yang sangat lelah, sudah terlihat. Di belakang panggung, khususnya tempat rias, ketika semua staff satu persatu pergi, adalah salah satu kesempatan dirinya menjadi diri sendiri. Menjadi Suga yang pendiam, pengamat, dan pemikir.

Tidak ada lagi idol yang hype seperti saat di depan kamera. Semua sangat melelahkan. Jadwal yang padat, jetlag yang akan terus dia alami sepanjang tahun, belum lagi album mendatang yang tengah dikerjakannya. Itu adalah beberapa beban yang menjadi kewajibannya. Belum lagi masalah-masalah yang akan dialami nanti, besok, lusa, bahkan sedetik kemudian. Masalah yang akhir-akhir ini berat adalah sasaeng fans yang mulai bertambah parah hingga terhembus oleh media. Biasanya mereka memang memiliki sasaeng fans, tapi tak pernah hingga muncul ke media.

"Sssshiiiit....!" ucap Suga pada dirinya sendiri ketika baru selesai membaca sebuah artikel tentang sasaeng fans yang terlihat di Vlive Jhope kemarin. Uang masih menjadi segala-galanya ternyata di dunia ini. Tidak cukup hanya menjadi orang yang berpengaruh. Kenyataan bahwa dirinya telah menjadi salah satu orang terkenal di dunia, dan masih banyak mengalami masalah dengan sasaeng fans, membuat Suga mencibir dirinya sendiri. Dengan uang tentu saja, para sasaeng fans masih sangat bebas membuat masalah dalam hidupnya.

Suga bergegas pergi, kakinya menelusuri lorong menuju parkiran stadium. Mobil pribadinya telah terparkir rapi menantinya. Selesai konser Suga biasanya menghabiskan waktu dengan minum. Benar saja, dia membelokkan mobilnya di sebuah bar tak jauh dari lokasi stadium. Sejin ternyata tak membiarkan Suga sendirian, tak akan pernah. Seorang lelaki berjas hitam juga ikut berhenti di depan bar tempat Suga akan menghabiskan waktunya. Laki-laki itu salah satu staff yang akan menjaga Suga sampai kembali ke apartemennya. Tentu saja tanpa sepengetahuan Suga.

Min Yoongi membutuhkan waktu 2 jam untuk meneguk 3 botol alkohol di bar. Sengaja Suga memesan alkohol yang berkadar rendah karena malam ini dia menyetir sendirian dan terlalu malas untuk menelpon supir pengganti atau orang BigHit. Dua jam di bar dihabiskan hanya dengan diam, merenung, berpikir, dan mengamati sekitar. Memang dengan cara seperti itu Min Suga memiliki banyak inspirasi dalam lagu-lagu buatannya.

****

Pukul 00.30 malam Suga menuju sebuah apartemen yang tak jauh dari bar. Langkah kakinya sedikit terhuyung. Untung saja dia masih bisa menyetir dengan selamat menuju bangunan berlantai 30 ini. Seperti sudah hafal diluar kepala, Suga memencet lantai angka 20 pada lift apartemen.

"S-Suga???" pekik Yoora kaget melihat Suga berada di luar pintu apartemennya.

"Hmm, iya ini aku," jawab Suga begitu saja lalu menuntun dirinya masuk ke dalam apartemen Yoora. Sementara wanita itu hanya menggeleng melihat tingkah Suga, seperti biasa.

Yoora adalah salah satu produser yang pernah bekerja sama dengan Suga. Bisa dikatakan mereka selalu bekerja sama. Hanya saja Yoora tidak terlalu dominan mengerjakan lagu-lagu Suga sehingga namanya tak pernah muncul. Yoora dan Suga telah saling mengenal sejak Suga datang ke Seoul. Namun mereka sangat dekat akhir-akhir ini karena sebuah proyek album. Suga bisa sangat terbuka dengan Yoora, terutama ketika berbagai beban mendatangi pikirannya. Biasanya dia akan datang ke tempat Yoora, menghabiskan waktu dengan menyusun lagu seperti biasa, atau sekedar duduk dan tertidur hingga esok harinya.

"Kau mabuk?" pertanyaan yang sudah jawabannya. Suga hanya mengangguk "Sedikit", jawabnya lalu merubuhkan dirinya di sofa. Yoora mengambilkan Suga air hangat dan membimbingnya untuk meminumnya. Wanita itu memilih untuk diam dan mengurus Suga sebisanya, karena dia tahu bahwa kediamannya yang membuat Suga nyaman bersamanya selama ini. Yoora cukup tahu beban apa yang dipikul oleh Suga. Tidak ada yang bisa dia lakukan selain menemaninya, dalam kediaman yang nyaman.

****

Yoora memandangi Suga yang kini tertidur pulas di tempat tidurnya.

"Bahkan kau masih sangat menakutkan ketika tidur," gumamnya sambil menyelimuti tubuh Suga yang meringkuk kedinginan.

Perlahan Yoora membelai rambut Suga yang kini berwarna coklat terang. Banyak rasa yang terpendam untuk Suga. Yoora bahkan tak bisa menterjemahkan satu persatu. Apakah itu kasihan, sayang, atau perasaan senasib? Suga bergerak-gerak mencari kenyamanan di antara belaian tangan Yoora. Tanpa sadar, wanita itu tersenyum, Suga yang menakutkan telah menjadi imut dan seolah minta dilindungi. Mengikuti nalurinya, Yoora mengecup kening Suga.

"Aku bisa mati jika Suga tahu aku melakukan ini. Tapi aku tidak akan mati menyesal," batin Yoora dalam hati. Beberapa saat kemudian Yoora meninggalkan Suga untuk kembali ke studionya yang berada di ruangan sebelah, masih di apartemen yang sama.

Suga membuka matanya, tepat setelah Yoora menutup pintu kamarnya. Ternyata pria itu belum terlelap seperti perkiraan Yoora. Perasaan apa ini? Iya tahu, Suga memang sudah nyaman dengan Yoora beberapa waktu ini. Namun sentuhan bibir Yoora sekilas di keningnya membuatnya berdebar, dan menginginkan lebih.

****

Lost in Your Love (BTS Oneshots) [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang