Fate : Kim Seokjin (1)

4.8K 168 1
                                    

Siang yang cerah di bulan Maret. Namun secerah apapun musim semi, tetaplah menyuguhkan hawa dingin di seluruh Korea. Seokjin mengatupkan kedua tangannya, memeluk tubuhnya yang terbungkus blazer coklat susu. Kakinya yang terbalut celana jeans mondar mandir di depan kantor BigHit, sedang menunggu jemputan. Penampilan yang biasa tapi cukup membuat pria berjulukan worldwide handsome itu bersinar. Beberapa fans yang menunggu di depan kantor BigHit kali ini beruntung. Senyum ramah dan simpul dari Jin yang bertopi baseball itu menyapa mereka.

Sekitar 5 menit kemudian sebuah mobil berbody SUV berhenti tepat di depannya. Tanpa aba-aba, Seokjin masuk ke kursi penumpang mobil, tak lupa mengayunkan tangannya ke beberapa fans yang dia sapa di seberang.

"Wuah, Oppa! Kau tak menggunakan masker? Bagaimana jika fotomu tersebar?" pekik Sowon menyambut kedatangan Seokjin ke dalam mobil.

"Tenang saja, tidak akan," ucapnya sambil tersenyum smirk.

"Hai hyung, noona... Kita kemana?" sapa Seokjin pada kakaknya yang berada di kemudi dan tunangan kakaknya yang berada di samping Seokjung.

"Kita akan bersenang-senang!" jawab Ahreum dengan ceria, diikuti kekehan Seokjung.

"Aku sendiri juga tak tahu, Oppa. Mereka menyuruhku membawa pakaian ganti. Sepertinya kita akan menginap," kata Sowon yang duduk di sampingnya.

"Oh waw, lama sekali memang aku tidak liburan," Seokjin menyambut dengan antusias.

Ahreum memberikan winknya yang cantik menanggapi Jin yang antusias. Sementara Seokjin mencuri pandangnya pada Sowon yang duduk di sampingnya. Senyumnya mengembang melihat Sowon juga ceria hari ini.

Sebelum BTS menjalani world tournya, BigHit selalu memberikan beberapa hari libur untuk para member BTS. Kali ini Seokjin mengisi liburannya dengan pergi bersama hyung, noona, dan kekasihnya. Seokjin menggeser tangannya untuk menggenggam kecil tangan Sowon, membuat wanita itu sedikit canggung. Mata mereka bertemu, mempersembahkan senyum yang cukup canggung.

Seokjin dan Sowon telah saling mengenal sejak kecil. Namun hubungan mereka baru dekat 5 bulan ini. Percaya atau tidak, Sowon adalah wanita yang dijodohkan dengan Seokjin oleh keluarganya. Hubungan mereka berdua adalah hasil perjodohan yang sukses.

Melihat dari sikap dan sifat seorang Seokjin sebenarnya sangat mudah menyebutnya seorang anak keluarga yang terpandang. Sikap sopan dan sifatnya yang dewasa cukup membuktikan bahwa Seokjin  tumbuh dari keluarga yang ideal dan mendidiknya dengan baik. Ibu Seokjin bahkan tak perlu memaksanya melakukan perjodohan dengan Sowon kala itu.

Perjodohan biasa dilakukan di lingkungan keluarga Seokjin. Dari kecil, Seokjin memiliki lingkungan yang bagus. Bersekolah di sekolah terbaik membuatnya memiliki teman-teman baik dan sesuai dengan kehidupannya yang bisa dibilang berada di kalangan atas. Sowon adalah salah satu teman Seokjin sejak kecil. Meski jarang bertemu, tapi kedua keluarga mereka cukup saling mengenal. Inisiatif perjodohan datang dari ibu Seokjin kala BTS semakin sibuk dan Seokjin semakin jarang pulang. Ibu Seokjin menganggap masa-masa sibuk BTS adalah saat dimana para member mengalami stress yang berat. Seokjin butuh seseorang, selain ibunya, untuk menemaninya di saat seperti itu. 

Mengenalkannya pada seorang wanita, tidak ada salahnya menurut ibunya. Bagaimanapun Seokjin sudah dewasa dan membutuhkan pasangan. Daripada Seokjin bersama wanita yang tidak sesuai, lebih baik dia segera menjodohkan Seokjin dengan wanita yang jelas dan aman. Keinginan keluarga Seokjin begitu mulus, tidak ada penolakan sama sekali dari Seokjin maupun  Sowon. 

Seokjin POV

Mengikuti perjodohan ibu 5 bulan yang lalu dengan Sowon sepertinya tak membuatku menyesal. Tak ada alasan khusus untukku menyetujui perjodohan itu. Hanya karena mungkin aku tak ada alasan menolaknya juga. Sejak kecil hidupku memang banyak aturan. Aku sadar karena keluargaku mungkin sedikit berbeda dengan kebanyakan orang. Tidak ada yang perlu kuberontak, aku tahu orang tuaku selalu menginginkan yang terbaik untukku. Aku bahkan tidak menyangka bahwa pasangan hidup pun, mereka yang menentukan, dan aku tak masalah.

Sowon itu teman sekolah dasarku, tapi tak sedekat ini sebelumnya. Sekali lagi, aku sangat berhati-hati memilih teman dekat apalagi lawan jenis. Sowon berprofesi sebagai interior desainer yang cukup sukses. Itu juga alasanku mau menerima dia sebagai wanitaku. Wanita yang berprofesi tidak mudah kesepian ketika aku sedang sibuk, dan sebenarnya aku selalu sibuk. Lima bulan ini Sowon tidak pernah merengek karena kami jarang bertemu. Dia bahkan mau menyempatkan diri ke apartemen bangtan, atau ke tempat latihan untuk sekedar bertemu sebentar dan mengirimiku makanan. Dia wanita yang dewasa. Dan cantik tentunya.

Pertama kali kami tahu bahwa ada perjodohan, kami sepakat untuk sama-sama mencoba. Bisa jadi Sowon berpikiran sama denganku. Sampai saat ini tidak ada masalah, kami menikmatinya. Sowon beberapa kali mendatangi konserku ketika di Korea atau Jepang. Ketika aku latihan, beberapa kali pula dia mengirimku makanan. Just like that. Jujur saja, kami belum pernah menghabiskan waktu untuk benar-benar bersama.

Sowon POV

Dijodohkan dengan Jin BTS? Pertama kali aku tahu hal itu, aku seperti mimpi. Iya aku tahu, aku memang berada di lingkungan yang sama dengannya. Keluarga yang terpandang dengan bisnis hingga ke luar negeri. Bahkan kami juga sempat bersekolah di tempat yang sama. Tapi untuk membayangkan berpasangan dengan Seokjin, sama sekali tidak terpikir olehku.

Tentang siapa pendamping hidupku, aku tak mau ambil pusing dari awal. Aku tahu bukan aku yang akan menentukan. Jadi aku selama ini hanya berpikir mewujudkan mimpiku sebagai interior desainer. Bukan berarti aku tak pernah berpacaran atau menyukai seseorang. Aku pernah berpacaran, tapi aku bukan orang yang serius. Semua hanya hiburan sesaat untukku. Aku tak mau berurusan dengan laki-laki yang tak diinginkan orang tuaku. Mungkin aku tipe orang yang malas keluar dari zona nyaman.

Tapi apa yang aku dapatkan? Aku akan menjadi pasangan Kim Seokjin BTS. Bukankah itu impian semua orang? Sampai saat ini pun aku masih belum percaya bahwa ini nyata. Mungkin karena kedekatan kami yang masih 5 bulan. Kami hanya bertemu di sela-sela waktunya. Bahkan aku harus meluangkan waktu ke studio atau ke apartemennya untuk bertemu. Yah, inilah konsekuensi menjadi pasangan laki-laki semahal Jin BTS. Tapi aku menikmatinya. Dengan begini, aku masih memiliki hidupku sendiri. Lagipula, kami mungkin tidak akan pernah berkencan sesering pasangan lain, karena dia BTS. 

Diamati dari sisi manapun, Seokjin memang pria yang sangat tampan. Bahkan memakai pakaian orang pada umumnya pun, dia tetap manusia tertampan untukku. Matanya yang berbinar, hidung mancungnya, bibir plum yang khas, semuanya sempurna. Jangan lupakan bahunya yang lebar yang sekarang hanya beberapa centi dari bahuku jaraknya.

"Kenapa melihatku seperti itu terus?" tanya Seokjin tiba-tiba.

"Ah, tidak. Hanya saja, kau tampan," jawabku sekenanya.

Lihat saja, dia tertawa kecil. Sepertinya cukup senang dengan jawabanku. Telinganya berubah menjadi semerah tomat. Aku tahu dia sedang malu. Bisa dibayangkan betapa cute nya Seokjin. Aku tertawa puas, lalu mengalihkan pandang ke depan, mencoba membuang kegugupanku sendiri.

****

Lost in Your Love (BTS Oneshots) [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang