Sunbae : Jeon Jungkook (3)

4.6K 188 5
                                    

Sebenarnya masih banyak hal yang mengganjal pikiranku. Seperti hal yang paling utama, kenapa seorang Jungkook bisa menyukaiku? Lalu kenapa dia tidak memulainya dari dulu. Kemudian ketika dia benar-benar memulainya, apakah memang harus langsung seintim ini? Maksudku, kami sekarang sudah berdua dalam kamarku dengan tubuhku telah berada di bawah tubuhnya. Kakinya menekuk merangkak sukses mengurung tubuhku di bawahnya. Aku tahu Jungkook itu kuat, jadi aku tidak mungkin dengan mudah keluar dari posisi ini. Dan yang penting, aku memang tak ingin menghentikan ini semua.

Lalu ketika Jungkook kembali memagut bibirku dan jari-jarinya yang mulai menyentuh kancing kemejaku, aku membiarkannya. Mungkin arti menjadi kekasih dalam kamusnya adalah seperti ini. Memang terdengar terlalu bebas. Tapi mau bagaimana lagi? Bukankah ini memang yang selalu aku bayangkan ketika melihat otot-ototnya pada saat latihan.

Jungkook benar-benar menghentikan otakku untuk berpikir lagi. Sentuhannya begitu lembut menari-nari di permukaan kulitku. Aku hanya bisa merasakan begitu intim kulit kami bersentuhan. Bagaimana bibirnya bergerak apik menyentuh tubuhku. Jungkook benar-benar membuatku mabuk kepayang. Desahanku akhirnya lolos tak tertahankan, Jungkook dengan gesitnya memainkan puncak dadaku, menyesapnya bergantian. Oh god, ini sungguh gila.

Aku menahan nafas ketika perlahan dia membuka kemejanya, memperlihatkan betapa indah tubuhnya padaku. Jelas tentang absnya yang legendaris. Tapi menyadari bahwa abs itu bisa kusentuh sekarang juga, sulit dipercaya. Maka aku bangun dari posisi ku telentang lalu menyentuhnya memastikan bahwa itu nyata. Aku bisa melihat Jungkook yang tersenyum smirk yang penuh kemenangan. Pasalnya sekarang posisinya berganti, aku berada di atas tubuhnya dan dengan tidak sabar berusaha melepas celana jeans super ketatnya.

Ada kepuasan yang besar ketika aku bisa menyaksikan dengan mataku sendiri ekspresi Jungkook yang merasa terpuaskan, terangsang, lemah, dan ingin dihancurkan - walaupun kenyataannya mungkin aku yang akan dihancurkan olehnya. Aku terus mengenggam batangnya, menggerakkan tangan lembutku dari pangkal hingga ujung. Bukan hanya tangan, bibirku kini ikut bergabung pada benda kokoh itu. Memberikan sentuhan lembab ke ujungnya hingga Jungkook mengeluarkan namaku dalam desahannya.

Indah, sangat indah. Libidoku benar-benar mendaki menuju puncaknya ketika melihat Jungkook terus gelisah karena bibirku yang terus mempermainkan pusat tubuhnya.

"Cu-Cukkhuup..., Jisoo-ya," ucapnya terbata di antara desahannya. "Aku bisa keluar sekarang juga kalau kau terus begitu."

Aku menggigit bibirku sendiri ketika telah menjauhkannya dari miliknya. Lalu tanpa aba-aba, Jungkook mengembalikan posisiku di bawahnya.

"Kau.... belajar darimana melakukannya?" tanya Jungkook sambil berbisik di daun telingaku, memberiku rangsang kembali.

"Apa kau ingin tahu sejauh apa aku berimajinasi denganmu, sunbae?" godaku. Wah, aku tak tahu kenapa sisi liarku benar-benar keluar sekarang. Jungkook memang membuatku gila. Dan dia sama gilanya denganku.

"Oh... shhhiiit," umpatnya begitu seksi ketika melihat smirkku.

"Aargh!" jangan salahkan aku yang tiba-tiba berteriak ketika Jungkook tanpa aba-aba memasukkan jarinya pada pusat tubuhku. Lalu dengan tidak sopan, memperhatikan setiap ekspresi wajahku yang sekarang mungkin seperti wanita murahan yang ingin dilecehkan. Entah kenapa rasanya ini seperti kompetisi. Jungkook dengan sangat agresif membuatku benar-benar bertekuk lutut kepadanya. Mungkin karena kami terbiasa latihan jujitsu dengan berusaha mencari kelemahan ketika bertanding.

"Ohhh, oppa.... Fuck!" aku tidak bisa menahan kata-kata kotorku ketika Jungkook terus meracau di dalam pusat tubuhku dengan dua jarinya yang terus bergerak. Kakiku menendang-nendang di udara tanpa arti tapi Jungkook seketika menghentikannya. Lalu aku hanya bisa semakin melemas ketika kedua tangannya membimbing kaki kiriku ke pundak kanannya.

Rasanya ngilu sekali ketika perlahan Jungkook memasukiku. Tubuhku menegang merasakan sensasinya. Akhirnya kami hanya bisa mendesah dan terus mendesah. Aku hanya berharap semoga suara kami tidak muncul keluar karena banyak temanku yang sedang mengerjakan tugas di ruang tamu. Aku meringis, terus menahan sensasi ketika Jungkook perlahan menggerakkan tubuhnya padaku. Otot-otot pahanya sangat indah dipandang ketika dia sedang berada dalam kekuatannya seperti ini.

Jungkook benar-benar mengajakku mendaki bukit, melelahkan, tapi sangat nyaman dalam satu waktu. Tidak peduli lagi berapa banyak umpatan yang kami ucapkan sekarang. Aku hanya tidak menyangka akan memiliki adegan panas dengan Jungkook seperti ini. Ditengah aku yang masih merasakan kenikmatan yang dihujam olehnya, Jungkook tiba-tiba membalikkan tubuhnya. Lalu mau tidak mau aku berada di atasnya sekarang.

Betapa veins Jungkook mengekar hebat ketika dia memegang pinggangku, menaik turunkan tubuhku untuk saling memuaskan. Seorang Jungkook, sunbaeku yang baik, tampan, pintar, populer, yang aku sukai dari dulu, kini berbaring berantakan di tempat tidurku dengan ekspresi seperti ini. Aku seolah benar-benar memenangkan kompetisi yang hebat, berada di atas tubuhnya, memiliki jarak paling intim dengannya sekarang.

Kemudian dengan kekuatan yang lebih lagi, Jungkook seolah membanting tubuhku di atasnya, menancapkan kenikmatan yang luar biasa. Ditandai dengan desah nafas yang teramat panjang dan keras, kami telah berhasil mendaki bukit kenikmatan yang tertinggi. Aku melemas ambruk di atas tubuhnya. Dadanya naik turun dengan cepat, sama sepertiku. Jungkook membelai rambutku yang sedikit basah karena keringat. Mengecup kembali bibirku dengan sayang, lalu memiringkan tubuhku dengan lembut. Jungkook lalu mendekapku lembut, menyimpan wajahku yang memerah di depan dadanya.

***

Matahari masih belum terbit ketika aku membuka mata. Jungkook masih di sampingku, tapi tidak lagi mendekapku seperti sebelum kami terlelap. Matanya masih terpejam, tubuhnya naik turun bersama nafasnya yang teratur. Baiklah, ini memang kenyataan. Sekeras apapun aku tak percaya bahwa semua ini telah terjadi, tapi memang semuanya telah kami alami beberapa jam yang lalu.

Perlahan aku bergegas dari tempat tidurku untuk mengambil segelas air di dapur. Kami bahkan belum makan setelah pulang latihan. Tidak heran kalau sekarang rasanya sangat lapar apalagi setelah melalui peristiwa bersejarah tadi.

Aku sedikit terkejut, tepat ketika aku membuka pintu, Hana sedang berada di depan kamarku. Iya karena pintu kamarnya memang tepat berada di depan pintu kamarku. Gadis itu melirik ke arah dalam kamarku, melihat Jungkook yang bertelanjang dada berselimut di atas tempat tidurku. Aku bisa melihat ekspresi wajahnya yang kaget bukan main, seperti menemukan hal yang besar.

"Yah, Jisoo-ya! Kau gila. Kau benar-benar gila," ucapnya setelah aku menutup kembali pintu kamarku.

"Ada apa?" tanyaku bodoh.

"Kau bagaimana bisa tidur dengan Jungkook sunbae? Bukankah dia kekasih Mina?" tanya Hana. Dan kagetku, teman-temannya belum pulang mengerjakan tugas. Bagus, Hana sangat pintar dalam menyebarkan berita. Aku tahu mereka mendengarnya tapi tidak berani menoleh ke arahku dan Hana. Mulutku seperti terkunci dan bingung akan menjelaskan bagaimana. Aku mengacungkan jari telunjukku ke depan mulut untuk menyuruh Hana diam. Bukan apa-apa, hanya saja aku tidak mau Jungkook mendengar juga.

Tapi terlambat. Beberapa detik setelah aku mengacungkan jari telunjukku, Jungkook tiba-tiba membuka pintu kamarku, memunculkan dirinya yang masih bertelanjang dada pada Hana dan teman-temannya.

"Waaaaa....," beberapa teman Hana jelas bengong dan terkejut dengan aksi Jungkook yang topless muncul dari kamarku. Aku sontak mendorongnya masuk kembali, tapi gagal karena kekuatanku belum pulih.

"Jisoo-ya, aku hanya mau pinjam kaosmu yang besar. Kemejaku kotor terkena lipstikmu," ucap Jungkook tanpa tahu malu. Bisa dibayangkan level terkejutnya Hana dan teman-temannya kini naik lagi. Sudah dipastikan besok aku akan menjadi tokoh berita utama di kampus. Aaaaarrrghhhh!!!!!

Lost in Your Love (BTS Oneshots) [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang