Seokjung menghentikan mobilnya di sebuah resort setelah 2 jam perjalanan. Di resort inilah rencananya mereka akan menghabiskan waktu liburan Seokjin. Mungkin awalnya Sowon heran dengan Seokjin yang begitu bebas pergi kemanapun, tanpa takut dikejar atau diikuti oleh sasaeng. Tapi sekarang Sowon telah membuktikannya, pergi dengan Seokjin BTS tidak begitu mengkhawatirkan, kecuali jika mereka pergi ke tempat yang sangat ramai. Keluarga Seokjin selalu memiliki perlindungan lebih tentang perlakuan sasaeng fans jika ingin menguntit member tertua BTS itu.
"J-jadi, aku dan Seokjin oppa satu kabin?" Sowon terkejut dengan pembagian kamar oleh Seokjung dan Ahreum. Sowon mengira dia akan sekamar dengan Ahreum, sementara Seokjin dengan hyungnya. Ternyata salah.
Seokjin sebenarnya terkejut juga dengan pembagian ruangan oleh kakaknya itu. Tapi dia berusaha bersikap biasa saja. Yah, mungkin ini saatnya Seokjin dan Sowon berusaha mengenal lebih dekat dengan memiliki banyak waktu berdua. Tapi untuk menginap, bagaimana ya? Seokjin hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, membuang pikiran yang tidak terduga.
"Jangan sampai Sowon hamil ya! Aku tak mau kau jadi ayah duluan, harus aku dulu," kata Seokjung pada adik laki-lakinya.
"Ya!! Hyung!! Seharusnya kau bilang sebelumnya, aku tak ada persiapan apapun!" jawab Seokjin membuat Seokjung terkekeh. Tenang saja, Ahreum dan Sowon berada beberapa meter dari mereka, sehingga dua wanita itu tak mendengar obrolan duo Kim.
***
Seokjin membawa dua tas besar, yang satu miliknya dan satu lagi milik Sowon. Kakinya yang ramping melangkah menaiki tangga kabin yang akan menjadi tempat menginapnya 2 hari ini. Sowon mengikutinya dari belakang dengan pikiran yang tidak tenang. Bagaimanapun juga, dia memikirkan hal itu. Hal yang akan dialami sepasang manusia jika berada di kamar yang sama.
"Apa yang ingin kau lakukan setelah ini?" tanya Seokjin setelah meletakkan tas dan menyandarkan dirinya di pinggiran tempat tidur.
"I don't know. Apa yang bisa dilakukan di resort ini?" Sowon mengembalikan pertanyaan.
"Kita bisa berenang, memancing, duduk-duduk, atau makan saja?" Seokjin mengatakan kata-kata terakhir dengan mata yang luar biasa berbinar. Ekspresi Seokjin membuat Sowon tahu jawaban apa yang diinginkan Seokjin. Makan.
"Okelah, kita makan saja."
***
Seokjin dan Sowon berjalan beriringan melewati taman yang cukup luas di resort. Mereka baru saja berpisah dengan Seokjung dan Ahreum setelah menghabiskan waktu dengan makan bersama dan bermain di pantai. Berkencan dengan Jin memang menyenangkan. Sowon tidak perlu memecah kecanggungan sebagai pasangan baru. Apalagi mereka yang dijodohkan. Seokjin cukup pintar bicara sehingga suasana selalu cair saat bersamanya. Sowon tidak berhenti tertawa mengobrol dengan Seokjin sepanjang jalan menuju kabin.
"Sowon!" panggil seseorang, membuat sepasang manusia itu menghentikan langkahnya. Keduanya menoleh ke sumber suara. Terlihatlah sosok laki-laki yang cukup tampan dengan tinggi sekitar 180 cm. Ketampanan pria itu semakin menjadi ketika dia mempersembahkan senyumnya. Seokjin tak mengerti dan tak mengenal pria itu, namun dia ikut menyunggingkan senyumnya sebagai isyarat sapaan.
"Ehm, aku kesana sebentar ya, oppa," kata Sowon lalu meninggalkan Seokjin dan menuju ke tempat pria itu berdiri.
Seokjin sedikit kaget melihat pria itu dengan kuat memeluk Sowon. Tampak kerinduan yang mendalam pada sorot mata pria itu pada Sowon. Sowon membalas pelukan pria itu, sebentar. Dari situ Jin tahu bahwa pria itu bukan kenalan biasa bagi Sowon. Tubuh Sowon bergetar, seperti mengucapkan perpisahan. Benar saja, beberapa saat pria itu meninggalkan Sowon.
Seokjin dan Sowon kembali berjalan berdua menyusuri taman menuju kabin mereka. Seokjin berusaha membuang jauh rasa penasarannya, mengisi suasana kembali dengan obrolan ringan.
"Akhirnya.... Kita bisa istirahat juga," ucap Seokjin begitu masuk ke dalam kabin. Sowon yang berada satu langkah di belakangnya, tiba-tiba memegang tangan Seokjin, membuat laki-laki itu menoleh.
"Kau pasti penasaran siapa laki-laki yang menemuiku tadi?" tanya Sowon. Sejujurnya Seokjin penasaran setengah mati. Hanya saja, dia tak mau berprasangka, karena itu akan sangat melelahkan.
Seokjin membalikkan badannya kepada Sowon sehingga mereka berhadapan. Seokjin menatap Sowon dengan raut yang serius, menunggu jawaban apa yang akan diberikan kekasihnya itu. Sowon memandangi wajah serius Seokjin, hingga tak sadar wanita itu menelan ludah. Bukan saja karena takut Seokjin memiliki prasangka yang tidak baik, tapi di saat yang sama seperti ini, Seokjin semakin tampan.
"Dia adalah mantan pacarku. Kami sudah putus 1 tahun yang lalu. Apa aku perlu memberikan penjelasan yang lain?"
"Bagaimana perasaanmu sekarang padanya setelah bertemu kembali?"
"Aku tidak tahu. Aku sudah lama tidak bertemu dengannya. Jujur saja, aku sedikit kaget bertemu dengannya di sini. Aku sepertinya tidak memiliki perasaan apapun lagi dengannya. Lagipula kami tak akan pernah bersama."
Seokjin menghela nafasnya. Tangannya mengelus lembut rambut Sowon yang tepat berada di depannya.
"Kita tahu bahwa kita tidak bisa menentukan bagaimana hidup kita. Kita hanya perlu menikmati dan bahagia. Kau tidak keberatan kan berpasangan denganku?" Seokjin menatap Sowon lekat, dengan kedua tangannya berada di pundak kekasihnya, seolah memaksa Sowon untuk berada dalam pengaruhnya. Yang dilakukan Sowon hanyalah mengangguk, seperti tersihir dengan pemandangan wajah tampan kekasihnya.
Seokjin dan Sowon itu tidak berbeda. Mereka hanya harus memiliki sesuatu yang membuatnya hidup. Seokjin dengan menjadi BTS dan Sowon dengan menjadi desainer seperti keinginannya sejak kecil. Mereka masih beruntung memiliki orang tua yang tidak mengatur cita-cita mereka.
Seokjin menarik tubuh Sowon padanya, hingga tubuh mereka berpelukan. Ada kelegaan tersendiri bagi Sowon ketika berada di pelukan Seokjin seperti ini. Perasaan tidak sendiri dan perasaan terlindungi. Menyadari bahwa mereka mungkin akan menghabiskan sisa usia bersama, Sowon sangat bersyukur memiliki Seokjin yang selalu bisa menghangatkan perasaannya seperti sekarang.
Sowon melingkarkan tangannya ke tubuh Seokjin, menandakan bahwa dia membalas pelukan pria tampan ini. Tangan Seokjin membimbing wajah Sowon untuk menatapnya.
"Aku tak tahu bagaimana seharusnya kita. Aku merasa nyaman denganmu," pernyataan yang cukup membuat Sowon terpaku pada tatapan Seokjin.
"Aku juga nyaman denganmu, oppa."
"Kalau begitu, mari kita rayakan kenyamanan kita bersama," ucap Seokjin dengan suara yang dalam.
"Maksud oppa?"
Jin mempersembahkan smirknya. Sedetik kemudian dia memajukan bibirnya, menyentuh bibir Sowon. Sowon membalas ciuman Seokjin yang manis, matanya memejamkan mata menikmati apa yang diberikan Seokjin padanya.
"Mwo? Sepertinya kau memang sudah menantinya?" ucap Seokjin melepas ciumannya sejenak, menanggapi respon Sowon yang begitu cepat.
"Apa perlu aku jelaskan lagi, oppa?" tantang Sowon membuat Seokjin semakin bergegas.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost in Your Love (BTS Oneshots) [M]
FanfictionMenceritakan kisah pendek (oneshoot) bangtan. Bagaimana jika mereka menjadi pria dengan karakter tertentu? Warning, karena ini No Child !!!! #18 btssuga out of 514 stories #26 btsjimin out of 669 stories #13 btsjhope out of 266 stories #1 btsjin ou...