Sowon sudah tenggelam dalam ciuman hangat Seokjin. Tubuhnya mulai oleng karena tekanan yang diberikan Seokjin saat pria itu semakin rakus dengan bibirnya. Menyelusupkan lidah masuk ke bibirnya, mengabsen gigi Sowon, bahkan berperang dengan lidahnya. Tangan Sowon sudah mengalung ke leher Seokjin sejak tadi, mengencangkan pegangan agar dia tak jatuh ke belakang. Seokjin membantu tubuh Sowon dengan tangannya yang menguasai punggung Sowon.
"Ah, Oppa, kau...," Sowon terbata ketika Seokjin sejenak melepas ciuman hebatnya. Dengan bibirnya yang merah merekah, Seokjin tersenyum puas.
"Why? Am i good kisser?" Seokjin mempersembahkan senyum miringnya.
"Sssshhhh, and good player i bet," ucap Sowon di antara nafasnya yang tidak teratur. Seokjin kembali memejamkan matanya, menyatukan kembali bibir mereka yang sudah sedikit membengkak.
Kali ini ciumannya lebih hebat. Bibirnya mulai menelusuri leher Sowon, menyibakkan rambut panjang gadis itu dengan tangannya yang tidak tenang. Sowon hanya bisa memejamkan matanya, menikmati sentuhan Seokjin yang membuainya. Laki-laki selalu berbeda ketika sudah begini. Kesan cute dan anak baik-baik yang ditunjukkan di media, hilang sudah pada diri Seokjin. Pria selalu punya naluri bagaimana untuk menikmati waktu bersama wanitanya. Tidak terkecuali Seokjin.
Sowon tidak sadar sejak kapan Seokjin menggiringnya ke atas tempat tidur. Kini tubuh pria itu telah merangkak menuju ke atasnya, kembali membuainya dengan hangat dan panas. Matanya memerah, namun kembali terpejam, menelusuri tubuh Sowon dengan lebih leluasa. Satu persatu pakaian ditanggalkan dengan cara yang lembut, sampai-sampai Sowon tak ingat berapa lapis pakaian yang dia kenakan tadinya. Blazer coklat susu, celana jeans, hingga semua penutup tubuh Seokjin sudah berjatuhan entah kemana.
Sowon melihatnya, betapa Seokjin menginginkannya. Dengan cekatan, tangan lembutnya meraih boner yang mengganggunya sejak Seokjin menanggalkan pakaiannya. Sebenarnya pria itu lumayan terkejut. Tapi bukankah wanita juga selalu punya naluri saat seperti ini? Kini Seokjin yang terbuai dengan permainan Sowon yang menggairahkan. Tubuhnya yang tinggi, rambutnya yang panjang, dan yang penting adalah bagaimana tubuh Sowon sangat indah dipandang, tanpa pakaian. Tidak terlalu kurus sehingga sangat terkesan menggoda sekali.
Seokjin membuka tutup matanya ketika Sowon mengecup lembut tubuhnya paling sensitif. Sowon hebat, bibirnya lembut, tangannya hebat. Yang bisa dilakukannya adalah menjambak kecil rambut coklat wanita itu dan menggerakkannya maju mundur mencari kenyamanan.
"Ahhh...," Seokjin tak tahan untuk mengeluarkan desahannya. Kepalanya sudah menengadah, seperti ingin terbang dengan sentuhan Sowon yang mematikan.
Seokjin mengembalikan posisi awalnya. Tubuhnya yang mengurung tubuh Sowon di bawahnya. Menikmati pemandangan indah sekejap. Bibir Sowon yang basah karena blow job yang baru saja dia lakukan padanya, membuatnya semakin panas. Belum sempat Seokjin mencicipi setiap inchi tubuh wanita itu, tapi Sowon sudah membuatnya tak berdaya. Kemudian Seokjin membalasnya, perlakuan Sowon padanya. Lidahnya melesit dan menggeliat di antara dua paha Sowon.
"Ssssshhh, ah... opppaaaa..!" benda dingin yang meluncur di pusat tubuhnya seperti sengatan listrik yang mematikan. Sowon benar-benar tak berdaya. Keringatnya mulai bercucuran, menggugurkan dinginnya cuaca musim gugur Korea. Kakinya yang panjang sudah tak kuasa, menendang angin yang tak berwujud sebagai ekspresi bahwa jiwanya seakan melayang karena perlakuan Seokjin.
Kini wajah Seokjin mendekatinya, meluncurkan kembali ciuman maut di bibirnya. Tubuh yang telah berpeluh, desah nafas yang memburu, seolah membakar seluruh ruangan kabin hingga seolah AC pun tak berfungsi karena saking panasnya. Seokjin memposisikan dirinya dengan baik. Sowon seperti siap untuk menahan gejolak yang akan dihadapinya lebih lanjut. Bibirnya meringis, menyadari Seokjin mempersiapkan persatuan mereka.
Dengan sekali hentakan, seakan langit-langit runtuh menghantam seluruh tubuh Sowon. Matanya berkunang, dadanya seperti berhenti berdetak, lehernya bagaikan tercekik. Seokjin hanya tak tahu dirinya cukup besar untuk Sowon.
"Sakitkah? Oh, maafkan aku," ucap Seokjin ketika tahun Sowon terkejut dengan hentakannya. Dirinya masih berada dalam Sowon. Menunggu reaksi Sowon yang masih seperti kehilangan nafas. Sowon meraih bibir Seokjin, mengalihkan sakitnya persatuan di bawah sana. Bibir Seokjin kembali meliuk dengan bibir Sowon dan tubuhnya mulai bergerak mengikuti naluri.
Seketika Sowon melupakan rasa sakitnya, berganti dengan kenyamanan yang tak terkira. Bibirnya tak kuat lagi menahan desahan hingga ciumannya terlepas. Seokjin menegakkan tubuhnya, membuat persatuan mereka semakin mendalam dengan hentakan yang semakin menjadi. Tidak ada suara lain selain desahan mereka dan decit-decit ranjang yang bergerak tak beraturan. Seokjin menaikkan satu kaki jenjang Sowon ke bahunya untuk meraih kepuasan yang lebih.
"Eeerrgghh," desahan yang tak karuan keluar dari bibir Kim Seokjin melihat pemandangan yang indah di bawahnya, Sowon yang cantik yang sedang dia kuasai, meronta menginginkan kepuasan bersama dirinya.
Satu kali hentakan paling keras menandakan bahwa mereka telah mencapai puncaknya. Seokjin runtuh di samping Sowon. Wanita itu kemudian meringkuk, merasakan pusat tubuhnya masih bergetar. Seokjin merangkul Sowon dalam pelukannya.
***
Pukul 8 pagi....
Seokjin meraba-raba meja dekat tempat tidurnya, mematikan alarm handphonenya segera. Tangannya kembali memeluk Sowon yang masih meringkuk dalam selimut bersamanya. Sowon ganti membuka matanya, merasakan pergerakan Seokjin yang mengeratkan pelukannya. Pemandangan pagi yang bagus. Seorang pria tampan dengan wajah paling innocentnya, memeluknya erat, tanpa penghalang apapun di antara tubuh mereka.
Mengingat betapa panjangnya malam yang dilaluinya, Sowon menyunggingkan senyumnya. Setelah 5 bulan, akhirnya Sowon merasakan kencan yang sesungguhnya. Kencan dengan kepuasan dan rasa saling mengenal yang mendalam.
"Sowon-ah," panggil Seokjin di tengah senyum Sowon.
"Hmm, ya oppa?"
"Aku akan pergi lama dari Korea mulai lusa. Rasanya kenapa berat sekali ya?" Seokjin mempoutkan bibirnya manja, membuat Sowon semakin gemas. Bayangkan saja, seorang Seokjin yang digilai seluruh fansnya di dunia, tengah berbaring satu ranjang dengannya, dengan rambut berantakan, wajah berminyak, dan ekspresi yang sungguh menggemaskan.
Sowon hanya bisa tersenyum, tak tahu akan bicara apa. Sebenarnya kalau boleh memilih, jika sudah seperti ini, inginnya dia selalu bersama Seokjin. Menghabiskan waktu bersama setiap saat. Seperti budak cinta pada umumnya. Tapi apa mungkin?
"Hmmm, bagaimana kalau nanti kau ikut aku ke Eropa?" tanya Seokjin sambil memiringkan badannya ke Sowon dengan menopang kepalanya.
"Hah, serius oppa?"
"Eyyy, tentu saja aku serius. Sepertinya aku akan selalu ingin bersamamu," Seokjin mengatakannya dengan raut muka yang serius, seperti jauh dari niat merayu. Tapi muka Sowon memerah seperti tomat, seperti sedang dirayu saja.
"Oppa akan merasa membutuhkanku mulai sekarang kan? Salah oppa sendiri, kenapa memulainya?"
"Salahku? Hei, siapa yang membuatku cemburu kemarin? Rasanya seperti ingin segera menguasaimu."
"Cemburu? Aaaahhh, karena mantan pacarku itu?"
Seokjin melepas tangannya yang menopang kepalanya lalu kembali memeluk Sowon.
"Aku hanya berpikir, sejauh apa kau dengan dia? Apa yang pernah kalian lakukan? Sudah berapa kali? Aku hanya tak mau kau dengan yang lain lagi selain aku."
"...."
"Kenapa diam?"
"Aku tak mau menjawabnya, oppa. Hehe..."
"Oke, fix. Kau harus ikut aku, menyusulku, ketika aku merindukanmu."
"Tentu saja aku tidak akan menolaknya," canda Sowon membuat Seokjin gemas. Tangannya mulai bergerilya kembali menyentuh kulit mulus Sowon. Seokjin mulai menghilangkan jarak tubuh mereka. Menyatukan kembali bibirnya pada bibir tipis Sowon.
"Seokjiiiiin...!!!!!" teriak seseorang dari luar pintu kabin. Seokjin mendesah sebal karena terpaksa menghentikan kegiatan yang baru saja akan dimulainya kembali.
"Ndeee.... hyuuuuung!!!!"
"Wah, aku lupa kalau kita di sini bersama Seokjung oppa dan Ahreum unnie," kekeh Sowon lalu meluncur ke kamar mandi.
***
![](https://img.wattpad.com/cover/121244242-288-k620658.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost in Your Love (BTS Oneshots) [M]
FanfictionMenceritakan kisah pendek (oneshoot) bangtan. Bagaimana jika mereka menjadi pria dengan karakter tertentu? Warning, karena ini No Child !!!! #18 btssuga out of 514 stories #26 btsjimin out of 669 stories #13 btsjhope out of 266 stories #1 btsjin ou...