Love in Canada : Park Jimin (1)

3.3K 138 2
                                    

Kim Dahyun POV

Aku mendongakkan kepalaku sambil memperhatikan setiap orang yang keluar dari pintu kedatangan. Sekarang aku berada di bandara untuk menjemput seseorang, Park Jimin. Seharusnya dia sudah sampai 30 menit yang lalu. Tapi sosoknya tak juga muncul keluar dari gate kedatangan. Aku mulai berpikir apakah aku telat menjemput, karena sebenarnya aku baru saja datang 10 menit yang lalu. Aku mulai mengingat-ingat apakah Jimin pernah ke Kanada? Dan seingatku tidak. Jadi kemungkinan besar dia tetap berada di bandara untuk menunggu jemputanku jika tidak ingin tersesat di Ottawa. 

Itu dia! Setelah 20 menit aku berdiri menanti Jimin, sosoknya muncul dengan cool keluar dari gate kedatangan. Aku sudah tidak bertemu dengannya mungkin sekitar 2 tahun tapi aku masih mengingat jelas bagaimana cara berjalannya yang sangat khas. Jimin memakai pants hitam ketat kesukaannya - bisa kuanggap itu sebagai celana ciri khasnya. Jaket hitam dan kacamata hitam membuatnya terlihat macho seperti biasa. Dan amazing, kali ini rambutnya hitam sehingga terlihat lebih dewasa. Dua tahun yang lalu Jimin masih berambut blonde ketika aku meninggalkan Seoul.  

Aku melambaikan tanganku pada Jimin ketika dia berjalan semakin mendekat ke arahku. Kulihat senyumnya mengembang ketika dia menemukanku. Pria itu mempercepat kakinya untuk berjalan ke arahku. Tak butuh lama untukku berlari dan menghamburkan pelukanku padanya. 

"Auh, kau mengagetkanku!" ucap Jimin sambil menangkap tubuhku yang memeluknya erat. 

"Welcooooooome!!!!!" aku benar-benar bahagia menyambut kedatangannya. 

Mari kujelaskan hubunganku dengan Jimin. Aku dan dia mengenal sejak kecil karena orang tua kami berteman. Kami mengenal dengan baik satu sama lain dan memberi status hubungan kami sebagai teman. 

Sialnya, diam-diam aku menyukai Jimin. Oke, mungkin tidak ada yang tidak menyukainya. Bisa dikatakan Park Jimin seorang pria dengan paket lengkap. Jika kau menginginkan seorang pria yang imut dan seksi dalam  satu waktu, dialah jawabannya. Kalau diperhatikan dari setiap komponen wajahnya, Jimin sebenarnya biasa saja. Tapi ketika bibir plum, pipi yang chubby dan hidung yang imut itu bergabung menjadi satu di wajah Jimin, semuanya sempurna. Jangan lupakan gesturenya yang sangat cool ketika menyibakkan rambutnya ke belakang, serta bagaimana atletisnya tubuh seorang Park Jimin. Bahkan aku bisa melihat otot-otot kakinya dengan jelas dari celana hitam panjangnya. 

Ok, memang Jimin adalah laki-laki yang sangat menarik secara fisik. Tapi tentu saja bukan hanya itu yang membuatku sangat menyukainya. Aku menyukai sifat dan sikapnya yang sangat dewasa. Dia selalu memperlakukanku dengan baik, walau aku tahu dulu aku cukup annoying untuknya. Kami sempat dijodohkan sebelum aku berangkat ke Kanada. Aku kira itu sesuatu yang baik bagi kami, karena aku tahu Jimin begitu baik padaku. Tapi ternyata pria itu menolak perjodohan kami karena mengaku telah memiliki kekasih. Jelas aku kecewa, tapi diam-diam aku semakin mengaguminya. Dia sangat bertanggung jawab pada perasaan kekasihnya. Aku sampai menerka-nerka, mungkin kekasihnya adalah reinkarnasi seorang yang berjasa di masa lalu hingga dia mendapat keberuntungan memiliki Jimin. 

Awalnya aku bisa mengontrol perasaanku sendiri, selalu mensugesti diriku bahwa tidak mungkin Jimin menjadi pasanganku. Semua berjalan lancar hingga beberapa saat. Akhirnya aku tidak sanggup menahan perasaanku karena pertemuan kami semakin intens. Itulah mengapa sekarang aku ada di sini. Jimin adalah salah satu alasanku untuk meneruskan hidup di Kanada, agar aku bisa melupakannya dan menemukan pria lain di negara ini. Tapi apa? Sekarang dia justru menyusulku ke sini dengan alasan dipindah tugaskan ayahnya untuk belajar mengurus perusahaannya yang berada di Ottawa. Setelah ini aku tak tahu apakah aku bisa mengontrol perasaanku padanya. 

***

Author POV

Jimin terlihat cukup kaget ketika dia memasuki rumah Dahyun. Tempat tinggal Dahyun di Ottawa tidak seperti yang dibayangkannya. Dia mengira bahwa Dahyun tinggal setidaknya di apartemen yang mewah dengan fasilitas yang berkelas seperti ketika wanita itu hidup di Seoul. Nyatanya Dahyun tinggal di sebuah rumah kecil di suburb yang lumayan jauh dari kota. Bagian yang paling membuatnya kaget adalah, Dahyun tinggal sendiri tanpa seorang pun yang membantu memenuhi kebutuhan atau membantu mengurus rumah. Tentu ini sangat jauh berbeda ketika dia tinggal di Korea. 

Lost in Your Love (BTS Oneshots) [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang