Lost in Your Love (BTS Oneshots) [M]

Ride Me : Jeon Jungkook (1)

Anyone go to the city tomorrow? I have 1 seat empty, we can share for fuel.

Sebuah pesan yang sangat biasa kubaca di grup magangku. Sekarang aku tengah menjadi anak magang di sebuah kota kecil. Aku tak tahu magang macam apa tahun ini. Tapi sepertinya kampusku bekerja sama dengan sebuah perusahaan gas dan tambang sehingga para mahasiswanya dikirim ke kota kecil untuk magang selama 3 bulan. Aku tinggal di sebuah rumah sewa bersama 5 anak magang yang lain.

"Eunha-ya, bukankah kau harus ke kota untuk menservise laptopmu? Itu kau bisa berangkat bersama Jungkook," kata Jisoo padaku.

"Jungkook?" aku masih belum memahami maksudnya.

"Itu, di grup. Jungkook besok ke kota. Kau bisa menumpang dengannya kan."

Sekali lagi aku membaca pesan yang sebenarnya sudah aku baca tadi. Oh, jadi yang memberi tumpangan Jeon Jungkook. Beberapa hari ini aku tidak bisa memakai laptopku untuk bekerja. Dan aku menyetujui saran Jisoo untuk ke kota bersama Jungkook besok.

Inilah susahnya menjadi orang yang tidak bisa menyetir di tahun terakhir perkuliahan. Kemana-mana harus menumpang sana sini. Kalau untuk bekerja, aku bisa berangkat dengan teman-teman serumah. Tapi jika ada keperluan pribadi seperti ini, tentu saja aku pusing. Aku tidak bisa memaksa Jisoo atau yang lain mengantarku ke kota. Untung saja setiap weekend selalu ada orang yang ke kota, dan mereka biasa memberikan tumpangan dan sharing untuk biaya bahan bakar. Tipe mahasiswa sekali bukan.

***

Waktu sudah menunjukkan pukul 7 pagi dan aku sudah siap di depan rumah dengan seperangkat laptopku yang bermasalah. Aku sedang menunggu Jungkook, kami akan berangkat ke kota pagi ini. Aku hanya bisa berdoa semoga Jungkook orang yang menyenangkan. Jujur saja, aku tidak kenal dekat dengan Jungkook. Dan hari ini aku akan menghabiskan waktu seharian bersamanya. Kami berencana berangkat pagi dan langsung pulang sore atau malam.

Sebuah mobil Porche berhenti tepat di depan rumahku. Kaca jendela mobilnya terbuka dan muncul sebuah wajah tampan, Jungkook. Iya, dia memang tampan. Bisa jadi dia laki-laki tertampan dari seluruh 300 mahasiswa yang magang di kota ini. Aku melambaikan tanganku, mencegah dia membunyikan klakson di pagi yang damai ini. Ketahuilah bahwa rumahku berada di sebuah bukit dengan suasana yang sangat tenang. Aku yakin teman-teman serumahku masih tidur di weekend yang dingin ini dan tidak akan bangun hingga siang, seperti yang aku lakukan di weekend biasanya.

Aku menyunggingkan senyumku ketika Jungkook menyapaku. Sempat terganggu dengan ketampanannya yang mengagetkan. Iya, Jisoo semalam mengatakan bahwa beruntungnya aku bisa semobil dengan Jungkook pada perjalanan selama 5 jam ke kota. Sayangnya aku tak begitu mengenalnya, bahkan wajahnya pun aku tak ingat. Itulah kelemahanku. Mungkin karena itu cicle pertemananku itu-itu saja.

"Morning!" sapa Jungkook.

"Morning...," balasku sambil memakai sabuk pengaman. Jungkook mulai mengendarai mobilnya. Tidak buruk, sepertinya dia orang yang menyenangkan. Bisa dilihat dari wajahnya yang ramah.

"Jadi kau akan menservise laptopmu hari ini?" tanyanya membuka obrolan.

Aku mengangguk sambil memperhatikan jalan.

"Sudah membuat janji dengan servise centernya?" tanyanya kemudian.

"Sudah," jawabku. "Kau sendiri, ada urusan apa ke kota?" tanyaku.

"Aku akan berbelanja."

"Belanja?"

"Hmmm, baju, sepatu, dan barang-barang yang aku butuhkan yang tidak ada di tempat ini."

"Ohhh, jadi santai ya. Aku kira kau ada urusan tertentu."

Jungkook tertawa kecil. Bagaimana ya menjelaskannya. Dia seperti memberikan kesan tampan yang berbeda ketika diam dan tertawa. Ketika dia diam di balik kemudinya, Jungkook memiliki wajah tampan yang dewasa. Tapi ketika dia tersenyum, muncullah gigi kelincinya yang membuat ketampanannya menjadi manis dan cute. Jisoo benar, Jungkook itu tampan. Dan aku sedikit berdebar ketika mata kami bertatapan. Okelah, bukankah orang tampan selalu membuat wanita berdebar? Mungkin itu yang kualami saat ini.