Classmate : Jimin (1)

4.3K 161 2
                                    

Cho Haewon POV

Namaku Cho Hae Won, seorang wanita kelahiran tahun 1995 yang sekarang bekerja di BigHit ent sebagai make up artist. Awalnya aku hanya seorang magang di BigHit, tapi sudah 3 bulan ini mereka mau mempekerjakanku sebagai mua tetapnya. BTW, aku berasal dari Busan. Tapi aku sudah sempat tinggal di Seoul beberapa tahun untuk bekerja lepas. Bersyukurlah aku bertemu Jimin di BigHit yang membantuku mendapat pekerjaan tetap. Oh iya, kebetulan aku adalah teman sekolah Jimin waktu SMA. Kami sama-sama mempelajari dance di Busan. 

Pertama kali aku menginjakkan kaki di BigHit, rasanya aku seperti menggenggam dunia. Batinku mengatakan bahwa aku akan menjadi manusia korea seutuhnya, yang bisa bekerja di agensi terkenal dan tidak akan ada lagi yang memandangku sebelah mata. Aku tak pernah berpikir akan sering bertemu dengan Jimin, ya walaupun aku tahu dia pasti masih mengingatku. Kami adalah teman sekelas dulu. Kalaupun bertemu, aku juga tidak berharap banyak. Misalnya untuk mengobrol, makan bersama, dan hal-hal yang sering dilakukan orang lain jika berteman. Niatku di sini hanya bekerja dan mendapat uang. 

Ada satu kesempatan aku mengobrol dengan Jimin. Waktu itu kebetulan aku ditugaskan untuk membantu mengurus keperluan shootingnya. Kami mengobrol singkat. Tapi dari obrolan kami, Jimin cukup tahu bahwa aku membutuhkan pekerjaan tetap. Ajaibnya, seminggu kemudian aku diberi kesempatan BigHit untuk menjadi pekerja tetap. Terimakasih pada kehebatan Jimin. 

Alunan lagu BTS terdengar cukup mengagetkan. Iya, aku memilih Fire - BTS sebagai nada deringku.  Cukup mengganggu dan membuatku segera mengangkat telepon.

"Halo," ucapku pada seberang. 

"Haewon-shi... Sepertinya kau harus ikut ke Jepang hari ini. Kau tidak akan berangkat ke KBS untuk TXT, tapi menggantikan staff untuk ke Jepang bersama BTS," kata sun-bae dari BigHit.

"Oh, oke. Lalu aku harus bersiap jam berapa?" 

"Kau ke kantor jam 10 ya, kita berangkat jam 12 siang."

Inilah salah satu asyiknya bekerja sebagai make up artist. Kemarin, hari ini, dan besok, tidak akan pernah sama. Siapa yang tahu bahwa malam ini aku akan bermalam di Jepang. 

***
Jimin itu seingatku manis. Tapi ternyata dia bisa sangat seksi. Kini aku sudah berada di Jepang, bersama Jimin untuk memakaikan baju keperluan photo shot nya. Sederhana, hanya mengenakan kemeja putih dan celana jeans. Oh iya, 2 kancing atas kemeja terbuka, membuat sebagian dadanya tersibak. Cukup membuat atensiku berubah padanya. 

"Kau itu terlalu cantik untuk jadi MUA," kata Jimin padaku ketika sedang memperbaiki make upnya.

"Kau berbicara padaku?" 

"Tentu saja. Menurutmu?" raut mukanya sedikit kesal karena tanggapanku. Aku tersenyum jahil.

"Kalau begitu, aku seharusnya jadi artis sepertimu ya?" kataku sambil terus menyeka keringat kecil di dahinya. 

"Harusnya sih. Kau juga bisa dance dan bernyanyi kan."

Aku menghentikan gerakan tanganku yang menyentuh wajahnya. Kini wajah kami berhadapan cukup dekat. Aku menatapnya cukup lekat.

"Aku lebih suka menjadi make up artis dan membuatmu semakin tampan," kataku sambil menyentuh hidungnya dengan jari telunjukku, membuat Jimin mengerdipkan matanya karena kaget. Aku lalu tersenyum dan menjauhkan wajahku. 

"Sudah selesai," kataku lalu meninggalkannya untuk mengurus Jin. 

Jimin POV

Apa ini? Kenapa aku grogi ketika Haewon menyentuh hidungku. Ayolah, wajahku itu sudah biasa disentuh MUA. Tapi aku serius mengatakan bahwa Haewon terlalu cantik untuk staf pengurus artis. Itu sih yang membuatku penasaran dengannya, kenapa dia tidak meneruskan menjadi dancer tapi justru make up artist. Saat SMA, Haewon itu termasuk siswa teladan. Dia pintar di segala mata pelajaran. Aku sering minta bantuannya mengerjakan tugas. 

Lost in Your Love (BTS Oneshots) [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang