Semakin lama aku merasa hidupku adalah ilusi. Tepatnya adalah setelah peristiwa hari kamis. Aku mencoba merangkai kembali ingatanku bahwa peristiwa itu bukan hanya imajinasi. Tapi terlalu sulit membedakan apakah kemarin itu nyata atau semu. Tidak ada pertemuan lagi dengan Namjoon setelah hari kamis lalu. Aku tidak datang untuk menyelesaikan soal di hari Jumat karena ada urusan, sedangkan Sabtu dan Minggu kami memiliki hari libur. Kami berciuman, tapi aku dan Namjoon tidak memiliki kontak satu sama lain. Itulah mengapa sulit sekali untuk berpikir bahwa semuanya adalah kenyataan. Apalagi untuk orang yang selalu aku anggap 'sulit digapai'.
Sekarang adalah hari Selasa. Sebentar lagi aku akan bertemu dengan Kim Namjoon, di dalam kelas matematikanya. Kali ini aku duduk tidak di bangku paling depan, tapi di bangku nomor 3 dari depan dan di bagian pinggir. Rasanya nafasku cukup berat hanya dengan membayangkan melihat Namjoon hari ini. Dadaku terus berdebar, tidak sinkron dengan pikiranku yang pesimis. Bagaimana kalau Namjoon telah melupakan peristiwa hari Kamis?
Biasanya orang akan berkencan setelah menyatakan perasaannya. Tapi kenapa tidak denganku dan Namjoon. Kami bahkan tidak memiliki komunikasi apapun setelah itu. Ah, salahku sendiri menyukai dosenku. Aku jadi tidak bisa leluasa mendekatinya. Aiiissshhh....
"Good morning!!!" sapa seseorang di depan kelas dengan suaranya yang deep. Kim Namjoon. Aku terlalu larut dalam pikiranku sendiri tentang Namjoon hingga dia telah berada di depan kelas tanpa aku sadari. Aku menjawab ucapan selamat paginya bersama dengan yang lain. Namjoon tersenyum kecil, tapi cukup untuk memunculkan dimplenya yang begitu manis. Alisnya berkerut sambil menyapu pandangan ke seluruh ruang kelasnya, lalu matanya berhenti padaku. Aku tidak tahu harus bagaimana ketika mata kami saling bertemu. Sungguh awkward. Lalu Namjoon tersenyum padaku, membuatku tahu apa yang harus aku lakukan, membalas senyumnya dengan sopan.
Kim Namjoon tetap menarik seperti biasa. Memakai kemeja light brown lengan panjang yang dilipat hingga bawah siku. Sepertinya aku hanya tidak bertemu dengannya 3 hari, tapi kenapa aku merasa otot tangannya sudah tambah kekar. Kali ini dia memakai celana bahan dengan model oversize dan aku bersyukur karena dengan begitu pikiranku sedikit terkontrol. Hari ini Namjoon memakai kacamata, terlihat sangat match dengan stylenya. He look so fashionable!
Jika biasanya aku hanya menikmati bagaimana keindahan fisik seorang Namjoon di depan kelas, sekarang aku melihatnya dengan pikiran yang lebih kompleks. Benarkah dia menyukaiku? Mengapa aku? Tapi kenapa dia tidak berusaha menghubungiku lagi? Lalu sekarang aku harus bagaimana? Ah, kuliah matematika hari ini tidak membuat otakku bertambah pengetahuan sepertinya.
"Jihyo-ssi!" panggil seseorang tepat ketika para mahasiswa mulai meninggalkan kelas. Matematika dasar bersama Kim Namjoon sudah berakhir. Tapi laki-laki itu telah memanggilku, menghentikan langkahku yang beranjak keluar dari pintu kelas.
"Iya, seonsaengnim...," jawabku. Kami berdiri saling berhadapan tepat di depan mejanya. Namjoon mengamati beberapa mahasiswa yang keluar dari pintu kelas, memastikan hanya tinggal aku dan dia yang berada di dalam kelas sekarang. Kini dia memandangiku, menatapku sambil mengabsen komponen wajahku, dari rambut, dahi, hidung, dan aku merasa matanya berhenti di bibirku. Damn. Aku tidak tahu apakah dia sengaja atau tidak, tiba-tiba saja Namjoon membasahi bibirnya sendiri dengan lidahnya. Lalu yang bisa aku ingat adalah ciuman kami beberapa hari yang lalu. Aku masih bisa mengingat rasanya. Tiba-tiba saja tubuhku ngilu membayangkannya kembali.
"Hmmm... apa sikapku kemarin membuatmu tidak nyaman? M-maksudku...., kau tidak datang hari Jumat dan Senin. Apa mungkin itu karena..." Namjoon tidak melanjutkan kata-katanya. Aku tahu itu menjadi hal cukup canggung bagi kami.
"O-ohh, maaf ssaem... Saya hari Jumat ada urusan dan hari Senin saya harus melakukan praktikum sampai malam. Saya.... ehmmm, saya hanya tak tahu bagaimana cara mengabarkannya pada anda," jelasku. Aku memegang buku di depan dadaku dengan erat, menutupi salah tingkahku. Namjoon masih saja menatapku intens.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost in Your Love (BTS Oneshots) [M]
FanfictionMenceritakan kisah pendek (oneshoot) bangtan. Bagaimana jika mereka menjadi pria dengan karakter tertentu? Warning, karena ini No Child !!!! #18 btssuga out of 514 stories #26 btsjimin out of 669 stories #13 btsjhope out of 266 stories #1 btsjin ou...