Posesif : Kim Taehyung (3)

4.2K 178 1
                                    

Kami sudah masuk ke apartemenku. Yang kami lakukan selanjutnya hanya berdiri, saling menatap. Kalau boleh, aku sangat ingin memeluknya. Aku sangat merindukannya. Bahkan 2 tahun ini aku tidak mampu melupakannya. Taehyung masih menatapku dengan pandangan yang masih sama seperti di lift. Kesal, sedih, gemas, dan rindu? Aku melihat semburat merah di pipi dan telinganya. Bisa jadi karena menahan emosi, atau kedinginan. Dan aku memilih mengiranya karena kedinginan.

"Kau, darimana tahu alamatku?" tanyaku akhirnya setelah kami terdiam sekitar 2 menit.

"Kenapa kau menghilang?"

Oh, sial. Dia tak menjawab pertanyaanku. Memang tidak penting sih. Bisa saja dari data diri pembelian tiket konser. Oh, thats make sense. 

"Aku tidak menghilang. Buktinya kau bersamaku di sini," jawabku.

"Kalau kau tidak menonton konser BTS, aku tidak akan tahu kau dimana."

Benar dugaanku. Am i teasing him? Pandangannya sangat mengintimidasi seperti ketika kami berada di ruang ganti tadi pagi. 

"Apa maumu? Kau pergi, dan kau muncul kembali. Kau sedang mempermainkanku atau bagaimana?"

Bagaimana dia bisa menganggapku seperti itu sementara aku sendiri tidak tahu bagaimana mengatasi perasaanku sendiri. 

"Aku hanya menonton konsermu dan ingin melihatmu langsung. Apa aku salah Taehyung?"

"Salah. Seharusnya kau menemuiku langsung. Kau tahu bagaimana cara menghubungiku," kata Taehyung tidak terima alasanku.

"Aku tidak mungkin melakukan itu. Aku yang meninggalkanmu. Aku tidak pantas kembali lagi. Lagipula aku tidak tahu apa yang sudah terjadi dengan hidupmu 2 tahun ini setelah berpisah denganku. Aku tidak ingin mengganggu hidupmu lagi."

"Jadi, apa aku mengganggu hidupmu, Yoona?"

"Tidak."

Aku bahkan kaget dengan jawabanku. Taehyung mengernyitkan alisnya, heran.

"Lalu, kau ingin aku bagaimana? Jangan membuatku bingung!" 

Aku tersentak karena Tae mengeluarkan nada tinggi dengan mata yang berapi-api. Dia benar-benar marah.

"Aku tak tahu kau harus bagaimana. Aku sendiri tak tahu harus bagaimana? Aku hanya sangat ingin bertemu denganmu, tapi aku takut. Takut kalau aku melukaimu lagi," jelasku bersamaan dengan tetesan air mata yang menderas.

Tae tidak merespon sepatah kata pun. Bibirnya mengatup, matanya tetap berapi-api namun kini air matanya sudah berada di pelupuk matanya. Tae menahan tangis, untuk aku? Sedetik kemudian kakinya melangkah lalu memelukku dengan erat. Tangisku pecah dalam dekapannya. 

Sangat memalukan. Kini aku menangis seperti anak balita yang minta permen, sangat kencang. Beruntunglah aku mampu menyewa apartemen yang luas dan kedap suara. Tae memelukku sangat erat, tangannya membelai rambutku. Dadanya naik turun dengan degupan yang cukup kencang. Dia juga menangis. 

"Kau tahu, aku sangat merindukanmu. Aku sangat menantikan hari ini, ketika aku ke Sydney dan akan mencarimu. Aku tidak bisa datang padamu segera, maafkan aku."

Tangisku semakin menjadi mendengar penjelasannya.

"Hidupku rasanya seperti tercekik ketika kau pergi, tapi aku tak bisa berbuat apapun," tambah Taehyung membuatku semakin bersalah. 

Aku mencengkramkan tanganku ke coatnya, mengencangkan pelukan kami sambil terus sesenggukan. Taehyung lalu memindahkan tangannya ke kedua pipiku, membuat wajah kami berhadapan sempurna. Mungkin wajahku sudah sangat memalukan sekarang. Make up berantakan karena tangisanku yang tidak terkontrol. Tapi Taehyung justru tersenyum. Dia melakukan apa yang diperbuat tadi pagi, tapi kali ini ciumannya lebih lembut. Aku menyambutnya, aku sangat merindukannya seperti ini. 

Ketika aku sudah mengikuti ritme bibirnya, Taehyung memindahkan tangannya ke punggungku. Kami sempat tersenyum di antara ciuman kami. Seolah benar-benar menunggu hari ini. Taehyung membimbing kakiku untuk berpijak di kakinya. Kami berciuman lagi, namun kakinya berjalan beriringan dengan kakiku yang sudah berada di atasnya. Taehyung menjatuhkan dirinya di sofa terdekat, membuatku kini berada di atas pahanya tanpa melepas ciumannya. Persetan dengan rokku yang mungkin sudah naik ke pangkal paha. Taehyung justru mengeratkan pinggangku untuk mendekat ke perutnya. 

"Aku merindukan pelukanmu, merindukan bibirmu, merindukan semuanya. Kurasa aku benar-benar menggilaimu," ucap Taehyung dengan wajah frustasi. Aku tahu, aku pun merasa sangat gila sekarang. Tanganku mulai menyesat di balik rambutnya yang sudah berubah warnanya menjadi coklat. Ciuman Taehyung semakin memanas, aku sudah tidak merasakan dingin sama sekali. Seolah tubuhnya adalah heater yang aku butuhkan. Yang dilakukan berikutnya adalah menyentuh punggungku dengan gelisah. Dua telapak tangannya seolah mampu menyentuh seluruh punggungku dalam satu waktu. Tangannya yang terlalu besar atau punggungku yang terlalu kecil, aku tak tahu. Yang jelas aku merasa hangat dengan sentuhannya.

Aku menggigit kecil bibirnya ketika kaget karena tangannya tiba-tiba masuk ke dalam blouseku, menyentuh kulitku langsung. Rasanya aku ingin memakan bibirnya, tapi nyatanya permainannya lebih dominan dibanding gerakan bibirku. Tangannya mencari pengait braku, dan melepaskannya. 

"Taehyung....," aku menyebut namanya dalam ciuman kami.

"Boleh kan?" Taehyung sudah menatapku lapar. Aku tidak perlu menjawab pertanyaannya, nyatanya dia langsung menyerangku kembali. Tangannya sudah menyentuh seluruh kulitku yang tertutup blouse kerja, membuatku ikut frustasi. Aku bergegas membuka coat tebalnya, lalu membuka satu persatu kancing kemeja oversizenya. Taehyung melihatku pasrah, nafasnya telah naik turun tidak karuan. Tangannya masih menyentuh dadaku dari balik blouse. Tapi tak lama kemudian dia membuatku topless juga. Tubuh kami saling menyentuh. 

Aku merasakan sensasi luar biasa ketika bibirnya mengecup lembut leherku, menuju ke colarbone, memberikan hickey-hickey kecil di sana. Kepalanya bersandar di dadaku, membuatku merasa sedang tersetrum listrik maha dahsyat. 

"Dimana kamarmu?" tanyanya. Aku menunjukkan sebuah pintu yang masih tertutup di sebelah kanan Taehyung. Dia kemudian menggendongku dengan kakiku yang melingkari tubuhnya.

Taehyung lalu melemparkan tubuh kami berdua di tempat tidur. Kini dia di atasku. Tapi aku segera mendudukkan tubuhku, membuat dia berlutut di depanku. Tatapannya bingung. Namun dia segera mengerti ketika aku membuka ikat pinggangnya. Taehyung membantu melepaskan celananya untukku. Aku menyentuhnya, bagian paling sensitif tubuhnya. 

"Ssssshhhhh," kulihat Taehyung mendesah sambil menggigit bibir bawahnya karena aku. Sambil menyentuh perutnya yang ramping, Aku menikmati tubuhnya yang paling sensitif dengan bibirku. 

"Yoona-yaaaah," aku semakin liar ketika dia menyebut namaku. Gerakanku semakin tidak terkontrol hingga akhirnya Taehyung membuatku berbalik posisi. Dia kembali membaringkan tubuhku di bawahnya. Melepas paksa sisa pakaianku. 

"Aahhhhh," mungkin ini desahanku terkeras karena tiba-tiba Taehyung melesatkan wajahnya di antara dua pahaku. Memaksaku merasakan sentuhan dahsyat dengan permainan bibir dan lidahnya di pusat tubuhku. Rasanya aku melayang, dan tak ingin kembali. Kakiku menendang udara tanpa arti, membuatnya mencengkram dengan kedua tangannya, menekuk kakiku agar dia lebih leluasa. Aku sudah tidak tahan lagi, lalu menjambak rambutnya begitu saja hingga dia mengaduh. Tapi aku berhasil membuat wajahnya pergi dari antara kedua pahaku. Bibirnya kembali meraih bibirku.

"Aku akan melakukannya sekarang," kata Taehyung menyiapkan tubuhnya untuk menyerangku. Aku menahan nafas ketika Taehyung memasukiku. Rasanya hancur dan nikmat di saat yang bersamaan. Gerakan Taehyung membuatku melupakan rasa perih di bawah sana. Kini aku mengais udara seolah akan segera habis. Tak bisa di deskripsikan lagi betapa seksi seorang Kim Taehyung ketika menguasai tubuhku seperti ini. Peluh yang berbulir memenuhi keningnya, serta nafasnya yang terengah karena sedang menghujamku dengan tubuhnya. Mungkin dia tidak memiliki abs seperti Jungkook atau Jimin. Tapi percayalah, bukan itu yang kita butuhkan dalam suatu hubungan. 

Taehyung ambruk di atasku ketika dia telah mencapai puncaknya. Kedua tangannya menumpu di samping wajahku hingga kami bertatapan kembali. Ada senyum kelegaan yang terpancar di wajahnya. Sedetik kemudian Taehyung mengecup lembut bibirku dan membiarkanku meringkuk dalam pelukannya. 

***

Lost in Your Love (BTS Oneshots) [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang