Jungkook masih menatapku dan kami masih sama-sama terdiam. Rambut fluffynya hari ini, kaos hitam oversizenya, dan celana beraksen sobek itu... Semuanya mengingatkanku pada hari pertama roadtrip kami. Jika hatiku ini terbuat dari kaca, mungkin sekarang sudah pecah dan beruntuhan di lantai, ambyar. Jungkook itu laki-laki seribu ekspresi. Aku bisa melihatnya sangat cute ketika dia tersenyum lebar dan menampakkan gigi kelincinya. Tapi tiba-tiba dia bisa berubah menjadi sangat mature hanya dengan menghilangkan senyumnya, dan menatapku tajam seperti ini.
Tiba-tiba Jungkook mengambil card key yang ada di tanganku lalu membuka pintu kamarku yang tepat berada di belakang punggungku. Membuat tubuhnya seolah memelukku. Setelah pintu kamar berhasil dibuka, Jungkook mendorong pelan tubuhku untuk masuk ke dalam, bersamanya. Aku terpaksa mengikuti gerakannya, walau masih banyak tanda tanya di otakku.
"Jisoo noona, aku merindukanmu," ucap Jungkook lalu memelukku sangat erat. Aku bisa merasakan debaran dadanya bergemuruh, sama sepertiku. Otakku penuh dengan semua pertanyaan, tapi mulutku bungkam untuk mengungkapkan satu kalimatpun. Yang bisa kulakukan hanya membalas pelukannya, menggenggam kencang kaos hitam oversizenya.
"Noona, katakan sesuatu....."
"Terlalu banyak yang ingin aku katakan, sampai aku tidak tahu harus mulai darimana."
"Katakanlah, noona. Tanyai aku sebanyak mungkin," katanya sambil memegang pundakku, menatapku penuh harap.
"Aku kira kau melupakanku," kataku sambil tersenyum, sinis.
Jungkook menggeleng, "Tidak mungkin," ucapnya.
Bukan lagi pelukan yang aku rasakan dari Jungkook, tapi kini sebuah kecupan hangat di bibirku. Bibir yang sudah dua minggu itu hanya mengucapkan perintah padaku sekarang menciumku. Aku masih mengingatnya dengan jelas, bagaimana lihainya bibir Jungkook saat berciuman. Dan dia melakukannya lagi sekarang. Menyesap bibirku atas dan bawah bergantian, seolah tidak membiarkanku bernafas dengan baik. Tubuhku telah terkurung sempurna diantara dinding dan Jungkook. Tangannya yang tadi menahan di dinding, kini meraih bagian samping wajahku untuk memperdalam ciuman kami.
Bibir Jungkook perlahan bergerak menuju bagian samping wajahku, nafasnya menyapu hangat telingaku, membuatku bergidik.
"Sssssshhhh," desahku ketika Jungkook mengusak leherku dengan bibirnya yang lembab, memberikan sensasi yang cukup mengganggu kinerja otakku. Aku menjambak rambutnya perlahan, lalu bibirnya kembali naik ke telingaku, menggigitnya pelan. Oh, gosh..... Jungkook selalu tahu, dia selalu hebat dalam hal ini.
"Noona, can I do this?" sebuah pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban. Aku yakin Jungkook sekarang telah melihat mataku sudah penuh dengan nafsu, seperti matanya yang kini menatapku.
"Do me," kataku mengizinkannya. Sebuah senyum miring mengembang di bibirnya. Tangan kekarnya mengangkat tubuhku, membuat kakiku melingkari pinggangnya dan tanganku melingkari lehernya untuk menopang tubuhku agar tidak terjatuh. Tapi ternyata Jungkook menekan tubuhku pada dinding kamar untuk mendukung posisi kami. Jungkook kembali mencium bibirku, membuat dua benda itu berpagutan hingga kepala kami saling bergerak berlawanan. Tidak terhitung berapa banyak saliva tertukar dalam tubuh kami. Hanya decak-decak bibir kami yang memenuhi sebuah kamar hotel ini.
Aku tidak tahu berapa lama kami berciuman dengan posisi ini, yang jelas sekarang seharusnya Jungkook cukup lelah menopang tubuhku yang tidak ringan.
"Noona, aku menyukai posisi ini. Tapi aku tidak bisa menyentuhmu karena tanganku harus menopangmu," kata Jungkook. Iya, Jungkook adalah pria seterbuka itu saat kami menghabiskan waktu bersama.
Aku menolehkan wajahku pada sebuah tempat tidur yang berjarak beberapa meter dari kami, mengkode untuk berpindah. Jungkook menggendongku ke sana, lalu membaringkan tubuhku. Daripada melucuti pakaianku, Jungkook memilih segera melepaskan kaos oversizenya, membuatku bisa menatap puas absnya yang masih utuh seperti tahun lalu. Kemudian dia melepas pengait dan resleting celana jeans ketatnya, menampakkan bulge yang melihatnya saja sudah ingin segera memasukkannya dalam tubuhku. Aku menelan ludahku sendiri membayangkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost in Your Love (BTS Oneshots) [M]
Fiksi PenggemarMenceritakan kisah pendek (oneshoot) bangtan. Bagaimana jika mereka menjadi pria dengan karakter tertentu? Warning, karena ini No Child !!!! #18 btssuga out of 514 stories #26 btsjimin out of 669 stories #13 btsjhope out of 266 stories #1 btsjin ou...