Alarm handphone sudah menyambut pagiku. Damn, hari ini Selasa dan aku harus bekerja. Waktu sudah menunjukkan pukul 6, masih ada dua jam lagi sebelum aku berangkat kerja. Kurasakan tubuhku menopang sesuatu yang cukup berat. Tangan dan kaki Taehyung masih mengurungku dari balik selimut. Nafasnya berhembus di antara pundak dan leherku. Punggungku bersentuhan dengan dadanya. Rasanya masih tidak percaya bahwa aku menghabiskan malam kembali dengan Taehyung. Aku membalikkan tubuhku tanpa melepaskannya dari kurungan Taehyung. Dia memang tidak bisa tidur tanpa memeluk sesuatu. Dan semalam aku yang menjadi objeknya.
"Kenapa kau bangun pagi sekali?" ucap Taehyung merasakan pergerakanku, tapi matanya masih terpejam.
"Aku harus bekerja," jawabku sambil membelai rambut coklatnya.
"Hhhmmmm, aku ingin bersamamu hari ini," Taehyung mengeratkan kungkungannya padaku.
"Setelah ini, apa yang akan terjadi pada kita?" pertanyaanku akan merusak suasana. Tapi aku butuh kejelasan.
"Bukankah sudah jelas kita kembali bersama?" kata Taehyung langsung membuka matanya atas pertanyaanku.
"Bisakah? Kau di Korea, aku di Australia."
"Kau harus ke Korea."
"Harus?"
"Iya., harus."
"Berikan alasan kenapa aku harus ke sana."
"Aku."
"Tidak cukup, Taehyung. Kau akan meninggalkanku karena jadwal sibukmu."
"Kau bisa bekerja di BigHit, kami juga memiliki produk, seperti pekerjaanmu di sini."
"Bisakah semudah itu?"
"Kenapa tidak?"
Aku terdiam dan ragu. Taehyung mengernyitkan alisnya lagi, bibirnya mulai mempout, dia kesal.
"Kau harus ke Korea. Aku akan membantumu masuk ke BigHit."
"Taehyung, kau yakin? Bagaimana kalau kita sedang bertengkar, bisa-bisa semua orang tahu dan aku tidak akan tenang bekerja."
Taehyung menatapku tak terima.
"Lebih baik aku mencari pekerjaan di tempat lain selain di Bighit, Tae..."
"Apa kau berencana meninggalkanku lagi?"
"Bukan begitu..."
"Lalu kenapa tak mau bersamaku di BigHit."
"Aku hanya ingin bekerja dengan profesional, Tae. Tidak karena koneksi kekasih atau sejenisnya. Berikan aku kesempatan berdiri sendiri dengan kemampuanku."
Aku tahu Taehyung masih tidak terima.
"Taehyung, kita harus belajar dari hubungan kita yang lalu. Kita harusnya lebih dewasa."
"Loh, kan kita sudah memulainya semalam. Menjalin hubungan yang lebih dewasa."
"Taehyung!"
Aku benar-benar malu sekali. Tapi emosi kami melumer juga karena kata-katanya.
"Iya, aku tahu maksudmu, Yoona. Tapi aku tidak bisa menunggu lama agar kau pindah ke Korea."
"Beri aku waktu."
"Seminggu."
"Kau gila."
"Memang. Kau kan yang membuatku gila."
Rasanya aku ingin membungkam mulut Taehyung sekarang. Tapi tidak pernah bisa. Dia terlalu tampan. Apalagi ketika dia tersenyum miring sambil menaikkan alisnya seperti ini. Dan yang kulakukan saat ini mencubit pipinya keras-keras.
"Aaaauch," teriak Taehyung lalu mengusap pipinya karena cubitanku.
"Kapan tourmu selesai?"
"Tidak akan selesai."
"Hah??? Lalu kau akan membuatku kesepian di Korea!"
Kini ganti aku yang sedikit kesal.
"Yoona, jika tour ini selesai, kami akan memulai tour yang lain. Begitu, tidak akan selesai. Karena itu aku mau kau di Korea. Aku bisa mengunjungimu setiap saat. Bekerjalah di BigHit. Aku tidak akan mengekangmu seperti dulu."
Jadi selama ini dia merasa kalau terlalu mengekang dengan menjadi pria posesif?
"Kau bisa bekerja di BigHit dengan leluasa. Aku tidak akan mengajakmu berkencan di kantor."
"Kau yakin?"
Taehyung mengangguk mantap. Aku masih ragu.
"Oke, pertama, biarkan aku mencoba mencari pekerjaan dulu. Jika dalam waktu sebulan aku belum mendapatkannya, kau bisa mempekerjakan aku di kantormu. Lagipula pindah negara itu bukan hal yang sepele, Tae."
Taehyung sudah menopang kepala dengan tangan kirinya, tubuhnya miring ke arahku. Bibirnya tersenyum kotak penuh kepuasan atas kesimpulanku.
"Baiklah, satu bulan ya," kata Taehyung memperjelas ucapanku. Detik berikutnya dia mendaratkan kembali bibirnya pada bibirku. Jangan lupakan bahwa kami masih belum berpakaian apapun di bawah selimut. Aku bisa merasakan bagaimana tubuhnya menginginkan tubuhku kembali.
"Tae, ah... kau... aku harus bekerja," protesku di antara ciuman kami.
"Terlambat. Kau membuatku begini," ucap Taehyung lalu menindih tubuhku kembali.
"Bukankah kau berangkat ke Melbourne hari ini?" kataku masih mengalihkan kegiatannya.
"Jam 10. Masih cukup untuk ini," ucap Taehyung lalu membungkam bibirku dengan bibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost in Your Love (BTS Oneshots) [M]
ФанфикMenceritakan kisah pendek (oneshoot) bangtan. Bagaimana jika mereka menjadi pria dengan karakter tertentu? Warning, karena ini No Child !!!! #18 btssuga out of 514 stories #26 btsjimin out of 669 stories #13 btsjhope out of 266 stories #1 btsjin ou...