Mengobrol dengan Namjoon memang sangat menyenangkan. Untung saja ada dia sekarang, sehingga aku tidak rewel mencari Taehyung karena dia pasti sedang bersama Yoona. Aku seperti menemukan teman sefrekuensi lagi saat ini. Namjoon itu pintar, dan menghargai tentunya. Tidak seperti Seokjin. Ah sial, saat menyenangkan bersama Namjoon pun, aku masih mengingat Seokjin. Dan ketika aku mengingat namanya, aku juga mengingat kembali kejadian sore tadi.
Namjoon tiba-tiba memegang tanganku ketika aku berdiri dari kursi.
"Mau kemana?" tanyanya.
"Ah, aku mau masuk dulu. Mencari sesuatu yang bisa dimakan," jelasku. Namjoon mengangguk dan melepaskan tangannya dariku. Makan sehari sekali dan hanya makan daging saja belum membuat perutku kenyang. Setelah kekenyangan 2 jam yang lalu, kini perutku meronta lagi minta diisi. Aku berniat mencari sesuatu yang bisa kumakan di dapur. Mungkin ramen atau roti.
Langkahku terhenti sejenak ketika melihat Seokjin juga berada di dapur sedang mencuci piring. Wah, memang tipikal pria sempurna. Sudah tampan, baik, kayak, pintar, rajin pula. Sayangnya dia sangat menyebalkan padaku. Kalau tidak, mungkin aku sudah menyukainya. Ah, bicara apa aku ini?
Dan lagi-lagi mata kami bertemu, awkward. Aku bisa melihatnya mengalihkan pandangannya dariku sambil tersenyum seperti sebelumnya. Sebenarnya apa sih maksudnya? Aku berusaha tidak mempedulikannya, lalu menuju kulkas besar yang tepat berada di samping Seokjin.
"Kau tidak ikut berkumpul di luar, oppa?" tanyaku basa-basi, membunuh awkward yang entah kenapa tiba-tiba bisa muncul di antara kami. Biasanya dia akan menggodaku duluan begitu melihat sosokku di sekitarnya. Tapi dia sekarang hanya diam sambil terus mencuci piring.
"Kenapa, did you miss me already?" rasanya aku menyesal berbasa-basi dengannya. Harusnya aku ingat tipe-tipe kalimat seperti apa yang akan dikeluarkan Seokjin. Aku mencibir dan Seokjin tertawa puas.
Tepat ketika aku akan berpindah tempat ke kompor untuk memasak ramen, Seokjin sedang berada di belakangku untuk meletakkan beberapa peralatan dapur pada drawer di atasku. Otomatis kini aku terkurung di antara kulkas dan Seokjin. Aroma parfumnya menyeruak masuk menganggu indra penciumanku karena kami terlalu dekat dan berhadapan. Aku memejamkan mata otomatis ketika dadanya sedikit menempel di wajahku karena tangannya masih berusaha memasukkan peralatan pada drawer di atasku.
"Kenapa memejamkan mata? Mengingat ciumanku sore tadi?" godanya setelah berhasil memasukkan alat dapur, tapi tubuhnya tidak berpindah dari hadapanku.
"Hiiissshh, masih saja membahas kejadian itu. Apa sangat membekas, kau tidak bisa melupakannya, oppa? Apa begitu istimewa bisa menciumku?"
Mata Seokjin melotot mendengar jawabanku. Lalu dia tersenyum miring, seolah tidak kaget dengan kata-kataku yang selalu melunjak. Ya memang harus begitu, aku tidak mau Seokjin selalu merasa menang. Kini aku yang tersenyum smirk ketika wajahnya sedikit menjauh dariku.
Tiba-tiba Seokjin memindahkan kedua tangannya ke kulkas yang berada di belakangku, tepat di dekat kedua sisi wajahku. Sehingga tubuhku sukses terjebak di antara kulkas besar dan tubuhnya yang tinggi. Matanya menatapku tajam, seperti tidak terima. Aku benar-benar terganggu dengan pemandangan wajahnya yang kini berada tepat di depan wajahku karena dengan posisi seperti ini aku kembali mengingat ciuman panasnya sore tadi.
"Apa perlu kita buktikan, bibir siapa yang istimewa? Punyamu atau punyaku?" tanya Seokjin lirih, setengah berbisik, sambil menyentuh bibirku dengan jempolnya. Oh shit, saat ini juga aku sedang memandangi bibir merah dan tebal miliknya yang tepat berada di depan mataku. Aku menelan ludah, sepertinya aku salah mengeluarkan kalimatku yang tadi. Pria ini justru merasa tertantang dan aku bisa-bisa.....
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost in Your Love (BTS Oneshots) [M]
FanficMenceritakan kisah pendek (oneshoot) bangtan. Bagaimana jika mereka menjadi pria dengan karakter tertentu? Warning, karena ini No Child !!!! #18 btssuga out of 514 stories #26 btsjimin out of 669 stories #13 btsjhope out of 266 stories #1 btsjin ou...