19. Perempuan Kian Dinistakan, Saatnya Mahasiswa Mengambil Peran

24 4 0
                                    

Bismillah. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Semoga bermanfaat. Vote, comment, dan share. Semoga menjadi amal jariyah kita semua. Aamiin Ya Allah.

~Perempuan Kian dinistakan, saatnya mahasiswa mengambil Peran~

P

erempuan adalah makhluk yang sangat dimuliakan oleh islam.  Dirahimnya lahir anak-anak shaleh dan shalehah.  Pendidik utama generasi. Jika ibunya baik, niscaya anak akan tumbuh besar sebagai orang baik pula. 

Islam mengangkat harkat dan martabat perempuan. Ia harus disayangi, kasihi, lindungi dan dijaga dari segala hal yang dapat mencederainya.

Namun, ditengah-tengah kita sekarang  tidak ada lagi islam sebagai pelindung perempuan. Para muslimah di perlakukan  tidak adil oleh sistem yang mencampakkan agama sebagai pengaturan hidup. 

Kekerasan, penistaan, pemerkosaan,  dan pelecehan kerap terjadi menghampiri  perempuan kita hari ini.

Dinegeri kita saja, Data Komnas Perempuan menyebut jumlah kekerasan seksual terhadap perempuan yang dilaporkan dan ditangani selama tahun 2017 berjumlah 335.062 kasus. Jumlah kekerasan naik drastis dari tahun sebelumnya yang berjumlah 259.150 kasus.

Belum lagi kita menengok saudara seaqidah dibelahan bumi lainnya. 

Saya kutip dari hidayatullah.com, kesaksian seorang tahanan di Uygur, seorang warga negara Kazakhstan berusia 54 tahun yang dibebaskan September dari sebuah kamp di Urumqi setelah ditahan selama 15 bulan — mengatakan kepada The Epoch Times bahwa para wanita muda Uighur diperkosa setiap hari oleh para pejabat PKC di kamp-kamp dan dapat dibunuh jika mereka menolak. Pria berusia 54 tahun itu berbicara dengan syarat disembunyikan identitasnya dari Istanbul karena khawatir akan keselamatannya.

“Gadis-gadis muda dibawa keluar dan diperkosa sepanjang malam. Jika Anda terus melawan, mereka akan menyuntik Anda dengan sesuatu dan membunuh Anda, ”katanya.

Dia secara pribadi menyaksikan dua perempuan Uighur dibunuh dengan sebuah suntikan, katanya kepada The Epoch Times.

“Biasanya ada 40 hingga 50 orang di satu ruangan kecil, tetapi lima sampai 10 secara teratur dikeluarkan dan mereka menghilang begitu saja – mereka tidak pernah kembali. Puluhan orang terbunuh sepanjang waktu.”

Dia menambahkan bahwa perempuan juga diberikan pil anti hamil.

Ini masih 1 fakta di Uygur. Bagaimana dengan Rohingya? Suriah? Palestina? Dan negara-negara muslim lainnya?

😢😢😢

Sungguh ini butuh penyelesaian. Penyelesaian yg fundamental, yang kaaffah. Kita tidak ingin saudara-saudari kita terus ditindas.

Peran Mahasiswa

Sebagai seorang pemuda, pemegang estafet kebangkitan, pengontrol kebijakan, dan agen perubahan,  tentunya mahasiswa harus melek dan menunjukan kontribusinya. 

﴿وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ﴾

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali Imran : 104).

Ternyata dalam banyak hadist disampaikan bahwah tak cukup hanya amar makruf, tapi nahi mungkar,  mencegah kemungkaran juga merupakan kewajiban.

Ketertindasan perempuan dikarenakan pandangan hina oleh barat tentang perempuan. Bercokolnya pemikiran memisahkan agama dari kehidupan menjadi pemicu utama.

Sehingga, para lelaki seenaknya melecehkan kehormatan perempuan. Para tentara israel senafsuhnya memperkosa perempuan, membantai. Karena memang mereka tidak ingin islam berjaya.

Maka ketika kita tau bahwa akar masalah adalah diterapkannya sistem kufur, sudah selayaknya kita berjuang bersama untuk mengakhiri penderitaan perempuan dengan menegakkan khilafah.

Imam Bukhari dan Muslim telah meriwayatkan hadits dari jalur Abu Hurairah radhiya-Llahu ‘anhu, bahwa Nabi shalla-Llahu ‘alaihi wa Sallama, bersabda:

إِنَّمَا الإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ فَإِنْ أَمَرَ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ وَعَدْلٌ كَانَ لَهُ بِذَلِكَ أَجْرٌ ، وَإِنْ يَأْمُرُ بِغَيْرِهِ كَانَ عَلَيْهِ مِنْهُ [رواه البخاري ومسلم]

“Sesungguhnya seorang imam itu [laksana] perisai. Dia akan dijadikan perisai, dimana orang akan berperang di belakangnya, dan digunakan sebagai tameng. Jika dia memerintahkan takwa kepada Allah ‘Azza wa Jalla, dan adil, maka dengannya, dia akan mendapatkan pahala. Tetapi, jika dia memerintahkan yang lain, maka dia juga akan mendapatkan dosa/adzab karenanya.” [Hr. Bukhari dan Muslim].

Ketika ada wanita Muslimah yang dinodai kehormatannya oleh orang Yahudi Bani Qainuqa’ di Madinah, Nabi shalla-Llahu ‘alaihi wa Sallama melindunginya, menyatakan perang kepada mereka, dan mereka pun diusir dari Madinah. Selama 10 tahun, tak kurang 79 kali peperangan dilakukan, demi menjadi junnah [perisai] bagi Islam dan kaum Muslim. Ini tidak hanya dilakukan oleh Nabi, tetapi juga para Khalifah setelahnya.

Harun ar-Rasyid, di era Khilafah ‘Abbasiyyah, telah menyumbat mulut jalang Nakfur, Raja Romawi, dan memaksanya berlutut kepada Khilafah. Al-Mu’tashim di era Khilafah ‘Abbasiyyah, memenuhi jeritan wanita Muslimah yang kehormatannya dinodai oleh tentara Romawi, melumat Amuriah, yang mengakibatkan 9000 tentara Romawi terbunuh, dan 9000 lainnya menjadi tawanan.

Pun demikian dengan Sultan ‘Abdul Hamid di era Khilafah ‘Utsmaniyyah, semuanya melakukan hal yang sama. Karena mereka adalah junnah [perisai].

Jadi, arah perjuangan mahasiswa hari ini adalah mengembalikan perisai perempuan, perisai umat, yaitu khilafah islamiyah.

Wallahu a'lam bish-shawab.
Sumber : Group WA BMI Palu


SEMOGA BERMANFAAT. JANGAN LUPA TINGGALKAN DUKUNGAN. VOTE, COMMENT, AND SHARE. SEMOGA MENJADI AMAL JARIYAH KITA SEMUA. AAMIIN YA ALLAH.


FOLLOW ME TOO.

TERIMA KASIH SEMUA.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

DREAM HIGH (UPDATE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang