Reuni 212 : Momentum Mengembalikan Kehidupan Islam

8 0 0
                                    

"Reuni 212 : Momentum Mengembalikan Kehidupan Islam"

Monas kembali dibanjiri manusia. Seperti dua tahun kemarin, Desember adalah momentum umat Islam berkumpul, tepatnya pada tanggal 2 Desember (212). Sebanyak 7 juta manusia hadir dalam aksi reuni 212 kali ini. Jutaan manusia yang hadir sebagai peserta 212 ini bergerak bukan karena adanya imbalan yang mereka dapat apabila mereka hadir. Bukan pula karena kepentingan politik dan golongan. Akan tetapi ghirah (semangat) keislaman, keimanan, dan ketaqwaan-lah yang menggerakkan mereka dan membawa mereka untuk datang dalam aksi 212.

Dari jutaan orang yang hadir ada banyak kisah perjuangan dari berbagai penjuru nusantara dari tiap-tiap peserta yang hadir dalam aksi ini. Misalnya Pria asal Balikpapan, Kalimantan Timur, Mohammad Fuad (52 tahun) mengayuh sepeda dari rumahnya untuk menghadiri acara Reuni Akbar 212. Tampak pula peserta aksi yang menunggangi kuda untuk menuju kawasan Monas. Ada sekitar sembilan orang yang ikut dalam barisan berkuda tersebut. Mereka terpantau melewati Jalan Kebon Sirih menuju arah Tugu Tani. Aksi 212 tidak hanya menumbuhkan ghiroh umat islam di Indonesia melainkan ghiroh umat islam di luar Indonesia-pun ikut brkobar. Seperti halnya pria yang aksinya sempat viral ditwitter karena keinginannya hadir dalam aksi 212 dia adalah seorang mantan gengster dari kanada yang bernama Ishaq Mustaqim (41 tahun).

Secara teratur para peserta dari berbagai kalangan dan daerah datang dengan berbagai macam transportasi ini memasuki kawasan Monas. Aksi ini menajadi aksi yang sangat luar biasa membludaknya umat muslim karena umat muslim sudah merasa gerah dengan merajalelanya ketidak adilan, berubahnya maksiat menjadi hal yang biasa-biasa saja, penistaan agama, dan yang paling membuat umat islam marah adalah kasus penghinaan alRasulullah saw yang dialakukan oleh ibu Sukmawati yang menganggap nabi tidak ada peran dalam kemerdekaan 1945 sialam.

Kesadaran ini tak terlepas juga dari fenomena hijrah yang terjadi. Mulai dari kalangan remaja dan pemuda  hingga para artis yang hijrah. Menjamurnya komunitas hijrah juga menjadi tolak ukur dari meningkatnya ghirah umat saat ini. Kalangan para artis yang mulai sadar akan pentingnya Islam dalam kehidupan mereka membentuk komunitas ini untuk merangkul sesama artis muslim.

Berbagai konten Islami bertema remaja juga mulai banyak bermunculan di media sosial. Fenomena hijrah dari pakaian tren masa kini hingga fenomena pacaran diulas oleh sekian banyak akun sekreatif mungkin. Sehingga Reuni 212 adalah momentum yang sangat dinantikan oleh seluruh umat islam, karena mereka merasa dalam aksi ini seluruh umat islam diindonesia bahkan diluar indonesia akan bersatu, bersilahturahmi antar sesama muslim dan disinilah momentum yang akan menguatkankan umat untuk bangkit dengan islam, serta kegiatan ini juga menjadi bukti yang sangat kuat bahwa umat islam bukanlah radikalis yang seperti mereka pikirkan, bahwa islam bukanlah agama yang ekstreme, serta islam bukanlah agama teroris.

Melainkan islan adalah agama yang damai, islam adalah agama yang bersih, islam adalah agama yang lembut, islam mampu mengatur seluruhnya, sekyryh umat dan menghabisi ketidak adilan yang nerajalela dinegeri Indonesia. Islam adalah satu-satunya agama sebagai ideologi karena islam adalah Rahmatàn Lìl Alamin yang mengatur bukan hanya sekedar peroalan ibadah saja tetapi islam mengatur dari persoalan kehidupan juga.

Hal yang juga menjadi penggerak para peserta aksi ini adalah bendera tauhid yakni al-liwa’ dan ar-rayah. Berkibarnya jutaan bendera tauhid serta bendera tauhid raksasa tak pernah ketinggalan dibentangkan. Ini menjadi bukti bahwa telah ramai umat yang sadar bahwa bendera tauhid bukanlah bendera satu ormas tertentu melainkan bendera umat muslim, bendera Rasulullah saw. Hal ini juga membuktikan bahwa umat semakin cerdas dalam menyikapi berita tentang bendera tauhid ini. “Panjinya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berwarna hitam, dan benderanya (Liwa) berwarna putih, tertulis di dalamnya: “Laa Ilaaha Illallaah Muhammad Rasulullah." (HR. Ath-Thabrani)

Sekali lagi, berkumpulnya umat Islam dalam aksi Reuni 212 ini menjadi bukti bahwa ghirah Islam itu masih ada dan hidup dalam tiap hati individunya. Berkibarnya bendera dan panji Rasulullah saw adalah saksi bahwa Islam akan kembali hidup dan tegak di muka bumi ini.

Tegaknya islam adalah janji Allah saw serta kabar gembira yang telah Nabi saw sampaikan umat islam bahwa akan tegak khilafah kedua dimuka bumi ini yaitu sistem kehidupan islam ala minhaji Nubuwah. Oleh karena itu, aksi 212 adalah awal kebangkitan umat maka banhkitkanlah ghiroh islam ditiap tiap jiwa dan kembalilah meneladani Nabi wujudkan kembali karakter para sahabat, tidak perlu takut dicap radikal, relakan diri kita untuk dicap radikal biarkan mereka berkoar tapi kita tetap siqoh dan istiqomah mengemban islam, menyerukan kepada yang ma'ruf mencegah dari yang mungkar serta jadikan islam sebgai jalan poros kehidupan kita, Allah memerintahkan kita untuk masuk kepada islam secara kaffah artinya menyiapkan diri kita untuk diatur oleh islam secra keseluruhan terkait persoalan apapun itu.

Mengembalikan peraturan hidup kita diatur oleh Allah swt dengan hukum hukumnya yaitu Alquran dan Assunnah sebagai pengatur kehidupan kita secara menyeluruh.

Wallahu a'lam

Semoga bermanfaat.
Jangan lupa vote, comment, and share. Semoga menjadi amal jariyah kita semua. Aamiin Ya Allah.

DREAM HIGH (UPDATE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang