Sekulerisme menyibukkan HIV AIDS, Islam Membasmi sampai ke Akarnya

19 0 0
                                    

📄 Sekulerisme menyibukkan HIV AIDS, Islam Membasmi sampai ke Akarnya 📄

1 Desember menjadi hari yang sering pelajar bahkan masyarakat kenal dengan hari peringatan aids sedunia banyak yang melaksanakan momentum ini dengan cara turun dijalan bagi bagi bunga melakukan teatrikal sebagai bentuk aksi mereka kepedulian terhadap masalah HIV AIDS yang semakin menggunung kasus penyakit nya. Namun apakah dengan aksi turun kejalan seperti yang dilakukan hari ini  masalah HIV AIDS  terselesaikan? Tentu tidak cukup bukan, bahkan terlebih parahnya ketika peringatan tersebut ketika banyaknya aksi teman teman  menyuarakan anti aids yang baru baru ini dilakukan disekitaran wali kota Palu bahkan orasi mereka menyebut " Salah satu pencegahan AIDS dengan cara menggunakan kondom ketika melakukan seks" tutur kata orasi pada saat aksi 1 desember 2019.  Nyatanya ini bukan solusi bahkan banyak yang menyalahgunakan alat kontrasepsi untuk seks bebas. Naudzubillah...

Dilansir dari liputan6.com Berdasarkan data PBB, minggu (1/12/2019) ada 32 juta orang yang meninggal akibat AIDS sejak 1990, untuk 2018 saja ada 570 ribu hingga 1,1 juta yang meninggal akibat penyakit tersebut sementara, diseluruh dunia ada 37,9 juta orang hidup dengan HIV/AIDS.

Sungguh miris di Negeri  ini justru virus menakutkan menyebar dengan pesatnya. Virus yang menyerang kekebalan tubuh ini resiko fatalnya adalah kematian. Bahkan di era milenials yang bebas saat ini virus HIV banyak terjadi diberbagi kalangan, sehingga lama kelamaan virus ini merupakan jadi penyakit yaitu AIDS (Acquired Imuno Deficiency Syndrome).

Sebab Negeri kita sendiri pun merupakan kawasan darurat HIV AIDS  yang berada dikawasan Asia pasifik, sebab kawasan ini menduduki *peringkat* *ketiga* sebagai wilayah dengan pengidap HIV AIDS terbanyak diseluruh dunia yaitu penderitanya berkisar 5,2 Juta jiwa dan Indonesia sendiri dari data setahun lalu menyumbang angka 620.000 jiwa penderitanya. (detik. com)

Bahkan hingga saat ini untuk penyembuhan total dari AIDS tidak satupun ditemukan kecuali  obat pereda sakitnya yaitu pengobatan antiretroviral (ARV) bahkan dilansir dari detik.com salah satu pengidap AIDS dan pengkonsumsi obat ARV sudah hampir 10 tahun ia menyatakan bahwa pengunaan OBAT ARV hanya sebagai pereda namun yang agak baik namun jenis obat ini setiap 6 bulan sekali efek sampingnya sangat keras. Diperkirakan sampai saat ini lebih dari 48.981 orang pasien pengobatan ARV . Namun menurut catatan koalisi AIDS Indonesia stok ARV Indonesia semakin menipis, hal ini disebabkan lambat ya peingomporan jenis obat ini bahkan sejumlah pengidap AIDS atau ODHA per januari 2020 terputus akan jenis obat ini sebab stok ya sudah mulai habis. Padahal hingga oktober 2019 koalisi aids seindonesia mencatat ada sekitar 640.433 ODHA, dan ODHA yang mengetahui statusnya sebagai ODHA baru berkisar 368.239 dan hanya 124.813 orang yang masi dalam pengobatan.

Dilihat dari latar belakangnya dilansir dari detik.com dua tahun kebelakang ini penderita HIV/AIDS datang dari kalangan ⬇

Pekerja seks komersial (5, 3%), homoseksual (25,8%), Penggunaan narkoba suntik (28,76 %), transgender (24,8%), dan mereka yang ada ditahanan (2,6%).

hingga saat ini bahkan ada beberapa prediksi beberapa ahli bahwa Indonesia telah meninggalkan pertumbuhan linear dari wabah itu dan saat ini sedang dalam fase mewabah yang dicirikan oleh pertumbuhan yang amat cepat dan eksplotif

Wah dari data data tersebut kasus pengidap HIV AIDS semakin menggunung jumlahnya tiap tahun, hal ini dikarenakan tidak lain buah dari sekulerisasi yang diterapkan.

Penyakit-penyakit ini tentu datang tidak begitu saja pasti ada penyebabnya tidak lain buah hasil dari "Prinsip kebebasan yang kebablasan," apa saja itu ialah :
1. "Melalui seks bebas" , kebiasaan ganti ganti pasangan memberi peluang terhadap masuknya virus ini buktinya seks komersial hampir 5,3 % mengalami virus ini. Dan lagi lagi demi materi yang membuahkan penyakit mematikan.

2. "Maraknya homoseksual ataupun LGBT" merupakan peluang lahirnya penyakit ini apalagi disaat ini kelonggaran terhadap perilaku gay, waria dsb mulai diakui masyarakat akibat kebijakan kebijakan pemerintah , bahkan hal ini mengakibatkan rusaknya tataran bermasyarakat dengan adanya hal tersebut.

3. "Maraknya Perdagangan Narkoba" juga saat ini menjadi pemicu lahirnya penyakit ini apalagi melalui suntikan bekas, walaupun hari ini banyak yang sudah diringkus oleh aparat keamanan, faktanya disetiap daerah jual beli narkoba sudah menjadi sumber pendapatan yang besar dibeberapa kalangan pemburu materi.

Nah dari sinilah dapat kita ketahui bahwa prinsip kebebasan yang menjadikan penyakit ini semakin menggunung pertumbuhannnya.

Liberalisme ini memiliki prinsip bebas melakukan apa saja, berlandaskan aturan sesuai kemauan. Pemahaman seperti inilah lahir dari *Pemikiran sekulerisme* yang hanya menjadikan agama sebagai ibadah mahdhah. Masalah solat puasa zakat haji mengiyakan urusan agama, sedangkan urusan diluar ini jangan bawa bawa agama, nah itulah buah hasil pemikiran Sekuler yang saat ini menyentuh umat islam.

Sehingga tolak ukur dalam bertindak sebebas bebasnya mengatur dirinya berdasarkan kemauannya tanpa ada campur tangan agama, tentu berfikir seperti itu adalah suatu cara berpikir yang dangkal.

Padahal Pemerintah pun saat ini banyak mengeluarkan anggaran dan upaya untuk melakukan sosialisasi penyuluhan seminar mengenai pencegahan AIDS tapi kenyataannya tidak sedikitpun menurunkan angka pengidapnya bahkan sebaliknya semakin meningkat jumlah penderitanya.

Sangat berbeda dengan Islam dengan AturanNya yang merupakan jalan dalam berkehidupan  memberi solusi tuntas akan hal ini yaitu l promotif & preventif serta kuratif & Rehabilitatif.

*Promotif dan preventif*, (memelihara kemuliaan dan penjagaan)

Islam mengajarkan kepada manusia untuk  menjaga kehormatannya, sebab dalam surah al isra : 32 yang artinya "dan *janganlah kamu mendekati zina, (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk* .

Maka lantas aturan Allah sangat solutif mendekati zina saja seperti pacaran   itu sj dilarang untuk menjaga kehormatan manusia. Maka solusi islam jika sudah siap maka menikah lah  sebab AturaNya sangat sejalan dengan fitrah manusia.

Islam memiliki aturan terhadap sistem pergaulan antara laki laki dan perempuan sebagai penjagaan untuk manusia terhadap nalurinya. Islam juga memiliki hukum yang memberi efek jera terhadap pelaku zina dengan rajam bagi pelaku zina berkeluarga, dan cambuk bagi yang belum. Sehingga dalam Daulah islam tidak akan ada yang mendekati perbuatan tersebut.

Bahkan Negara tidak membolehkan adanya wadah untuk aktivitas zina seperti diskotik, bar, dan sebagainya.

Sarana-sarana untuk menjerumuskan dalam kemaksiatan dalam Daulah tidak akan diberi izin.

Kuratif dan Rehabilitatif (pengobatan dan perbaikan)

Pengobatan akan jenis penyakit ini tentu jika dibiarkan makin berkembang maka perlu adanya karantina total terhadap penyembuhan nya, bahkan pengobatan nya pun secara gratis tidak seperti saat ini yang dipersulit dan mahal.

Perbaikan pengidap AIDS dilakukan dengan cara tobat secara total kepada Al-khaliq, pendekatan psikologi yang paling ampuh kepada Pencipta, dan menganggap hal ini sebagai ujian maka sakit pun akan menjadi pelebur dosa, Sebab sesungguhnya Allah tidak akan menguji hambanya melebihi kemampuannya.

Maka jalan satu satu dalam memberantas penyakit ini ialah kembali pada ISLAM . Sebab islam adalah solusi terbaik dalam berkehidupan, kenyatanya sampai detik inipun prinsip Sekuler liberal yang diterapkan justru menjadi bumerang kerusakan umat hari ini salah satu kerusakan ditimbulkan ialah berkembang pesatnya pengidap HIV AIDS di Dunia.

Walahuallambissawwab...



Semoga bermanfaat.
Jangan lupa vote, comment, and share. Semoga menjadi amal jariyah kita semua. Aamiin Ya Allah.

DREAM HIGH (UPDATE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang