IDUL FITRI 2019 ADALAH HARI DUKA

19 2 0
                                    

Pasti yang terbesit di pikiran kita saat Hari Raya Idul Fitri adalah hari kemenangan dan hari kebahagian. Apakah kenyataannya seperti itu ? Mari kita simak sedikit penjelasan seputar idul fitri 😀

Idul fitri berasal dari dua kata; id [arab: عيد] dan al-fitri [arab: الفطر]
.
Id secara bahasa berasal dari kata aada – ya’uudu [arab: عاد – يعود], yang artinya kembali. Hari raya disebut ‘id karena hari raya terjadi secara berulang-ulang, dimeriahkan setiap tahun, pada waktu yang sama. Ibnul A’rabi mengatakan,

سمي العِيدُ عيداً لأَنه يعود كل سنة بِفَرَحٍ مُجَدَّد

Hari raya dinamakan id karena berulang setiap tahun dengan kegembiraan yang baru. (Lisan Al-Arab, 3/315).

Pada penghujung Ramadhan, sudah ada hari raya yang menanti. Banyak yang mengaitkan Hari Raya Idul Fitri sebagai hari untuk mudik, melakukan halal bihalal, menghidangkan berbagai macam makanan, memakai pakaian baru, hingga berkumpul bersama keluarga. Persiapan untuk menyambut hari kemenangan pun sudah dilakukan sejak jauh-jauh hari. Bahkan, ada yang membuat daftar pengeluaran belanja untuk hari Raya Idul Fitri. *Tapi, Idul fitri tahun ini terasa berbeda dengan tahun sebelumnya Makna *Raya* yang artinya:  *kesyukuran, kegembiraan, kebahagiaan karena telah melalui bulan-bulan penuh ujian, mengumpulkan segudang pahala dan memetik kemenangan, akan berubah menjadi hari DUKA*

*Harapan kita Idul fitri menjadi tonggak awal pribadi yang lebih bertaqwa, kembali suci sebab seluruh dosa insyaAllah telah di hapuskan oleh Allah SWT selama Ramadhan.*

*Idul Fitri tahun 2019 adalah  Hari DUKA, mari kita melangkah kebelakang. Begitu banyak DUKA yang terjadi diantaranya :*
1. Duka Idul fitri yang terus teringat adalah Kecurangan pemilu yang bersifat terstruktur, sistematis, massif dan brutal tidak mendapat tindakan apapun.*
*Keluarga anggota KPPS tahun ini telah kehilangan anggota keluarga mereka. 600 lebih nyama melayang  tanpa kejelasan. Sampai detik ini kasus kematian ini  tidak terpecahkan, malah  Seorang Dokter yang berniat ikhlas mengusut tuntas masalah ini di tuntut dengan jeratan hukum. Ini jelas, meninggalkan duka yang mendalam bagi keluarga*

2. Idul Fitri tahun ini adalah hari duka. Duka sebab orang yang menuntut keadilan dalam aksi 22 Mei di depan Gedung Bawaslu berjuang menuntut proses hukum atas kecurangan pemilu 2019 justru mendapat peluru tajam. Mereka di Tembaki laksana musuh di medan perang. Mereka terluka dan tewas, tanpa ada pihak yang bertanggung jawab.*

3. Idul Fitri tahun ini adalah hari duka. Karena orang orang yang kritis, para Ulama, Ustadz bahkan artis-artis yang mulai berhijrah dituduh sebagai ladang teroris, radikalis, dan beberapa ulama yang dipenjara.*

4. Idul Fitri tahun ini adalah hari duka. Ditengah kezaliman yang memuncak, muncul wacana referendum Aceh. Boleh Jadi, akan menyusul Papua, Kalimantan, Sulawesi, dan wilayah NKRI lainnya.*

5. Kedukaan umat ini semakin hari semakin pekat, melihat rezim justru memfasilitasi sejumlah penjajahan asing. Proyek OBOR Cina diyakini banyak kalangan dapat memberikan kerugian bagi Indonesia. Dari 28 kerja sama antara Indonesia dan Cina dalam kerangka tersebut, nilainya mencapai US$91 miliar, atau lebih dari Rp 1.288 triliun.*

6. Melambungnya harga tiket Pesawat juga menjadi duka mendalam bagi Pemudik.*
*Bayangkan saja, tiket antarpulau di negeri sendiri, jauh lebih mahal dibanding ke luar negeri.*Apalagi musim mudik tahun ini. *Kenaikan harga diluar nalar sampai 800% Contohnya, jurusan Jakarta-Makassar dan sebaliknya, tiket termurah Rp3.190.590 dan termahal mencapai Rp24 juta, yakni tiket bisnis maskapai Garuda yang transit di Jayapura (detik.com, 30/5/2019).*

7. Duka yang tak pernah usai adalah Duka Gaza. Ketenangan untuk menunaikan ibadah puasa pada Ramadhan 1440 H tampaknya belum bisa dirasakan warga jalur Gaza, Palestina. Mereka diliputi was-was karena gempuran rudal dari militer israel saat hari pertama Ramadhan. Warga yang saat itu tengah disibukkan dengan aktivitas membeli bahan makanan untuk menyambut Ramadhan pecah oleh serangan dan ledakan. Diberitakan AFP, hingga Minggu (5/5) malam, roket Israel terus menghantam kawasan Gaza. Akibatnya 23 warga Gaza meninggal dunia. Termasuk di antaranya seorang perempuan yang sedang mengandung dan seorang bayi.

Bukan hanya  Gaza di Palestina, tapi juga Rohinya, Uygur, New Zealand, Mali dan daerah lain yang juga di bantai oleh kafir penjajah.

Ukhtifillah sekalian negri kita tercinta ini sedang tidak baik-baik saja, mungkin kita merasakan indahnya Berhari Raya tapi mereka yang merasakan Duka adalah saudara seiman kita dan Perumpamaan Umat Islam sebagaimana digambarkan Rasulullah Saw. bagaikan satu tubuh. Hadits Rasul yang diriwayatkan oleh Nu’man bin Basyir :

مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى

Artinya: Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal kasih sayang bagaikan satu tubuh, apabila satu anggota badan merintih kesakitan maka sekujur badan akan merasakan panas dan demam. (HR. Muslim).

Perlu kita sadari, bahwa kekecauan yang terjadi merupakan upaya-upaya Barat untuk melemahkan kaum muslimin agar umat tidak mampu bangkit untuk mewujudkan kemuliaan mereka sebagai umat terbaik.

Semua Duka yang terjadi diberbagai belahan bumi ini disebakan karena semua negri menerapkan sistem buatan akal manusia baik itu Demokrasi-Kapitalis maupun Sosialis-komunis yang juga ingin menjadi adidaya. Inilah sumber duka yang hakiki sejak runtuhnya Daulah Islam di turki (Utsmani) pada tgl 3 maret 1924 negri-negri kaum muslim menjadi bangkai bagi para kafir penjajah bahkan sampai sekarang duka itu akan tetap ada.

Oleh karena itu, di bulan Ramadhan yang mulia ini seharusnya umat sadar bahwa kita sejatinya membutuhkan pelindung yang dengannya umat Islam kembali mulia.

Bukan hanya melindungi Gaza di Palestina, tapi juga Rohinya, Uygur, New Zealand, Mali dan daerah lain yang sudah terdapat pembantaian, namun juga melindungi seluruh dunia.

Untuk itu,  umat harus bersatu dalam satu ikatan kuat yaitu ikatan aqidah. Sebagai wujud kepedulian kita kepada mereka sebagai saudara, tentunya tak cukup hanya dengan mendoakan saja, pada faktanya mereka sudah menderita cukup lama. Kepedulian kita bisa kita lakukan dengan terus berupaya mewujudkan Khilafah.

Duka ini akan selesai jika Islam menjadi standar dalam segala lini kehidupan baik dalam ranah individu, masyarakat maupun negara.
Islam adalah agama yang rahmatan lil ‘alamin firman Allah Ta’ala,

وَما أَرْسَلْناكَ إِلاَّ رَحْمَةً لِلْعالَمِينَ

“Kami tidak mengutus engkau, Wahai Muhammad, melainkan sebagai rahmat bagi seluruh manusia” (QS. Al Anbiya: 107)

Rahmatan lil a'lamin Hanya terterapkan jika Dalam naungan Khilafah Islamiyah. (Sistem Pemerintahan Islam). Dan hanya Khilafah yang mampu meredam api Duka dan menjadi solusi problematika masalah ummat.

Sumber baca : Online : Media Ummat, Media Oposisi, Tulisan Nasrudin Joha.



Semoga bermanfaat.
Jangan lupa vote, comment, and share.
Terima kasih. Semoga menjadi amal jariyah kita semua. Aamiin Ya Allah.

DREAM HIGH (UPDATE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang