83. Membumikan Al-Qur'an

43 1 0
                                    

Bismillah. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Semoga bermanfaat. Jangan lupa vote ⭐, comment, dan share. Semoga menjadi amal jariyah kita semua. Aamiin Ya Allah.

💚Membumikan Al-Qur'an💚

Al-Quran adalah mukjizat Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam yang paling istimewa. Kemukjizatan Al-Qur'an tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Berbeda dengan mukjizat para rasul lainnya. Mukjizat mereka berlaku hanya saat mereka hidup.

Mukjizat Nabi Musa 'alaihi salam dalam membelah lautan, misalnya, hanya terjadi dan disaksikan oleh orang-orang yang hidup pada zamannya. Adapun kemukjizatan al-Quran berlaku hingga saat ini meski Rasulullah saw. sebagai pembawanya telah lama wafat. Allah Shubhanahu Wa Ta'ala berfirman:

إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا ٱلذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُۥ لَحَٰفِظُونَ

Sungguh Kamilah Yang telah menurunkan al-Quran. Sungguh Kami pula Yang menjadi Penjaganya (QS al-Hijr [15]: 9).

Mengomentari ayat di atas, Syaikh Wahbah az-Zuhaili menyatakan, “Kalimat ‘Sungguh Kami pula Yang menjadi Penjaganya,’  yakni dari kepunahan, penambahan dan pengurangan. Al-Quran adalah hujjah Kami atas para makhluk hingga Hari Kiamat. Kami menurunkan adz-Dzikra (al-Quran) sebagai petunjuk, rahmat, obat dan cahaya.” (Lihat: Az-Zuhaili, Tafsir al-Wajiz, Surat al-Hijr [15]: 9).

Wajib Selalu Berinteraksi dengan al-Quran

Interaksi dengan al-Quran wajib dilakukan jika kita berharap selalu berada di jalan yang lurus. Sejarah mencatat, kejayaan umat Islam berbanding lurus dengan tingkat interaksi mereka dengan al-Quran. Jika interaksi umat Islam dengan al-Quran tinggi maka kejayaan, kesuksesan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat sudah pasti menjadi milik mereka. Sebaliknya, jika mereka jauh dari al-Quran maka kesedihan, kekhawatiran dan kesengsaraan sudah pasti akan menimpa mereka di dunia maupun di akhirat (As-Sa’di, Taysir Karim ar-Rahman fi Tafsir Kalam al-Mannan, 1/50).

Nabi Muhammad  saw. pernah mengingatkan bahwa membaca al-Quran adalah cara paling mudah untuk meraih cinta Allah Shubhanahu Wa Ta'ala. Sabda beliau, “Siapa saja yang mengharapkan cinta Allah dan Rasul-Nya hendaklah membaca al-Quran.” (HR Ibnu Adi, Abu Nu’aim dan al-Baihaqi).

Bahkan Abdullah bin Mas’ud ra. berkata, “Siapa saja yang mencintai al-Quran akan mencintai Allah dan Rasul-Nya.” (HR ath-Thabarani).

Bukti terbesar cinta seseorang pada al-Quran adalah dengan berusaha memahami, merenungi dan memikirkan makna-maknanya. Sebaliknya, bukti kelemahan cinta seseorang pada al-Quran adalah berpaling dari al-Quran dan tidak merenungi maknanya. Imam al-Qurthubi mengatakan, men-tadabburi al-Quran adalah wajib.

Dengan jalan tadabbur-lah diketahui makna-makna al-Quran yang sesungguhnya (Al-Qurthubi, Jami’ Ahkam al-Qur’an, 5/290).
Allah Shubhanahu Wa Ta'ala telah dengan gamblang menjelaskan bahwa al-Quran adalah petunjuk (al-Huda) bagi manusia.

Namun, masih saja ada manusia yang mencari jalan selain al-Quran. Mereka tidak mengacuhkan al-Quran. Mereka tidak mau mengimani al-Quran. Mereka merasa terganggu dengan bacaan al-Quran. Mereka menolak isi dan aturan yang ada di dalam al-Quran.

Mereka dengan berani mengatakan al-Quran sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan zaman. Bahkan mereka berani mengatakan bahwa al-Quran mengekang kebebasan (HAM). Tindakan mereka jelas merupakan tindakan yang lancang kepada Allah Shubhanahu Wa Ta'ala dan Rasul-Nya.

Dosa Besar Mencampakkan al-Quran

Perilaku mencampakkan al-Quran (Hajr al-Qur’an) adalah dosa besar. Allah Shubhanahu Wa Ta'ala mencela orang-orang yang berperilaku demikian. Banyak perilaku yang termasuk Hajr al-Qur’an (mencampakkan al-Quran).

DREAM HIGH (UPDATE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang