77. Ramadhan Bulan Ketaatan Dan Perjuangan

4 0 0
                                    

Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Silahkan vote dan comment.
Semoga menjadi amal jariyah kita semua. Aamiin Ya Allah.

~RAMADHAN BULAN KETAATAN DAN PERJUANGAN~

Buletin Kaffah No. 139 (8 Ramadhan 1441 H - 1 Mei 2020 M)

Allah SWT berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa, sebagaimana puasa itu pernah diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian, agar kalian bertakwa (TQS al-Baqarah [2]: 183).

Dalam ayat di atas, Allah SWT mewajibkan puasa Ramadhan agar kaum Mukmin menjadi kaum yang bertakwa. Dengan demikian takwa adalah hikmah dari pelaksanaan puasa Ramadhan.

Takwa, menurut Imam an-Nawawi rahimahulLah di dalam Syarh Shahîh Muslim, adalah menjalankan perintah-perintah Allah dan meninggalkan larangan-larangan-Nya. Perintah dan larangan Allah itulah syariah Islam. Dengan kata lain, takwa adalah mengamalkan dan menerapkan syariah Islam di dalam kehidupan.

Takwa mesti diwujudkan secara individual pada setiap orang. Baginda Rasul saw. bersabda:

اتَّقِ اللَّهَ حَيْثُمَا كُنْتَ

Bertakwalah kepada Allah dimana saja kamu berada (HR Ahmad, at-Tirmidzi, ad-Darimi, al-Bazzar, al-Hakim dan al-Baihaqi).

Kata haytsu pada hadis di atas sebetulnya bisa merujuk pada tiga: tempat (makan), waktu (zaman) dan keadaan (hal). Karena itu sabda Baginda Rasul saw. itu bermakna: hendaknya kita bertakwa kepada Allah SWT di mana pun, kapan pun dalam keadaan bagaimana pun (Lihat, ‘Athiyah bin Muhammad Salim, Syarh al-Arba’in an-Nawawiyyah, 42/4-8).

Takwa juga harus diwujudkan secara kolektif di tengah masyarakat. Allah SWT berfirman:

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi. Akan tetapi, mereka mendustakan (ayat-ayat Kami). Karena itu Kami menyiksa mereka disebabkan oleh perbuatan mereka itu (TQS al-A’raf [7]: 96).

Ayat ini memang dalam redaksi berita (khabar). Namun, ayat ini disertai dengan pujian, yakni balasan berupa keberkahan dari langit dan bumi yang bakal dilimpahkan untuk kaum yang bertakwa. Dengan demikian ayat ini mengandung thalab (perintah atau tuntutan) agar kita bertakwa. Lalu Allah SWT menyatakan bahwa penduduk negeri-negeri itu mendustakan ayat-ayat-Nya, yakni tidak bertakwa, sehingga mereka disiksa. Ini merupakan qarinah jazim (indikator yang tegas) bahwa perintah untuk bertakwa adalah wajib.

Puasa Ramadhan memberikan pelajaran dan penegasan bahwa kaum Muslim secara individu maupun kolektif sebenarnya bisa mewujudkan takwa. Tentu jika mereka mengutamakan keridhaan Allah di atas segala kepentingan duniawi. Ramadhan yang kita jalani di tengah pandemi Covid-19 ini harusnya makin menyadarkan kita betapa lemahnya manusia.

Dengan pandemi ini, Allah SWT memperingatkan umat manusia bahwa pelanggaran terhadap syariah bisa menyebabkan bencana. Sebaliknya, pengamalan dan penerapan syariah akan menjadi rahmat bagi mereka, yakni mencegah dharar (bahaya) dan mendatangkan maslahah (manfaat).

DREAM HIGH (UPDATE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang